JAKARTA, GRESNEWS.COM - Indonesia Police Watch meminta agar Polri secara agresif mencermati manuver gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia. "Jangan sampai kelompok politik tertentu merekrut atau berkoalisi dengan ISIS. Sebab ISIS sendiri berusaha masuk ke kantong-kantong kelompok radikal dan wilayah penyanggah kota-kota besar," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran pers yang diterima Gresnews.com, Kamis (7/8).

Penelusuran IPW menemukan, ISIS makin menyebar di wilayah Pamulang, Bekasi, Malang, Jogja, Solo, dan sebagian Sulteng. Bahkan ada beberapa simpatisan ISIS menjadi relawan capres-cawapres. Sosialisasi ISIS di Indonesia mulai agresif sejak dua atau tiga bulan lalu. Gerakannya masih sebatas di Pulau Jawa, meski ISIS mulai mencoba masuk ke Sumatera lewat Lampung dan ke Sulawesi lewat perbatasan Sulteng-Sulsel.

"Tokoh-tokoh pergerakan ISIS di Indonesia umumnya anak-anak muda yang usianya 50 tahun ke bawah. Mereka mencoba masuk dan menguasai kawasan-kawasan kantong Islam radikal serta wilayah penyanggah kota-kota besar," ujar Neta menambahkan.

Pola pikir yang mereka kembangkan untuk menarik minat anak-anak muda bergabung adalah mensosialisasikan syahadat "Lailaha Ilallah" yang merupakan amalan Rukun Islam Pertama dan konsep khilafah. "Di beberapa daerah mereka sudah membentuk khilafah daerah," ujar Neta.

Setidaknya ada tiga kelompok ISIS yang bergerak di Indonesia. Kelompok pertama, masuk ke mesjid-mesjid melakukan sosialisasi, bahkan sampai ke anak-anak di Tempat Pendidikan Alquran (TPA). Kelompok kedua, membangun jaringan ke kelompok atau komunitas anak-anak muda untuk kemudian merekrutnya. Kelompok ketiga, berusaha masuk dan menguasai bisnis limbah industri di kawasan-kawasan industri dan berusaha menancapkan pengaruh di lokasi-lokasi hiburan serta kawasan bisnis lainnya.

Dengan banyaknya ormas keagamaan yang bersikap radikal di Indonesia, ISIS akan mendapat tempat tersendiri di kalangan tersebut. Apalagi dengan beredarnya video di media sosial bahwa ada orang Indonesia yang menjadi tokoh di ISIS dan mengajak anak-anak muda bergabung, hal ini makin menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara yang sangat strategis bagi kalangan Islam garis keras internasional.

Selain itu, kata Neta, posisi indonesia tak bisa diabaikan oleh jaringan teroris internasional, setelah begitu banyak aksi-aksi teror yang memakan korban di Indonesia. "Artinya, jaringan teroris internasional dan kalangan ISIS menilai banyak anak-anak muda Indonesia yang berpotensi direkrut dan dikader untuk membuat kekacauan, baik di negara lain maupun di Indonesia sendiri," ujarnya.

Situasi ini, menurut Neta, tentu membuat Polri harus segera bekerja keras, untuk melakukan deteksi dan antisipasi dini. Sehingga bisa diketahui sudah sejauh mana "kekuatan" ISIS bercokol di Indonesia. "Siapa-siapa saja tokoh garis keras yang sudah bergabung atau menjadi kader," ujarnya.

Beberapa tempat di Indonesia memang disinyalir sudah terpengaruh gerakan ISIS. Di Malang, sebuah masjid yang dinamakan "Masjid Biru" ditengarai menjadi tempat deklarasi anggota ISIS di Jawa Timur. Bupati Malang Rendra Kresna sampai harus menegaskan wilayahnya steril oleh kelompok radikal maupun pendukung slamic States Of Iraq and Syiria (ISIS).

"Sama seperti pemerintah pusat, kami melarang adanya ISIS. Dan di Kabupaten Malang steril dari kelompok itu maupun pendukungnya," tegas Rendra kepada wartawan usai menggelar Rapat koordinasi melibatkan tokoh agama, aparat keamanan, dan seluruh elemen masyarakat di Pendopo Kabupaten Malang, Selasa (5/8) kemarin.

Rendra menyebutkan, rakor menghasilkan penolakan keras terhadap ISIS, serta upaya mensosialisasikan wawasan kebangsaan terhadap masyarakat. Langkah ini bertujuan menghadang tumbuhnya gerakan yang menentang dasar negara. "Jika ada usaha mengajarkan ideologi selain pancasila, masyarakat bisa paham dengan tidak terhasut," sebutnya.

Ditanya kejadian 20 Juli 2014 disebut adanya pembaiatan terhadap pendukung ISIS di masjid ´biru´ Dusun Sempu, Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, akhir bulan lalu. Rendra menegaskan, sesuai informasi yang diterima, kegiatan tersebut tidak terkait ISIS maupun golongan atau kelompok yang mendukungnya.

Pengurus "Masjid Biru" M. Romli menegaskan deklarasi di masjid tersebut adalah deklarasi Ansharul Khilafah dan organisasi itu bukan bagian dari ISIS. Meski bukan ISIS tapi mereka mengaku mendukung sikap Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS membela Palestina. "Kami bukan ISIS dan jelas berbeda, hanya hubungan emosional dengan tujuan yang sama Daulah Khilafah," jelas Romli, Kamis (7/8).

Menurut dia, Ansharul Khilafah memiliki keprihatinan terhadap warga muslim di Palestina. Mereka harus didukung agar terbebas dari kondisi yang sekarang terjadi. "Kami teriris atas kondisi di Palestina. Harapan kami kepada Daulah Khilafah dipimpin oleh Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi untuk membebaskan Palestina," tutur alumni Universitas Jember ini.

Dia menceritakan, Ansharul Khilafah merupakan wadah atau forum bagi umat muslim yang mendukung lahirnya daulah khilafah. Dirinya tak menyangka dukungan hadir cukup banyak akhir bulan lalu. "Yang hadir banyak, dari berbagai kota," ujarnya.

Munculnya ISIS di Indonesia menjadi perhatian publik dan membuat banyak pihak bergerak melakukan antisipasi agar kelompok radikal itu tidak terbentuk. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah dalam waktu dekat akan mengumpulkan ketua MUI, 35 ribu pengurus dewan masjid se-Jateng.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Ahmad Darodji menegaskan paham ISIS tersebut diharamkan. Menurutnya perlu adanya pendekatan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan ISIS. "MUI tidak membenarkan, makanya menyatakan haram. Perlu pendekatan ke masyarakat agar memiliki kekebalan," kata Ahmad di kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan Semarang, Rabu (6/8) kemarin.

Sementara untuk wilayah Jakarta, Kepolisian Daerah Metro Jaya terus melakukan penyelidikan terkait adanya kegiatan deklarasi dukungan kepada kelompok ISIS di sebuah masjid di kawasan Bekasi. "Kita masih selidiki tersangka atau orang-orang yang diduga ikut ISIS," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno, Rabu (6/8) kemarin.

Sebelumnya, Kapolda mengatakan telah menyebar intelijen untuk mengintai pergerakan teroris yang berbai´at ke ISIS. "Intelijen Polda Metro memback-up Densus 88 Polri untuk menyelidiki atau mengintai jaringan tersebut. Ini sedang kita cari," ujarnya.

Terkait seruan berbai´at ke ISIS di sebuah masjid di Kota Bekasi, kata Kapolda, pihaknya sudah mengidentifikasi orang-orang tersebut. "Orang tersebut sudah diidentifikasi dan kita sedang melakukan pengejaran atau pencarian bekerjasama dengan Densus 88," lanjutnya.

"Tidak perlu ada pengaduan tapi kita lakukan langsung penangkapan bersama tim Polri, sudah turun dari Bareskrim," sambungnya.

Polda Metro Jaya juga mengoptimalkan fungsi Bhabinkamtibmas untuk lebih aktif berkomunikasi dengan masyarakat. Lewat Bhabinkamtibmas, Polda Metro Jaya menyerukan imbauan agar masyarakat mewaspadi gerakan yang menyerukan ISIS.

Kapolda menambahkan, seruan-seruan ISIS menyebarkan permusuhan dan kebencian yang dilarang oleh Negara. Indonesia sebagai Negara hukum, tidak membenarkan seruan yang bersifat provokatif yang menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan seperti itu. "Kita melihat ISIS sudah menyerukan permusuhan dan sebagainya sudah jelas itu permusuhan," katanya.

Penyebaran kebencian dan permusuhan, lanjut mantan Kapolda Jawa Tengah ini, bisa dikenakan pasal 160 KUHP dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. (dtc)

BACA JUGA: