Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan memerintahkan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) melakukan sterilisasi wilayah yang menjadi korban banjir dengan lisolisasi, abatisasi, dan kaporitisasi. Hal tersebut dilakukan agar bakteri penyakit dan nyamuk tidak berkembang biak dengan cepat.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati mengatakan, sejak Kamis (5/4) lalu, pihaknya telah menginstruksikan kepada puskesmas kecamatan yang daerahnya terendam banjir untuk melakukan pencegahan perkembangbiakan bakteri dan nyamuk.

"Di tempat-tempat yang masih ada genangan langsung dilakukan lisolisasi, abatisasi, dan kaporitisasi," kata Dien di Jakarta, Sabtu (7/4).

Ia mengaku tidak memerintahkan melakukan fogging di lokasi banjir. Sebab untuk melakukan fogging dilihat dari jumlah kasus DBD yang terjadi di wilayah tertentu. Sedangkan lisolisasi, abatisasi, dan kaporitisasi akan dilakukan di 35 titik, yang tersebar di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan.

"Stok obat dan lain-lain cukup, kita juga sudah koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," jelasnya.

Menurut Dien, hingga saat ini beberapa posko kesehatan masih membantu warga di lokasi banjir yang masih terdapat di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Selama masih terdapat pengungsi, posko kesehatan itu tetap disiagakan.

"Untuk penyakit-penyakit paska banjir akan dibiayai oleh Pemprov DKI Jakarta, seperti diare, leptospirosis, DBD dan lain-lain. Jika penyakit parah maka akan dirujuk ke rumah sakit rujukan dan tetap dibiayai," tandasnya seperti dikutip beritajakarta.com.

BACA JUGA: