JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) dinilai kurang mendistribusikan gas elpiji subsidi 3 kilogram kepada masyarakat. Tindakan Pertamina tersebut dituding sebagai sebuah kesengajaan agar masyarakat beralih menggunakan gas elpiji 12 Kg.

Pengamat dari Energi Watch Ferdinand Hutahaean menilai ada kesan yang aneh terhadap kelangkaan gas elpiji 3 kg ini. Sebab gas tersebut bukanlah ditimbun oleh pihak lain tetapi justru ditimbun sendiri oleh Pertamina. "Jangan terlalu mudah menuduh pihak lain sebagai penyebab kelangkaan dengan alasan terjadi penimbunan," kata Ferdinand kepada Gresnews.com, Jakarta, Jumat (27/2).

Jika benar Pertamina melakukan itu, Ferdinand mengaku heran, karena elpiji gas 3 kg diperuntukkan bagi kalangan rakyat yang tidak mampu karena masih disubsidi oleh pemerintah. "Kelangkaan ini terjadi akibat bentuk ketidakberesan kinerja Pertamina," ujarnya.

Dia meminta agar Pertamina jujur kepada publik terkait kelangkaan gas elpiji 3 kg. Ferdinand yakin Pertamina sendiri sebagai pelakunya. Agen, kata dia, tentunya tidak akan berani melakukan penimbunan karena sangat berbahaya jika rakyat tahu.

"Bisa juga bukan pengawasan yang tidak becus tapi memang disengaja begitu agar rakyat mau tidak mau harus gunakan gas elpiji 12 kg," kata Ferdinand.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said membantah adanya penimbunan elpiji gas 3 kg dan kenaikan harga gas elpiji gas 3 kg. "Harga gas elpiji akan menggunakan harga yang sama yaitu menggunakan harga subsidi dari pemerintah dan tidak alasan untuk menaikan harga gas," katanya.

Berdasarkan keterangan dari Pertamina, kata Sudirman, untuk stok dan permintaan di pasar masih tergolong aman dan tidak ada lonjakan. Dia menegaskan gas elpiji 3 kg diperuntukkan untuk kelas masyarakat bawah.

Bagi para spekulan dan bukan pengguna gas elpiji non subsidi harus menjaga moralitasnya untuk tidak menggunakan gas elpiji 3 kg. "Yang lebih beruntung, jangan ambil hak yang kurang beruntung," kata Sudirman.

BACA JUGA: