-
Pemerintah Didesak Permudah Skema Pembiayaan Rumah Bagi Pekerja Sektor Informal
Selasa, 17/10/2017 08:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo mendesak pemerintah untuk mempermudah skema pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di sektor informal yang sampai saat ini masih kesulitan mengakses perbankan. Dia mengatakan, saat ini masih banyaknya pekerja sektor informal yang kesulitan mengakses perbankan untuk mendapatkan kredit rumah.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kata Sigit, baru 2,5 persen pekerja sektor informal yang menikmati Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sejak program Satu Juta Rumah meluncur pada 2015 lalu. Peserta dari pekerja informal ini pun adalah hasil binaan perbankan syariah yang baru mendapatkan kemudahan KPR setelah sekitar satu atau dua tahun sudah mencicil.
"Sebenarnya pemerintah sudah memberikan beberapa fasilitas untuk MBR berupa pemberian Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Subsidi Bunga Kredit Perumahan (SSB), Subsidi Bantuan uang Muka (SBUM). Namun, masih banyak MBR yang hingga kini kesulitan mengakses bantuan itu terutama, mereka yang bekerja di sektor informal. Penghasilannya yang tidak tetap membuat mereka sulit untuk menembus syarat-syarat mendapatkan akses pembiayaan itu," kata Sigit Sosiantomo, Senin (16/10) seperti dikutip dpr.go.id.
Akibatnya, masyarakat yang tidak mampu memiliki rumah terpaksa tinggal berdesakan dengan anggota keluarga yang lain di rumah keluarga besar, menumpang dirumah teman, kost, mencari rumah murah yang jauh dari lokasi kerja, membangun rumah sendiri secara bertahap atau bahkan ada yang terpaksa tinggal di kawasan kumuh atau di kolong jembatan.
´Fasilitas pembiayaannya sudah banyak, tapi tidak bisa diakses, Karena itu, perlu skema pembiayaan baru bagi MBR kategori pekerja informal. Saya juga berharap keberpihakan perbankan pada sektor perumahan khususnya pembiayaan perumahan untuk sektor informal bisa lebih ditingkatkan,´ kata Sigit.
Seperti diketahui, keberpihakan perbankan pada MBR juga masih sangat rendah. Rasio penyaluran KPR terhadap PDB Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara tetangga, Singapura yang porsi pembiayaannya mencapai 53%, Malaysia yang mencapai sekitar 30 persen dan Thailand 15%. Sementara di Indonesia baru mencapai sekitar 8 persen. Sisanya, kebanyakan di infrastruktur dan SDA, padahal perumahan juga mendesak.
Berdasarkan data terakhir Bank Indonesia, penyaluran KPR dan KPA hingga Mei 2017 baru mencapai Rp 377,3 triliun. Penyaluran KPR tersebut baru mencapai 8,5 persen dari total penyaluran kredit perbankan. Dan penyaluran KPR ini hanya didominasi oleh 10 bank besar. (mag)Aturan BPN Kepemilikan Rumah oleh Orang Asing
Senin, 18/04/2016 16:00 WIBDalam Permen itu disebutkan, orang asing pemegang izin tinggal di Indonesia dapat memiliki rumah tempat tinggal atau hunian berupa rumah tunggal atau satuan rumah susun.
Amburadulnya Kredit Perumahan dan Tingginya "Backlog"
Jum'at, 15/04/2016 12:00 WIBTingginya kesenjangan antara kebutuhan dan pasokan papan mendorong banyak developer berlaku curang.
UU Tapera Hapus Peran Negara dalam Perumahan Rakyat
Rabu, 24/02/2016 16:00 WIBBerbeda dari pendapat para anggota dewan, Direktur Ekskutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda justru berpendapat UU Tapera malah menghilangkan peran negara dalam menyediakan rumah untuk rakyat.
Aturan Timpang Kepemilikan Properti Asing
Kamis, 21/01/2016 21:00 WIBKebijakan pemerintah menerbitkan aturan kepemilikan rumah tempat tinggal dan hunian untuk orang asing dinilai tak akan efektif mendatangkan devisi bagi negara.
FOTO: Rusun Jatinegara Barat Siap Beroperasi
Jum'at, 12/06/2015 11:10 WIBRusun dengan 16 lantai itu terdiri dari 520 unit dimana 390 unit sudah didaftar oleh warga Kampung Pulo untuk ditempati dengan biaya sewa sebesar Rp 300.000 per bulan.
FOTO: Sertifkasi Aset Nahdlatul Ulama
Minggu, 07/06/2015 12:32 WIBNota kesepahaman tentang "Gerakan Penyelamatan Aset-Aset Nahdlatul Ulama" dilakukan melalui pemberian sertifikasi aset Nahdlatul Ulama .
RUU Tapera Ditargetkan Rampung 2015
Rabu, 15/04/2015 10:30 WIBRencananya, penyelenggaran Tapera tak hanya diberlakukan bagi pekerja yang memiliki hubungan kerja industrial, tetapi juga masyarakat yang memiliki penghasilan tetapi tidak memiliki hubungan kerja industrial.
Peleburan Kemenpera dengan Kemen-PU Akan Perrparah Pertumbuhan Rumah Rakyat
Sabtu, 25/10/2014 11:00 WIBIsu penggabungan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dengan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dalam kabinet Jokowi menuai reaksi penolakan para pelaku pasar perumahan.
Tantangan Sektor Perumahan Buat Pemerintahan Jokowi
Senin, 01/09/2014 23:01 WIBSejak Indonesia Merdeka tahun 1945 hingga saat ini pemerintah selalu menghadapi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan khususnya di sektor perumahan.
Kejagung Mengaku Telah Menindak Sejumlah Pengembang Nakal
Kamis, 21/08/2014 08:15 WIBKejaksaan Agung mengaku telah banyak menindak pengembang nakal di wilayah Jabodetabek yang tidak memenuhi ketentuan pembangunan kawasan pemukiman berimbang.
Kejagung Turun Tangan Siap Tindak Pengembang Nakal
Jum'at, 13/06/2014 23:00 WIBKemenpera meminta Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) sebagai pengacara negara dapat membantu memberikan tindakan hukum kepada pengembang yang sudah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) berkonsep Kawasan Hunian Berimbang tapi belum membangun kawasan yang dimaksud tersebut.
Pelaku Properti Nilai Program Perumahan Jokowi Lebih Unggul dari Prabowo
Jum'at, 13/06/2014 00:00 WIBPara pelaku properti terus mengamati program kerja yang ditawarkan pasangan calon presiden di bidang perumahan dalam sejumlah kampanye dan debat mereka.
Kinerja Mundur, Menteri Perumahan Sebaiknya Profesional
Selasa, 27/05/2014 23:00 WIBSangat aneh bila pemerintah malah menyerahkan seluruhnya kepada pengembang. Apalagi Djan Farid malah mengancam pengembang akan dipidanakan bila tidak memenuhi kuota tersebut.
Program Kerja Capres dan Cawapres Soal Perumahan Rakyat Masih Sangat Umum
Selasa, 27/05/2014 09:00 WIBIndonesia Property Watch (IPW) menilai program kerja yang disampaikan pasangan calon presiden dan wakil presiden tentang perumahan rakyat masih bersifat umum dan belum nyata.