Bandara Ahmad Yani Semarang yang sempat ditutup, karena peristiwa tergelincirnya pesawat Wings Air rute Bandung-Semarang pada Minggu (25/12) malam telah dibuka kembali. Dioperasikannya kembali bandara setelah petugas berhasil mengevakuasi badan pesawat dari landasan.
"Sudah (dibuka)," kata Kepala Humas Kemenhub Bambang S Ervan, Senin (26/12) pagi.
Pesawat Wings Air ATR 72-600 dengan nomor penerbangan IW 1896 tergelincir Minggu (25/12) malam sekitar pukul 18.45 WIB saat akan mendarat di Bandara Ahmad Yani setelah penerbangan dari Bandung. Namun mengenai penyebab tergelincirnya pesawat tersebut masih dalam penyelidiki Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Menurut penjelasan General Manager Angkasa Pura I, Priyo Jatmiko, saat pesawat mendarat itu kondisi landasan tengah hujan deras, angin juga cukup kencang. Info dari BMKG kekuatan angin mencapai 26 knot. Pesawat sempat touch kemudian tergelincir ke arah kanan hingga sebagian badan pesawat ada di luar landasan. Akibat tergelincir itu roda pesawat bagian kanan patah tertekuk.
Namun dalam kejadian itu tidak ada korban jika dari 48 penumpang dan 4 awak pesawat dinyatakan selamat. Hanya 6 orang diantaranya mengalami shok.
Upaya evakuasi pesawat dilakukan hingga Senin pagi, hingga badan pesawat berhasil dipindahkan dari landasan. Saat ini operasional bandara yang sempat ditutup untuk penerbangan menuju dan keluar bandara telah dibuka kembali. (rm/dtc)
Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais mengatakan, rangkaiaan kecelakaan tersebut seharusnya menjadi titik tolak pemerintah unntuk betul-betul mengevaluasi sistem pengadaan alutsista TNI termasuk pembelian pesawat bekas atau hibah.
Pesawat tersebut diproduksi tahun 1954 di Amerika Serikat. Artinya dari sisi usia sudah tua dan seharusnya sudah diganti dengan pesawat yang lebih baru.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ibu Iriana Joko Widodo (kedua kanan) dan Ketua Panitia KAA Luhut Pandjaitan (kiri) serta Kepala Protokol Negara Rusdi (kanan) melepas kepulangan Kepala Negara dan Delegasi Asia Afrika usai puncak Peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika, di Balai Pakuan, Bandung Jumat (24/4).
Pidato Presiden Jokowi dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) yang mengkritik kebijakan ekonomi internasional dan juga keberadaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) diapresiasi banyak pihak. Bahkan pidato ini dianggap sebagai pidato presiden paling berani semenjak era reformasi 1988.
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang berlangsung dari 22-23 April resmi ditutup Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, petang kemarin.
Bicara pada kesempatan yang sama anggota delegasi Syria Sammeer Jawhara menyampaikan keprihatinan atas tragedi Palestina yang sampai sekarang masih terus berlangsung.
Menurutnya, negara-negara di Asia dan Afrika dituntut untuk melakukan kontekstualisasi melalui tiga nilai yang perlu diperjuangkan oleh para pemimpin pendahulu pada 60 tahun lalu, yaitu kesejahteraan, solidaritas, dan stabilitas.
Pertemuan kali ini akan mendorong kinerja eksekutif dimana pada tingkat eksekutif sudah diketahui keinginan presiden untuk membawa isu Palestina dalam pembicaraan.
Konferensi Parlemen Asia Afrika yang akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ´Keynote Speaker´ tersebut akan digelar pada Kamis (23/4).
Suasana ruas jalan protokol ibukota saat pengalihan arus lalu-lintas saat penyelenggaraan Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (22/4).
