JAKARTA - Budayawan Emha Ainun Najib mengatakan, saat ini masyarakat sangat mudah mengeluarkan emosi sehingga dapat menimbulkan konflik sosial. Ini merupakan sebagai bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah.

"Pertama karena masyarakat tidak terpuaskan hatinya oleh kinerja pemerintahnya. Jadi mereka tidak merasakan mendapatkan yang seharusnya mereka dapatkan di segala bidang, baik hak politik, ekonomi, budaya, maupun keamanan fisik," kata Emha di Jakarta, Selasa (4/12).

Dia menjelaskan, bila orang sudah tidak merasa nyaman dan aman, mudah timbul rasa saling curiga dan pasti mudah bertengkar. Kondisi inilah yang dimanfaatkan sekelompok elite baik nasional maupun regional untuk kepentingannya dengan mempertengkarkan kelompok horizontal. "Nanti tinggal diberi baju, apakah itu syiah, ahmadiyah, apa kek, yang tujuannya semuanya untuk mencapai keuntungan ekonomi," jelasnya.

Sebenarnya konflik sosial dapat dihindari, bilamana masyarakat serius dalam memilih pemimpinnya, tidak hanya pada tingkatan lurah saja, melainkan hingga tinggatan nasional (presiden) juga harus serius dengan mempertimbangkan klasifikasi kriteria presiden yang baik.

"Tetapi dengan catatan harus serius. Namun hal ini tetapi tidak mudah, karena orang rakyat Indonesia tidak masalah kok (kondisi), perang juga kok yang bentrok-bentrok, yang jual minuman ya jual," pungkasnya.

BACA JUGA: