Jakarta - Program sterilisasi jalur bus Transjakarta tidak berjalan optimal karena masih adanya angkutan umum dan kendaraan pribadi yang menyerobot jalur khusus bus tersebut. Waktu tempuh bus Transjakarta menjadi lebih lama karena tertahan antrean kendaraan penyerobot.

Belum adanya kerja sama yang baik antara Pemprov DKI Jakarta dengan kepolisian diduga menjadi salah satu pemicu tidak optimalnya sterilisasi tersebut. "Perlu evaluasi agar sterilisasi bisa berjalan dengan baik," ungkap anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Gerindra, S Andhyka, di Jakarta, Selasa (24/1).

Program sterilisasi jalur bus Transjakarta sudah digelar sejak Agustuts 2010 lalu. Langkah tersebut diambil setelah kenyataan di lapangan mendapati banyaknya kendaraan lain selain bus Transjakarta melintasi jalur khusus tersebut. Sterilisasi dilaksanakan jajaran kepolisian dibantu petugas gabungan dari Dishub DKI, Garnisun dan Satpol PP DKI.

Andhyka menilai, kondisi demikian memperlihatkan komunikasi yang kurang baik antara Dishub DKI dengan beberapa intansi terkait. Padahal, untuk tahun 2011, anggaran untuk sterilisasi jalur bus Transjakarta cukup besar. "Misalnya, untuk satgas sterilisasi saja, Dishub DKI mengalokasikan anggaran sebesar Rp5 miliar. Lalu, pembelian portal bus Transjakarta Rp550 juta serta alokasi untuk satgas parkir di jalur bus Transjakarta sebesar Rp500 juta," ungkap Andhyka, dikutip laman beritajakarta.com.

BACA JUGA: