JAKARTA - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat hingga 25 Desember telah terjadi sebanyak 147 kasus tawuran di Jabodetabek yang menewaskan 82 pelajar, sekitar 95% terjadi di Jakarta. Angka ini meningkat dibanding tahun 2011 yang hanya terjadi 128 kasus tawuran yang menewaskan 30 pelajar.

Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkab melonjaknya angka tawuran pelajar di Jabodetabek. Selain karena minimnya pendidikan budi pekerti pada setiap kurikulum sekolah, juga akibat adanya pengaruh tayangan kekerasan yang dilakukan orang dewasa, baik melalui media massa atau dilihat secara langsung oleh pelajar, baik tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, maupun sekolah menengah atas.

"Selain itu, terbatasnya ruang ekspresi positif yang diminati siswa juga menjadi salah satu pemicu pecahnya tawuran antar pelajar," ujar Arist, Selasa (25/12), seperti dilansir beritajakarta.com

Karena itu, Arist mendesak Pemprov DKI maupun pemerintah pusat dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membuka simpul-simpul yang menimbulkan maraknya tawuran pelajar tersebut.

Sementara Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Samsul Ridwan, menuturkan tingginya tawuran antar pelajar menggambarkan gagalnya tanggung jawab keluarga, masyarakat, lingkungan sekolah, dan pemerintah dalam menjaga dan melindungi anak.

"Harusnya semua elmen masyarakat, sekolah, pemerintah dan komponen lainnya turut menjaga anak-anak, baik langsung maupun tidak langsung," kata Ridwan.

BACA JUGA: