JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pertumbuhan ekonomian Indonesia yang terus menurun akhir-akhir ini memicu desakan dilakukannya pergantian kabinet. Kondisi pasar dan nilai tukar Rupiah yang merosot, menjadi cerminan kinerja para anggota kabinet kerja Jokowi.

Melambungnya harga bahan pokok dan tarif angkutan, namun tak diimbangi dengan naiknya pendapatan menyebabkan kehidupan rakyat kecil semakin tercekik. "Saya sudah sampaikan kepada Presiden, hati-hati dengan nilai tukar. Sebab, sebagian besar masyarakat kesulitan membeli beras karena harganya meninggi meskipun sedang musim panen," kata Ketua MPR, Zulkifli Hasan di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa (28/4).

Meski demikian, ia tak curiga terhadap kinerja para menteri di bidang perekonomian. Namun, hasil berkeliling daerah menyimpulkan keluhan masyarakat atas beban hidup yang makin berat tersebut.

Dapat dilihat, kenaikan harga barang hampir terjadi di seluruh jenis barang pokok, juga kebutuhan sekunder. Karenanya Pemerintah perlu memprioritaskan memberi bantuan sosial bersamaan untuk meringankan beban masyarakat seperti contohnya beras miskin (Raskin).

"Banyak sekali rakyat kita yang tadinya mendekati miskin menjadi miskin akibat kenaikan harga-harga," katanya.

Sementara Wakil Ketua DPR Agus Hermanto pun menyarankan Presiden Jokowi mengganti sejumlah menteri bidang ekonomi. Sebab kinerja kementerian perekonomian selama ini dianggap kurang cakap oleh masyarakat. Hal ini bisa terlihat dari lemahnya penanganan ekonomi di tanah air.

"Buktinya, perekonomian kita turun drastis dan berimbas pada pengadaan pangan. Harga BBM kita naik, dan nelayan kita tidak bisa melaut," ujarnya di Gedung DPR, Senayan, kemarin.

Lebih parah lagi, pengadaan beras miskin yang seharusnya diberikan pada rakyat kurang mampu malah salah sasaran. "Warga miskin sudah sedikit sekali yang konsumsi raskin," katanya.

Namun demikian, dirinya tetap memasrahkaan pergantian susunan kabinet ini pada kewenangan presiden seperti yang diamanatkan undang-undang.

BACA JUGA: