JAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim Indonesia berada diurutan ke tiga sebagai negara dengan pertumbunan ekonomi terbaik diantara negara-negara besar G-20. Menurutnya Indonesia hanya kalah dari Tiongkok (RRC) dan India dari sisi pertumbunan ekonomi.

"Korea Selatan, Meksiko, Jerman, Uni Eropa, Amerika, Arab Saudi, Jepang semuanya di bawah kita jauh. Ini yang sering kita tidak menyadari dan tidak mensyukuri," kata Presiden saat membuka Pasanggiri Nasional serta Kejuaraan Nasional Tingkat Remaja Perguruan Pencak Silat Nasional (Persinas) ASAD 2017, di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (8/8).

Untuk itu ia mengajak semua pihak mensyukuri pertumbuhan ekonomi tersebut. Menurutnya disaat pertumbuhan ekonomi dunia sekarang ini yang sangat melambat dan tidak baik, Indonesia masih pada posisi di atas 5 (lima) besar.

"Baru kemarin diumumkan lagi untuk kuartal kedua 2017, Alhamdulillah pertumbunan ekopnomi berada pada posisi di atas 5,yaitu 5,01 persen. Ini patut kita syukuri," ujarnya seperti dikutip setkab.go.id.

Menurutnya kondisi inflasi juga sama. Jika dulu inflasi mencapai 8-9, Saat ini menurut presiden, sudah bisa ditekan,  2015 pada 3,35, 2016 Alhamdulillah 3,02, artinya pengendalian harga ini bisa dlakukan dengan baik.

Diungkapkan Jokowi, saat ini pemerintah memang baru fokus untuk menyelesaikan infrastruktur. Sebab ia menilai hal itu merypakan hal yang basic, hal yang sangat mendasar, dalam rangka persaingan  dengan negara-negara lain.

Ia mengungkapkan pemerintah telah merapikan infrastruktur dikawasan perbatasan, pembangunan pelabuhan-pelabuhan besar kendati belum selesai tapi akan terus dikerjakan hingga segera selesai. Jalan tol luar jawa juga mulai dibangun, jalur kereta api di luar Jawa juga mulai dibangun, airport di pulau-pulau terpencil juga bisa segera diselesaikan dalam 3 tahun ini.

"Dengan ini apa yang akan kita peroleh? Akan terjadi mobilitas barang dan mobilitas orang yang nantinya bisa menurunkan harga-harga bahan pokok di seluruh tanah air," terang Presiden.

Diakuinya saat ini memang belum semua proyek infrastruktur selesai, sehingga belum bisa dirasakan masyarakat. Tetapi kalau ini semuanya tersambungkan, dan insha Allah sesuai dengan target yang dikerjakan, Jokowi meyakini harga-harga diseluruh tanah air ini akan terkendali dan pada posisi yang bisa bersaing dengan negara-negara lain.

Setelah infrastruktur selesai menurutnya, pemerintah akan mulai masuk ke pembangunan sumber daya manusia.

"Karena kalau airport, pelabuhan, jalan tol, jalur kereta api ini selesai, kemudian sumber daya manusianya tidak disiapkan, karakter anak-anak kita tidak disiapkan, etos kerja anak-anak tidak mulai dilatih, baik di pondok pesantren, baik di diniyah, baik di sekolah-sekolah SD-SMP-SMA/SMK, di universitas tidak disiapkan secara baik, percuma yang fisik-fisik tadi," tuturnya.

Sebab sumber daya alam tanpa didukung oleh kekuatan sumber daya manusia yang baik, yang mempunyai karakter yang kuat, menurutnya, justru sumber daya alam yang ada hanya akan menjadikan kita malas, manja dan tidak memiliki etos kerja yang baik.

"Inilah yang harus kita siapkan karena tanpa itu negara ini tidak akan menjadi sebuah negara yang kuat," kata Presiden.

Untuk itu presiden meminta pengajaran di SMA dan SMK tidak rutinitas dan monoton. Ia mencontohkan, di SMK sudah bertahun tahun jurusnannya selalu jurusan bangunan, jurusan mesin,  jurusan listrik, padahal dunia sudah berubah begitu cepatnya.

"Mengapa tidak berganti jurusan megatronika, mengapa tidak jurusan logistik, mengapa tidak jurusan retail, mengapa tidak jurusan animasi, mengapa tidak jurusan e-sport. Di dampingi oleh karakter-karakter yang baik, jurusan-jurusan ini akan menjadi kekuatan negara kita," ungkap Presiden.

Demikian juga dengan Fakultas yang ada. Presiden mengaku  telah menyampaikan kepada Menteri Ristek Dikti, kepada rektor, agar jangan juga terpaku pada jurusan-jurusan ekonomi, hukum, sospol. Kenapa kita tidak membangun jurusan-jurusan yang dibutuhkan sekarang ini, misalnya jurusan human resources development, pengembangan sumber daya manusia.

Dalam kesempatan itu presiden mengaku senang bahwa basic karakter ini sudah diisi oleh pondok pesantren-pondok pesantren, utamanya Pondok Pesantren LDII. Sebab, Ilmu tanpa iman dan takwa juga percuma, tidak ada artinya. (rm)

BACA JUGA: