JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kebijakan penambahan kuota negara bebas visa ke Indonesia untuk memperbaiki nilai tukar rupiah diapresiasi oleh DPR. Namun mereka juga meminta pemerintah untuk selektif memilih negara-negara yang akan dibebaskan visanya.

Defisit neraca berjalan akan berkurang dengan meraup devisa sebanyak-banyaknya. Cara ini kemungkinan akan jitu menangani anjloknya nilai tukar rupiah.

"Saya kira kebijakan itu dapat meningkatkan ekonomi, di tengah kondisi ekonomi kita yang turun drastis dan nilai dolar menguat atas rupiah," kata Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (17/3).

Ia amat mendukung kebijakan pemerintah ini dengan pengharapan akan menambah jumlah wisatawan, dan berdampak positif pada ekonomi Indonesia. Sebab, saat ini saja nilai tukar rupiah sudah mencapai lebih dari Rp13 ribu per US$1. Hal yang tak pernah terjadi di Indonesia pascra krisis moneter di tahun 1997-1998 lalu.

DPR juga mengapresiasi langkah penambahan kuota bebas visa karena bisa mendukung industri pariwisata Indonesia. "Dengan jumlah tempat wisata yang banyak dan ciamik, Indonesia seharusnya memiliki jumlah wisatawan yang jauh lebih banyak dibanding negara lain. Namun, sayangnya pariwisata Indonesia masih kalah dengan Malaysia," kata Agus.

Dia menegaskan, potensi pariwisata yang kaya dan melimpah dari Indonesia harus ditonjolkan agar jumlah wisatawan ke Indonesia jauh lebih meningkat. "Selain kurang berpromosi, terbatasnya negara bebas visa juga menjadi alasan potensi wisata Indonesia tidak optimal," katanya.

Dalam memberikan bebas visa, pemerintah harus selektif dalam memilih negara. Hal ini diperlukan guna menghindari dampak negatif, seperti penyebaran narkoba hingga paham terorisme.

Pun juga pembatasan negara-negara dengan kasus pelecehan kepada Indonesia seperti yang dilakukan Australia. "Harus dilihat dulu situasi hubungan kedua negara," serunya.

Sebelumnya, pemerintah berencana menambah daftar negara penerima bebas visa masuk ke Indonesia sebanyak 25 negara. Berdasar studi di beberapa negara, membuka bebas visa akan meningkatkan jumlah wisatawan hingga 15 persen.

Saat ini, terdapat 15 negara yang sudah mendapatkan bebas visa masuk ke Indonesia. Maka demgan tambahan tersebut, total negara yang mendapatkan bebas visa masuk ke Indonesia sebanyak 40 negara.

Setiap satu negara rata-rata akan mendatangkan sekitar 1 juta wisatawan. "Jadi akan ada tambahan 150.000 wisatawan mancanegara ke Indonesia," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Jakarta, Senin (16/3).

Hampir semua negara Eropa akan masuk dalam rencana ini, setelah sebelumnya sudah terdapat lima negara yang mendapatkan bebas visa masuk ke Indonesia yaitu Australia, China, Korea Selatan, Jepang, dan Rusia. Namun pemerintah menghapuskan Australia dalam daftar tersebut akibat ketegangan kedua negara terkait masalah hukuman mati.

BACA JUGA: