JAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para Bupati/Walikota di seluruh daerah untuk memperhatikan masalah-masalah yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi, serta penyerapan anggaran. Ketiga hal itu, menurut Presiden, berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi secara nasional.

"Itu poin penting sekali karena daerah apapun namanya pertumbuhan nasional itu ditopang dan berangkat itu dari ekonomi daerah. Jadi pertumbuhan ekonomi daerah dan juga tadi saya tekankan betapa sangat pentingnya inflasi. Pertumbuhan ekonomi misalnya dapat mencapai 5,8% atau 6% tapi inflasinya sampai 8% menjadi tidak ada artinya," kata Presiden Jokowi seperti dikutip situs setkab.go.id, Kamis (22/1).

Karena itu, dalam pertemuan dengan para Bupati/Walikota se-Sumatera itu, Presiden Jokowi mengaku memberi trik-trik praktis untuk menekan inflasi daerah, lewat tim pengendalian inflasi daerah. "Apa yang harus dilakukan, apa yang harus dikerjakan, siapa yang didatangi, dan dengan cara apa inflasi bisa ditekan. Secara singkat juga saya sampaikan," terang Jokowi.

Presiden Jokowi menyampaikan, target pertumbuhan ekonomi 5,8% itu optimismenya sama dengan pesimismenya. Namun demikian, Presiden menilai, angka itu masih realistis. "Negara yang lain mungkin mengurangi, kita kan menambah sekarang kan 5,1%, kalau nanti bisa 5,6% atau 5,8% itu saya kira prestasi karena negara lain semua mengurangi," kata Jokowi.

Lantas bagaimana cara kepala daerah menekan inflasi? Bupati Nias Sokhiatulo Laoli mengatakan, Presiden Jokowi memberikan tips tertentu untuk melakukannya. Salah satunya adalah dengan blusukan ke gudang-gudang penyimpanan logistik.

"Pak Presiden tadi bilang, kita harus menekan inflasi, harus turun. Kita harus jaga stok barang, jangan ada yang menumpuk. Kita awasi harga, sehinga kalau diawasi semua itu turun," kata Laoli di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/1).

Laoli juga mengatakan, Presiden mengeluhkan kurangnya kontrol peredaran barang. Bahkan banyak pula yang memainkan harga.

"Jadi selama ini inflasi kita tidak terkontrol. Banyak barang-barang stoknya tidak diawasi, baik impor maupun produksi dalam negeri. Jadi kita diinstruksikan turun ke lapangan, melihat di pasar-pasar, gudang, ada nggak penumpukan stok. Itu yang memuat inflasi itu tidak lancarnya distribusi barang. Sehingga menumpuk, banyak yang mainkan harga. Jadi di situ nanti inflasinya tinggi," jelas Laoli.

Selain itu, lanjut Laoli, Presiden Jokowi meminta peningkatan pembangunan infrastrktur. Karena itu merupakan faktor pendongkrak perekonomian. "Pembangunan infrastrukur, itu kita diinstruksikan harus seragam dari pusat hingga daerah. Karena itu yang membuat pertumbuhan ekonomi bangsa,

Ada daerah yang infrastrukturnya masih problem. "Jadi harus minta dukungan dari pusat. Seperti jalan jembatan, perhubungan laut dan udara, itu harus dibangun," katanya.

"Pak Presiden bilang tidak ada persoalan anggaran. Uang ada kok. Cuma bisa tidak disinergikan," tambahnya. (dtc)

BACA JUGA: