JAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada jajarannya untuk terus melakukan pengecekan ke gudang-gudang distributor barang kebutuhan pokok, agar para distributor itu tidak melakukan penimbunan stok sehingga menimbulkan ketidakstabilan harga. Penimbunan barang kebutuhan pokok ini disinyalir menjadi penyebab melambungnya inflasi.  

Diakui Presiden, banyak penyebab tingginya inflasi, antara lain kenaikan harga BBM, kemudian juga tarif listrik, tarif angkutan, juga masalah harga elpiji. Namun yang paling banyak adalah kebutuhan paling dasar beras, cabe, bawang merah, daging ayam, daging sapi.

Untuk itu Presiden Jokowi meminta anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar melibatkan jajaran kepolisian,  pemerintah daerah, dan Bank Indonesia di daerah. Sesering mungkin terjun ke lapangan, terjun ke gudang-gudang, distributor besar untuk melihat apakah mereka menimbun atau tidak barangnya.

"Harus terus dikontrol sehingga distributor besar terasa kalau mereka diawasi, jangan sampai mereka tidak diawasi menimbun barang dan memainkan harga. Ini yang paling penting, dan itu juga saya lakukan saat saya menjadi walikota maupun gubernur," tegas Jokowi, saat Acara pembukaan Rakornas IV TPID, seperti dikutip setkab.go.id, Rabu (27/5).

Menurut presiden itulah yang dilakukannya saat menjadi Walikota Solo, sehingga inflasi di Solo hanya 1,53%. Sebab saban 2 (dua) minggu sekali ia datangi gudang-gudang, mendatangi distributor dan mengingatkan untuk tidak melakukan penimbunan.  "Selalu saya sampaikan hati-hati jangan stok barang, hati-hati stokmu harus keluar, harus disampaikan itu. Kalau tidak ini akan dipakai untuk bermain-main harga, terutama di tempat-tempat yang jangkauannya sulit," ungkapnya.

Terhadap kabupaten-kabupaten yang jangkauannya sulit, Presiden mensinyalir permainannya ada di gudang. Tetapi ia meyakini kalau yang mengecek ada dari BI, dari Pemda, dari Kejaksaan, dari Kepolisian, mereka akan berpikir seribu kali.

Oleh karena itu Presiden menginstruksikan kepada Kapolri dan Jaksa Agung agar diperintahkan ke jajaran di bawahnya, terkait masalah inflasi untuk menjadi perhatian.

Selain itu Presiden Jokowi juga mengingatkan kepada para Gubernur, Bupati dan Walikota, untuk mencadangkan anggaran, untuk kegiatan operasi pasar. "Sehingga kalau cabe harganya mahal langsung dipasok dengan cabe. Beras mahal, langsung dipasok sebanyak-banyaknya," ujar Jokowi.  

Diakui presiden, saat ini yang melakukan operasi pasar baru Bulog. Namun jika kabupaten/kota juga ikut bersama-sama melakukan itu, inflasi akan bisa tekan serendah-rendahnya

“Kalau pertumbuhan ekonomi 5, kemudian inflasi bisa ditekan di bawah 5 atau 4 artinya masyarakat akan menikmati sebuah perbedaan antara inflasi dan angka pertumbuhan itu,” kata Presiden. Sebab percuma saja
pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen kalau inflasinya mencapai 12 persen, sebab masyarakat tidak akan mampu membeli barang, karena barang-barang yang ada akan terasa mahal.

Presiden meminta daerah-daerah yang berkontribusi tinggi terhadap inflasi harus hati-hati. Harus dilihat sebetulnya siapa yang menyumbang atau mendorong inflasi daerah itu. Menurut Presiden, selama ini bobot terbesar penyebab inflasi masih berada pada komoditas-komoditas pangan, beras misalnya itu mempengaruhi hampir 4,02%. Daging ayam juga berpengaruh cukup besar, 1,1%. Daging sapi juga berpengaruh, cabe merah juga memberikan pengaruh, bawang merah juga memberikan pengaruh.

BACA JUGA: