JAKARTA, GRESNEWS.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan besaran inflasi tahun ini jauh dari target APBN yang ditentukan sebelumnya. BPS mencatat mencatat inflasi sepanjang 2017 sebesar 3,61%, atau  masih di bawah target APBN sebesar 4,3%.

"Dengan 0,71% ini berarti tahun kalendar (YoY) 2017 sebesar 3,61%. Angka ini bagus karena berada jauh di bawah target APBNP 4,3%," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan besaran inflasi 2017 sebesar 3,61% di 2017 inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,28% dan terendah di Sorong 0,18%.

Disebutkan Suhariyanto, inflasi Desember 2017 yang lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya juga dianggap normal karena memasuki masa libur Natal dan Tahun Baru 2018. Banyaknya hari libur membuat permintaan mengalami lonjakan.

"Sekarang kalau inflasi Desember 2017 0,71% ini kita duga pasti inflasinya lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya, karena banyak libur dan banyak permintaan. Dengan 0,71% ini oke, karena secara total 2017 3,61%," ujarnya.

 Besaran inflasi pada Desember 2017 tercatat sebesar 0,71%. Terjadinya inflasi pada Desember 2017 tersebut disebabkan karena andil makanan, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Menurut Suhariyanto besaran inflasi pada Desember 2017 yang tercatat sebesar 0,71%, andil terbesar inflasi disebabkan oleh kenaikan bahan makanan seperti kenaikan harga beras, telur ayam, daging ayam, hingga tomat.

"Jadi inflasinya 2,26% andil bahan makanan 0,46%. Ada beberapa komoditas yang memberikan andil kenaikan harga beras, telur segar andilnya 0,08% dan daging ayam ras 0,07%, cabai merah andil 0,05%, beberapa sayuran tomat cabai rawit wortel 0,01-0,02%," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).

Kenaikan harga makanan jadi dan rokok juga menyumbang inflasi hingga 0,30%. Isu kelangkaan Elpiji juga memberikan andil inflasi pada Desember 2017 sebesar 0,71%.
Sedang untuk sandang, kesehatan andilnya aman sebesar 0,01%, untuk pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak ada andilnya," ujarnya.

Sementara pada saat libur Natal dan Tahun Baru 2018, sektor transportasi dan telekomunikasi juga memberikan andil. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan.

"Untuk transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan itu andilnya 0,14%, karena meningkatnya permintaan karena libur Natal dan tahun baru, pertama angkutan udara 0,10%, tarif angkutan antar kota 0,01%, itu dipicu kenaikan oleh angkutan udara," jelasnya. (dtc/rm)

BACA JUGA: