GRESNEWS - Pemilih di Jawa Barat cenderung mengidentifikasikan Ahmad Heryawan sebagai seorang birokrat ketimbang kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kemenangan Aher juga ditentukan oleh pasangannya, Deddy Mizwar (Demiz),  yang dikenal sebagai sosok religius yang mampu menarik hati warga pedesaan Jawa Barat yang cenderung agamis. Demiz juga berhasil mempertahankan para loyalis PKS dan berhasil mendongkrak perolehan suara Aher, sehingga elektabilitas Aher terus meningkat.

"Kasus di tubuh PKS tidak cukup waktu untuk mengubah pemilih yang sudah terlanjur simpati ke Aher dan dukungan suaranya mencapai 32 persen," kata  Direktur Eksekutif Pusat Kajian dan Kebijakan Pembangunan Strategis Puskaptis Husin Yazid kepada Gresnews.com, Senin (25/2), di Jakarta.

Sejumlah lembaga hitung-cepat menempatkan pasangan Aher-Deddy Mizwar (Aher-Demiz) di urutan teratas perolehan suara Pilkada Jabar yang digelar kemarin. Sementara PKS sedang dirundung masalah korupsi setelah mantan Presiden PKS Luthfi Hasaan Ishaq ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh KPK karena dugaan kasus suap izin impor daging sapi.

Menurut Husin, hasil yang diperoleh dari Pilgub Jabar 2013 bukan sesuatu yang mengejutkan, karena sudah diprediksikan sebelumnya.

"Dari tiga survei yang dilakukan oleh Puskaptis sebelumnya menunjukkan pasangan Aher-Demiz selalu menduduki peringkat pertama dan elektablitasnya terus naik. Bahkan di survei terakhir pasangan Aher-Demiz menang dengan raihan suara 32,9 persen," ujar Husin.

Husin memprediksikan pasangan Aher-Demiz akan menang satu putaran.
 
Lebih lanjut Husin mengatakan Puskaptis juga mencatat partisipasi publik untuk memilih mengalami peningkatan.

"Puskaptis juga menemukan fenomena tarik menarik suara dalam Pilgub Jabar ini dan mendeteksi adanya pemilih mengambang antara 7-9 persen  dan kemudian pemilih mengambang ini kemudian memberikan suaranya kepada pasangan nomor urut lima Rieke-Teten sehingga suaranya melejit di urutan dua," ungkapnya.

Perolehan suara Rieke juga didapat dari pendukung Yance yang tidak loyal dan dari pendukung Dede Yusuf yang mengalihkan dukungannya akibat konflik internal Partai Demokrat.

Sementara itu peneliti senior Lembaga Survei Nasional (LSN) Gema Nusantara mengatakan sebagai petahana Aher-Demiz posisinya selalu diuntungkan.

"Karena bisa melakukan sosialisasi yang begitu massif tanpa harus menggunakan uang sendiri, dia bisa bergerak kemana-mana dengan nebeng program pemerintah," ujarnya.

Selain itu, lanjut Gema, perilaku pemilih di Jawa Barat cenderung menentukan pilihan berdasarkan figurnya. "Inilah yang menyebabkan Aher-Demiz lebih mendapat apresiasi di masyarakat walau partainya sedang dilanda kasus korupsi," ungkapnya.

Wakil Ketua Komisi II  Abdul Hakam Naja mengatakan terselenggaranya Pilgub Jawa Barat 2013 adalah pesta demokrasi terbesar di tahun 2013, mengingat jumlah penduduk Jabar sendiri mencapai lebih dari 40 juta orang.

"Kemenangan Aher-Demiz lebih dipengaruhi oleh prestasi yang dicapai Aher dari kinerjanya sebagai gubernur dalam lima tahun ini, sehingga kemudian masyarakat Jabar kembali mempercayai Aher untuk memimpin Jabar lima tahun ke depan," ujarnya.

Lebih lanjut Hakam mengatakan Demiz sebagai pasangan Aher juga memegang peranan penting dalam kemenangan Aher, melalui strategi iklan-iklan kampanye di media.

"Pesan saya ke depannya, Aher dan Demiz mampu membawa gerbong Jabar lebih maju, mengingat penduduk Jabar yang merupakan seperlima dari penduduk Indonesia, dan Jabar memegang peranan penting dalam kemajuan bangsa," katanya.

Sebagai catatan, merujuk hasil penghitungan cepat Puskaptis, Ahmad Heryawan (Aher) dan Deddy Mizwar bertengger di posisi teratas dengan raihan suara 32,71 persen. Berikutnya pasangan calon Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki di posisi kedua dengan 28,15 persen suara. Dan di tempat ketiga diraih pasangan calon Dede Yusuf-Lex Laksamana dengan 24,87 persen.

BACA JUGA: