-
PDIP Melaju Sendirian di Pilgub Jabar
Minggu, 07/01/2018 20:00 WIBPDIP akhirnya batal memberikan dukungannya kepada Ridwan Kamil. Di detik-detik terakhir, partai berlambang banteng moncong putih itu, akhirnya melaju sendirian dengan mengusung pasangan Tubagus Hasanuddin dan Irjen Polisi Anton Charliyan.
Nasdem Pastikan Dukung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar
Rabu, 03/01/2018 12:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Partai NasDem dipastikan mengusung Ridwan Kamil (Emil) sebagai bakal calon gubernur di Pilgub Jabar 2018. Sekjen NasDem Johnny G Plate optimistis ´perahu´ Ridwan Kamil akan tetap berjalan dengan dukungan tiga koalisi: NasDem, PPP, dan PKB.
"Kang Emil pasti jalanlah. Perahunya pasti berlayar. Karena didukung tiga partai, (yakni) NasDem, PPP, PKB," kata Johnny di kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/1).
Terkait dengan wakil yang akan mendampingi Emil, Johnny menuturkan partainya menyerahkan pilihan tersebut pada Emil. NasDem juga membebaskan Emil terkait waktu deklarasi wakilnya.
"Yang pasti kami menyerahkan kepada Kang Emil (untuk memilih wakilnya), itu pasti. Kami menyerahkan hak menunjuk wakil kepada calon gubernur bernama Ridwan Kamil, yang mana yang dipilih. Kita juga serahkan kepada Kang Emil kapan hari baiknya (untuk deklarasi)," ujarnya.
Seperti diketahui, Ketua DPW PKB Jabar Syaiful Huda sempat bertemu dengan Ketua DPD Partai Demokrat Irfan Suryanagara membahas kemungkinan koalisi di Pilgub Jabar.
Menanggapi pertemuan itu, Ketua DPW NasDem Jabar Saan Mustopa menilai itu sebagai hal wajar. Pihaknya yakin PKB akan tetap bergabung bersama NasDem dan PPP untuk mengusung Ridwan Kamil.
"Sampai hari ini tidak ada masalah. Sekarang masih solid. Soal ajakan-ajakan partai lain kepada anggota koalisi itu, menurut saya hal biasa. Misalkan Demokrat ngajak PKB, Golkar ngajak PPP, itu menurut saya biasa. Tidak perlu dikhawatirkan," kata Saan saat dihubungi, Selasa (2/1).
Sementara itu, Emil sendiri menyerahkan sepenuhnya posisi calon wakil gubernur kepada forum yang berisi ketua partai koalisi, yakni Partai NasDem, PKB, PPP, dan Hanura. Menurut Emil, siapa saja boleh jadi wakilnya asalkan seizin forum. Peluang terbuka termasuk nama Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal, yang santer disebut akan mendampingi Emil di Pilgub Jabar 2018.
"Siapa pun yang berminat ingin jadi wakil, silakan saja. Tapi posisinya bukan minta izin ke saya, karena posisi wakil itu ada pada forum. Saya tidak bisa berspekulasi lagi," ujar Emil kepada wartawan, Selasa (2/1).
"Pertanyaan itu (soal Agung) tidak tepat kepada saya. Tepatnya kepada para ketua umum yang hari ini sedang membahas," imbuhnya.
Dia menegaskan tidak akan menolak keputusan koalisi soal calon wakil gubernur yang akan diduetkan. Emil mengatakan telah menyerahkan sepenuhnya kepada forum ketua partai koalisi. "Karena yang menentukan forum ketua umum, jadi diserahkan ke sana," ucapnya.
Pria berkacamata itu menyebut hingga saat ini masih menjalin komunikasi dengan sejumlah partai, termasuk PDIP, yang salah satu calon eksternalnya adalah Agung. "Intinya, sampai hari-H tanggal 8 sampai 10 (masa pendaftaran ke KPU) bisa saja ada dinamika yang hadir," tutur Emil. (dtc/mag)Peluang Ridwan Kamil ke Pilgub Jabar 2018 Terbuka
Jum'at, 29/12/2017 10:00 WIBPeluang Walikota Bandung Ridwan Kamil untuk maju ke Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018 terbuka. Meski sudah ditinggal Golkar, Ridwan Kamil kini mendapatkan dukungan baru dari Partai Hanura.
Dedi Rangkul Deddy untuk Jawa Barat
Kamis, 28/12/2017 09:00 WIBAlhasil Dedi pun kemudian merangkul Deddy, saat Partai Golkar dan Demokrat sepakat berkoalisi di Pilgub Jabar 2018.
Ridwan Kamil Hilang, Dedi Mulyadi Terbilang
Senin, 18/12/2017 07:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Langkah DPP Golkar mencabut rekomendasi dukungan calon gubernur Jawa Barat dari Ridwan Kamil, membuat tokoh usungan Golkar di Pilkada Jabar kini masih lowong. Hal ini rupanya dimanfaatkan oleh DPD I Golkar Jawa Barat untuk kembali mengapungkan nama Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai cagub.
Ketua Bappilu DPD I Golkar Jawa Barat Iswara mengatakan, meski usulan kepala daerah menjadi domain DPP, namun DPD Golkar Jawa Barat telah melakukan proses untuk mengusulkan calon gubernur kepada DPP Golkar. Menurutnya dalam proses tersebut seluruh pengurus di tingkat DPD kabupaten/kota Golkar se-Jawa Barat sepakat mendukung Dedi."Kalau kami, DPD kabupaten/kota saat itu sudah jelas dukungannya kepada Ketua DPD I," ujar Iswara di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/12).
Ia juga menjelaskan Ketua DPD I Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah tahu tentang pencabutan rekomendasi terhadap Ridwan Kamil. Iswara menyebut Dedi sedang berada di Jakarta untuk mengikuti Munaslub Golkar. "Pak Dedi sudah tahu adanya surat ini. Pak Dedi sudah ada di Jakarta untuk ikut munaslub," ucapnya.
DPD I Golkar Jawa Barat pun akan berkonsultasi dengan DPP terkait pengganti Ridwan Kamil. "Kami menerima surat pencabutan rekomendasi terhadap Ridwan Kamil. Hal selanjutnya kami akan rapatkan dan akan kembali berkonsultasi kepada DPP Partai Golkar setelah Munaslub," kata Iswara.
Ia berharap Golkar bisa membentuk koalisi besar untuk mendukung pasangan cagub-cawagub di Pilgub Jawa Barat. Golkar butuh 3 kursi lagi untuk dapat mengusung pasangan calon di Jawa Barat.
"Ini butuh proses ya. Karena pilkada di Jawa Barat ini sudah makin jelas ya. Gerindra sudah memutuskan Pak Sudrajat sebagai calon gubernur, Pak Ridwan Kamil sudah mendapat dukungan. Sepulang Munaslub kami akan membangun komunikasi secara intens dengan partai politik di Jawa Barat," ujarnya.
Sebelumnya, Ketum Golkar Airlangga Hartanto mencabut dukungan terhadap pasangan calon Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien yang sebelumnya disahkan oleh Setya Novanto. Pencabutan itu tertuang dalam surat DPP Golkar yang dikirim ke Ketua DPD Golkar Jabar. Surat dengan nomor R-552/Golkar/XII/2017 sudah ditandatangani oleh Ketum Golkar Airlangga Hartanto dan Sekjen Golkar Idrus Marham di bagian bawah surat. (dtc/mag)Prabowo Tunjuk Sudrajat Maju di Pilkada Jawa Barat
Minggu, 10/12/2017 08:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menunjuk Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai calon gubernur di ajang pemilihan gubernur Jawa Barat 2018. Prabowo mengingatkan Sudrajat agar menjalankan amanah masyarakat.
"Pesan dari para pimpinan masyarakat adalah tidak boleh korupsi, tidak boleh ingkar pengabdian kepada rakyat. Saya kira kita sudah yakin. Beliau ingin mengabdi kepada rakyat," ujar Prabowo dalam jumpa pers di Hambalang, Bogor, Sabtu (9/12).
Atas pesan ini, Sudrajat dalam pernyataan berjanji akan menunaikan kewajibannya sesuai dengan aturan bila terpilih. Sudrajat juga masih ingat dengan pesan Prabowo saat di militer yakni ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Pada saat kita menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah kita maju, pada saat kita dilarang oleh Allah, kita mundur. Satu yang saya ingat, jadilah pemimpin yang bertakwa dari umat-umat yang bertakwa dan Insyallah saya akan menjadi pemimpin yang bertakwa," tutur Sudrajat.
"Insyaallah kita jauh dari korupsi, dan insyallah kita hantam semua yang mau menzalimi Jabar," tegas Sudrajat.
Terkait alasan penunjukan Sudrajat, Prabowo menyebut Sudrajat memiliki rekam jejak yang baik. "Beliau adalah putra Jabar asli. Orang tua Sumedang, Ibu Cianjur. Sekarang ada singkatan usa, urang Sunda asli," katanya.
Sudrajat menurut Prabowo juga alumni Akademi Militer terbaik. Karir Sudrajat di militer juga baik. "Pernah jadi jubir TNI di saat yang sulit, reformasi. Termasuk yang menggiring TNI keluar dari politik praktis," ujarnya.
"Alhamdulillah hari ini saya dapat dengan bangga dengan gembira mengusulkan dan mengajukan ke rakyat Jabar. Salah satu yang saya anggap terbaik dan mampu memimpin Jabar di saat-saat yang akan datang," tutur Prabowo.
Sebelum mengumumkan bakal cagub Jabar, Prabowo bertemu dengan pengurus partai, kepala daerah dari Gerindra dan ulama. Pertemuan dilakukan untuk mendengarkan masukan terkait Pilgub Jabar 2018.
"Kami minta nasihat dan pandangan karena peran cari para ulama sangat besar dan rakyat sangat mendengarkan pandangan para ulama, Gerindra pun selalu konsultasi dalam setiap pengambilan keputusan," katanya. (dtc/mag)PKB Harap Pendamping Ridwan Kami Sudah Ditentukan Akhir November
Senin, 20/11/2017 09:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendorong agar proses pemilihan pendamping Ridwan Kamil dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 mendatang bisa ditetapkan akhir November. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, masing-masing partai yang berkoalisi yaitu PKB, Golkar, PPP, dan Nasdem sudah sudah mengusulkan nama-nama calon yang bakal mendampingi Emil--panggilan akrab Ridwan Kamil.
"Masing-masing partai punya calon. Nanti akan ada pembicaraan yang diinisiasi RK untuk mencari titik temu soal pendamping RK nanti. Secepat mungkin kita akan berembuk," kata Ketua Umum PKB yang akrab disapa Cak Imin itu usai melaunching Gerakan Cirebon Mengaji di Masjid Raya At Taqwa Kota Cirebon yang digagas IKA PMII, Minggu (19/11).
Cak Imin mengatakan PKB telah mengusulkan tiga nama sebagai calon pendamping RK, yakni Anggota Komisi VII DPR RI Maman Imanulhaq, Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda, Anggota Komisi IV DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal. Nama-nama yang diajukan tersebut, lanjutnya, akan dikaji partai koalisi yang mengusung RK sebagai cagub.
Cak Imin mengklaim PKB memiliki suara yang kuat di wilayah Pantura. Sehingga pendamping RK dirasa tepat jika dipilih dari PKB. "RK sudah kuat di wilayah selatan. Kalau wakil dari Pantura itu sangat bagus. Dan PKB partai yang kuat di Pantura," katanya.
Sekedar diketahui, saat ini ketiga partai pengusung RK sedang berebut posisi calon wakil gubernur untuk mendampingi RK. Selain PKB, dua partai lainnya, yakni Golkar dan PPP mengusulkan kadernya. Golkar saat ini mengusulkan Anggota Komisi V DPR RI Daniel Muttaqien. Sedangkan PPP mengusulkan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum.
Sebelumnya, PKB berharap tak ada aksi sepihak dari partai koalisi dalam menentukan pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jabar. Ketua DPW PKB Jabar Syaiful Huda sangat mengapresiasi partai koalisi pendukung Ridwan Kamil mengusulkan nama kader terbaiknya. Tapi tentu, kata dia, penentuan nama pendamping Wali Kota Bandung di Pilgub Jabar harus melalui kesepakatan koalisi. "Saya berharap tidak ada aksi sepihak," kata Huda, Jumat (17/11).
Sejauh ini, dia mengakui belum ada pertemuan secara formal dengan partai peserta koalisi untuk membahas masalah ini. Dia memperkirakan pertemuan baru akan dilakukan pada Desember mendatang. "Sejauh ini baru komunikasi secara informal. Semoga pertengahan Desember sudah ada pematangan politik di masing-masing partai (menyikapi nama pendamping Ridwan Kamil)," ujarnya.
Menurut Huda, penentuan sosok pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jabar harus segera disikapi. Sebab pendaftaran pasangan calon ke KPU itu akan dilakukan pada 10 Januari 2018 mendatang. "Tentu pertengahan Desember (sudah ada pematangan). Karena paling lambat kita mendaftarkan pasangan calon ke KPU itu tanggal 10 Januari," tutur Huda. (dtc/mag)Ridwan Kamil Mau Masuk Golkar, PPP Panas Dingin
Jum'at, 10/11/2017 07:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Rencana Walikota Bandung yang saat ini diusung Partai Golkar, Ridwan Kamil untuk bergabung dengan partai berlambang beringin itu, membuat PPP partai pendukung Emil--panggilan akrab Ridwan Kamil-- lainnya, panas dingin. Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan, Emil sebaiknya tetap berdiri di atas semua partai pendukungnya.
"Sebaiknya RK (Ridwan Kamil) tetap berdiri di atas semua partai pendukungnya dan menjaga jarak yang sama agar tiket Pilkada yang telah dia raih dalam konteks kecukupan jumlah kursi tidak menjadi hilang," kata Arsul Sani, Kamis (9/11).
Arsul menyarankan agar Ridwan Kamil memikirkan kembali wacana tersebut. Arsul berpandangan dalam konteks Pilkada keberpihakan terhadap satu partai dapat mempengaruhi dukungan partai-partai pendukung lainnya.
"Jadi dalam tataran umum, kita hormati. Tetapi dalam konteks politik Pilkada, saya kira RK harus banyak berpikir ulang karena ketika dia bergabung dengan satu parpol maka tidak tertutup kemungkinan 3 parpol yang lain akan mempertimbangkan kembali dukungannya sebagai Cagub di Pilkada Jabar," ujar Arsul.
Ia menilai jika Ridwan Kamil sampai bergabung di Golkar akan mempengaruhi jumlah kursinya pada Pilgub Jabar. "Kalau hal ini terjadi maka RK bisa kekurangan jumlah kursi minimal untuk pengusungan," tuturnya.
Sebelumnya Ridwan Kamil menyampaikan terima kasihnya setelah didukung menjadi cagub Jabar oleh Golkar. Ia juga menyiratkan akan bergabung dengan partai besutan Setya Novanto ini.
"Saya akan coba taaruf (berkenalan) dan memahami partai ini. Bukan tidak mungkin saya akan berlabuh di partai yang istimewa ini," ujar Ridwan Kamil di hadapan kader Golkar di Jl Anggrek Neli, Jakbar, Kamis (9/11).
Ridwan Kamil menyebut tidak menutup kemungkinan dirinya akan bergabung dengan partai Golkar setelah mendapat SK dukungan maju ke Pilgub Jawa Barat. Golkar pun menyambut baik wacana tersebut.
"Terkait wacana Pak Ridwan Kamil (RK) mau bergabung dengan Golkar tentu kami akan sambut dengan suka cita, karena Partai Golkar adalah partai yang terbuka dan juga visi Pak RK sama dengan Partai Golkar," kata Wasekjen DPP Golkar Maman Abdurrahman, (9/11).
Meski begitu, Maman menuturkan yang terpenting saat ini bukanlah soal menjadi kader. Saat ini yang terpenting adalah fokus untuk memenangkan Ridwan Kamil dan pasangan cawagubnya, Daniel Mutaqien di Pilgub Jabar 2018.
"Namun saya pikir ada hal yang jauh lebih penting yaitu bagaimana kita bisa fokus terlebih dahulu memenangkan RK dan Daniel terlebih dahulu dan fokus juga menawarkan program-program yang konkrit kepada masyarakat Jabar," ujar Maman. (dtc/mag)Ini Alasan Golkar Usung Ridwan Kamil
Sabtu, 04/11/2017 07:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Daniel Muttaqien, kader Golkar yang oleh pimpinan DPP Golkar ditunjuk untuk mendampingi Ridwan Kamil sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, buka-bukaan soal langkah mengejutkan Golkar yang mendadak mendukung Ridwan Kamil. Padahal sebelumnya, Golkar digadang-gadang akan mengusung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang juga merupakan kader Golkar.
Daniel mengungkapkan Golkar memilih Emil, sapaan Ridwan Kamil melalui proses panjang. Hal itu dimulai dari pernyataan Emil saat berkunjung di wilayah Pantura (pantai utara) beberapa waktu lalu. Dalam sambutannya, Emil mengatakan dukungan masyarakat Pantura untuk maju di Pigub Jabar masih lemah.
Sehingga, ia perlu pendamping yang punya popularitas yang baik di wilayah tersebut. "Kebetulan nama saya disebut waktu itu (pidato Emil). Penyataan Emil lalu direspons oleh DPP Golkar untuk dipertimbangkan," kata Daniel di sela-sela pemaparan hasil survei Indo Barometer di Hotel Aston, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (3/11).
Putra dari MS Irianto (Yance) mantan Bupati Indramayu ini, memang cukup dikenal oleh masyarakat Pantura. Sehingga, sambung dia, Golkar mempertimbangkan namanya sebagai pendamping Emil.
Menurutnya keputusan partai berlambang pohon beringin itu juga berdasarkan hasil survei. Ridwan Kamil masih mendominasi dibandingkan Dedi Mulyadi yang merupakan kader internal. "Survei juga jadi tolak ukur partai menentukan calon. Jadi ini melalui proses panjang tidak secara tiba-tiba," ungkap dia.
Dia mengatakan dinamika yang terjadi saat ini dengan keputusan Golkar mengusung Emil akan segera terselesaikan. Apalagi dalam waktu dekat surat keputusan (SK) akan diterbitkan. "Golkar partai yang dewasa, sudah puluhan tahun di Indonesia. Jadi ketika Golkar mengambil keputusan, maka semua kader akan fatsun (patuh)," kata Anggota DPR tersebut.
Emil sendiri, hari ini, Sabtu (4/11) direncanakan akan bertemu dengan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham. Rencana pertemuan itu akan membahas soal teknis penyerahan Surat Keputusan (SK) dukungan.
Dengan masuknya Golkar, orang nomor satu di Kota Bandung ini telah mendapat dukungan dari empat partai. Tiga partai yang lebih dulu menyatakan dukungan kepada Emil adalah NasDem, PKB dan PPP.
"SK Belum. Besok (hari ini-red) Pak Pak Sekjen Golkar mau ke Bandung. (Tapi yang jelas) obrolannya sudah pasti ke saya cuma mereka ingin bikin seremoni penyerahan SK seperti PKB di restoran, PPP di kantornya di Tebet. Golkar masih mau diobrolin," kata Emil di kawasan Jalan Ibrahim Adjie, Kota Bandung, Jumat (3/11). (dtc/mag)Koalisi Pancasila di Pilgub Jabar
Sabtu, 14/10/2017 09:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Setelah mengalami pasang surut hubungan, PDIP dan Golkar akhirnya bersepakat juga untuk membentuk koalisi dalam menghadapi Pilgub serta Pilkada serentak untuk 16 kabupaten dan kota di Jabar pada 2018 mendatang. Kedua partai besar ini membentuk nama ´Koalisi Pancasila´.
Terbangunnya ´Koalisi Pancasila´ ini diyakini menjadi kekuatan besar di ajang demokrasi lima tahunan tersebut. Apalagi PDIP dan Golkar bakal mendapat tambahan dukungan dari Hanura.
"Kita sepakat berkoalisi baik di kabupaten dan kota dan juga di Pilgub Jabar. Kita namakan koalisi ini ´Koalisi Pancasila´," kata Ketua DPD PDIP Jabar Tubagus Hasanuddin, Jumat (13/10).Ia menyatakan akan segera melaporkan hasil kesepakatan yang telah dibangun bersama Golkar kepada pengurus pusat PDIP. "Kami akan lapor ke DPP, Golkar juga akan lapor ke DPP terkait kesepakatan di tingkat Jabar ini. Kita serahkan ke DPP dan biar DPP yang bicara lebih lanjut," ucap Tubagus.
Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi menegaskan ´Koalisi Pancasila´ ini bukan semata-mata soal urusan politik belaka. Tapi, sambung dia, cakupannya menyangkut hal paling mendasar soal konteks pembangunan Jabar yang lebih baik.
"Kita tidak ingin sebuah koalisi ini hanya sekadar simbol. Tapi harus lebih substansi dami kesejahteraan masyarakat Jabar. Makanya kita beri nama ´Koalisi Pancasila´," ujar Dedi.
Pada kesempatan terpisah, pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan menilai figur calon akan menentukan kemenangan di Piilgub Jabar 2018. Sebab elektabilitas partai dan besaran koalisi tidak menjamin kemenangan.
"Kalau kita lihat sebetulnya (Pilgub Jabar) lebih orientasinya figur ya. Jadi kalaupun dari partai, tapi tetap figur yang ada di partai itu," kata Firman, Jumat (13/10).
Ia mengatakan berdasarkan dua periode Pilgub Jabar menunjukan figur menjadi penentu kemenangan. Dua periode terakhir, Ahmad Heryawan bisa unggul dengan menggandeng wakil yang cukup dikenal masyarakat luas.
Dia menjelaskan pada pemilihan legislatif (pileg) 2004 partai Golkar dominan, namun pada Pilgub Jabar 2008 justru Ahmad Heryawan yang notabene berasal dari PKS menang. Begitu juga pada Pileg 2009 dikuasai oleh Demokrat, tetapi Dede Yusuf juga kalah.
"Besaran koalisi enggak menentukan, pada Pilgub 2008 koalisi besar mengusung pada Dani kalah. Sementara koalisi besar Pilgub 2013 mengusung Dede Yusuf juga kalah," ungkap dia.
"Sederhananya identifikasi partai rendah, tapi lebih kepada figur. Kalau keberadaan figur itu diidentifikasi bagian dari partai," menambahkan
Menurutnya selain figur calon, keberadaan kepala daerah di beberapa wilayah di Jabar juga bisa mendongkrak perolehan suara. Namun, tetap saja figur kepala daerah tersebut yang menentukan bukan merepresentasikan mesin partai.
"Bahwa dia (kepala daerah) bisa menjadi variable (kemenangan) iya. Apalagi kepada figur misalnya Indramayu selalu dikuasai Golkar memperlihatkan pengaruh ada Yance. Betul kemudian itu bisa berpengaruh tapi bukan mesin partai tapi figur bagian dari elit partai," kata Firman. (dtc/mag)
PPP Romi Klaim Ada Kontrak Politik dengan Ridwan Kamil
Minggu, 08/10/2017 11:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Romi mengklaim partai besutannya sudah menjalin kontrak politik dengan satu satu bakal calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Romi mengaku PPP sudah sudah sangat intensif berkomunikasi dengan Emil, sapaan Ridwan, terkait Pilgub Jabar 2018.
Romi mengungkapkan komunikasi dengan walikota Bandung itu bukan sebatas melalui telepon, tetapi bertemu dan mengobrol langsung. "Dibanding calon lainnya, kita paling intens berkomunikasi bersama pak Emil. Bahkan sudah detail membahas kontrak - kontrak politik yang kita mintakan," ujar Romi, di Karawang, Jawa Barat, Sabtu (7/10).
Romi bercerita ada tiga hal yang diminta PPP kepada Emil jika ingin didukung menjadi gubernur. Pertama ialah soal pengentasan kemiskinan. Romi dengan tegas meminta Emil untuk berkomitmen meningkatkan anggaran program pengentasan kemiskinan.
"Kami minta anggaran untuk pengentasan kemiskinan ditambah. Kami menghormati soal pembangunan infrastruktur, tapi di Jawa Barat, tingkat ekonomi masyarakat sangat timpang, angka kemiskinan masih tinggi," tutur Romi.
Selain itu, Romi meminta Emil untuk lebih berpihak kepada pendidikan agama dan keagamaan. Menurut Romi, jika dibanding pendidikan umum, pendidikan agama masih menjadi anak tiri dan terkesan kurang diperhatikan. "Terutama madrasah dan lembaga keagamaan. Karena sejauh ini dukungan pemda kepada madrasah masih minim. Kami minta hal ini jadi perhatian pak Emil," kata Romi.
Hal lain yang diminta Romi dari Emil ialah untuk bersama-sama mendukung Jokowi di Pilpres 2019. "Karena secara politik PPP mendukung Jokowi, tentu kami minta pak Emil juga mendukung pak Jokowi nanti," ujarnya.
Hingga kini, dukungan PPP kepada Emil belum resmi. Romi bercerita jika ada sosok lain yang berkomunikasi dengan dia terkait Pilgub Jabar. "Kita juga menjalin komunikasi dengan pak Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. Tapi tidak seintens seperti pak Emil," katanya.
PPP belum menyatakan dukungan resmi kepada siapapun. Romi paham jika publik penasaran dan menanti keputusan tersebut. Ia mengatakan akan segera menentukan pilihan dalam waktu dekat. "Kami akan usahakan, keputusan keluar di bulan Oktober ini," ucap Romi. (dtc/mag)
Pilkada Jabar Kembali Dinamis
Senin, 18/09/2017 13:00 WIBBursa calon gubernur dan wakil gubernur di perhelatan Pemilihan Gubernur Jawa Barat kembali dinamis. Poros-poros yang tadinya sudah terbentuk kembali menjadi cair setelah ada manuver dari Partai Demokrat dan belakangan Partai Golkar.
Di Bandung, Golkar Dukung Nurul Arifin
Minggu, 17/09/2017 08:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Jika di Pilgub Jabar Partai Golkar belum tegas menentukan siapa yang bakal diusung, di level Pemilihan Walikota Bandung 2018, partai pimpinan Setya Novanto ini sudah menetapkan calon yang bakal diusung. Partai Golkar secara resmi sudah menetapkan akan mengusung Nurul Arifin.
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menyebut telah menerbitkan surat keputusan (SK) kepada Nurul Arifin untuk maju ke Pilwalkot Bandung 2018. SK tersebut menjadi kepastian bagi Nurul untuk bertarung pemilihan Wali Kota Bandung. "Nurul Arifin kita sudah keluarkan SK," kata Idrus, Sabtu (16/9).
Ia mengatakan Golkar akan berkoalisi dengan Partai Hanura dan NasDem di Pilwalkot Bandung nanti. Sedangkan partai lainnya belum diketahui apakah akan ikut mendukung. "Jadi informasi yang ada dari Hanura, NasDem, saya nggak tahu yang lain, tetapi hampir pasti," kata Idrus.
Saat ini belum diketahui siapa yang akan diusung menjadi bakal wakil wali kota yang disandingkan dengan Nurul. Sebab, saat ini Nurul masih menjaring nama-nama yang ada di dalam survei.
"Kita belum nentuin, tapi kita serahkan pada Teh Nurul. Siapa-siapa di antara beberapa orang yang sudah diinventarisasi dan sudah melakukan komunikasi politik, ya kita tunggu," ujar Idrus.
Sebelumnya, Ketum Golkar Setya Novanto sempat menyinggung niat Nurul Arifin maju ke Pilwalkot Bandung. Novanto menyebut bisa saja Golkar tak mengusung Nurul Arifin.
"Acara terselenggara karena dipercayakan ke Bu Nurul selaku ketua panitia. Ibu Nurul saya lihat baru kali ini menjadi ketua panitia. Biasanya kalau sudah jadi ketua, Bu, pasti akan jadi ketua-ketua yang lebih baik di masa depan Partai Golkar," kata Novanto di Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (25/8).
"Nanti kalau bukan jadi wali kota, bisa juga yang ketua yang lain. Biasanya kalau doa dari KPPG bisa juga jadi ketua yang lain," tambahnya. (dtc/mag)
Golkar Beri Sinyal Dukung Ridwan Kamil
Minggu, 17/09/2017 07:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Golkar memberikan sinyal dukungan kepada Ridwan Kamil di ajang Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Sinyal dukungan itu tampak dari pernyataan Sekjen Golkar Idrus Marham yang menyanjung Emil--panggilan akrab Ridwan Kamil--masih merajai survei calon gubernur Jabar.
Hal itu, kata Idrus, menjadi salah satu pertimbangannya bagi Golkar untuk mengusung Emil. "Kita melihat pada hasil survei terakhir ini kelihatannya siapa itu, RK, kelihatannya surveinya masih tetap (tinggi), tapi lihat nanti," ujar Idrus setelah menjenguk Ketum Golkar Setya Novanto di RS Siloam, Semanggi, Jakarta Selatan, Sabtu (16/9).
Ia mengatakan saat ini Golkar masih mencarikan siapa calon wakil gubernur. Idrus menginginkan wakilnya berasal dari Golkar. "Kita akan mensimulasikan dulu wakilnya seperti apa. Kita ingin dari Golkar misalkan atau ada hasil survei baru misalkan itu nanti," ucapnya.
Idrus mengaku, Golkar telah membangun komunikasi dengan NasDem dan PKB. Bahkan komunikasi dengan NasDem sangat intens. "Ya sudah, kalau NasDem, kita dengan Pak Surya Paloh hampir setiap saat kita komunikasi dengan beliau dan dengan sangat intens. Hampir semua, Sulawesi Selatan dukung, Sumatera Utara dukung Tengku Eri kita sama NasDem. Kemudian Jawa Timur dengan NasDem," ujarnya.
Sebelumnya, Korbid Pemenangan Pemilu Partai Golkar Indonesia I (Jawa-Sumatera) Nusron Wahid menyatakan, Partai Golkar membuka pintu untuk mencalonkan Ridwan Kamil (RK) dalam Pilgub Jawa Barat. Golkar siap menyandingkan RK bersama Dedi Mulyadi dengan melihat situasi politik yang ada.
"Pintu bagi Ridwan Kamil untuk diusung dari Partai Golkar belum tertutup. Memang kita sudah memutuskan untuk mencalonkan Dedi Mulyadi untuk dicalonkan jadi Gubernur atau Wakil Gubernur Jawa Barat. Namun situasi dan perkembangan politik masih sangat cair dan bisa berubah," ujar Nusron dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/8).
Nusron mengungkapkan saat ini Partai Golkar tengah bekerja untuk menyandingkan RK dengan Dedi Mulyadi. Namun pihaknya masih terkendala hambatan teknis dan psikologis di antara keduanya. "Namun masih ada beberapa hambatan teknis dan psikologis di antara keduanya," kata Nusron. (dtc/mag)
Simpang Siur Poros Baru Pilgub Jabar
Selasa, 12/09/2017 09:00 WIBNamun belakangan, kabar hadirnya poros baru ini menjadi simpang siur lantaran masih banyaknya klaim dari partai lain bahwa anggota poros baru itu masih belum solid.