Lima tokoh nasional yang akan mengadukan "iklan kaleng" di Kompas ke Dewan Pers bertemu dengan Ketua Dewan Pers, Bagir Manan. Lima tokoh nasional itu datang sekitar pukul 10.15 WIB. Mereka masuk ke Gedung Dewan Pers untuk membicarakan iklan anonim yang dimuat Kompas, 9, 17, dan 27 Agustus tersebut.

Berdasarkan pantauan Gresnews.com, di Dewan Pers, kelima tokoh itu hadir hampir bersamaan. Mereka adalah Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sri Edi Swasono, Mantan Ketua Bappenas Kwik Kian Gie, Pakar Perminyakan  Kurtubi, dan Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara. Sedangkan Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli datang terlambat.

Seperti diberitakan sebelumnya, para tokoh itu beranggapan iklan kaleng yang setidaknya dimuat tiga kali itu dilakukan kelompok orang yang ingin mendapat keuntungan di atas kerugian negara dan rakyat Indonesia. Semuanya berawal dari pertemuan di kediaman Sri Edi Swasono, Rumah Bung Hatta, Jl. Diponegoro 57, Jakarta Pusat, Selasa (4/9).

Dalam pertemuan itu, mereka sepakat menyebut iklan yang dimuat Kompas sebagai "iklan kaleng" sebab tidak mencantumkan jati diri pemasang iklan. Sementara, menurut pengakuan Kwik, suratnya pada Pimpinan Redaksi Kompas yang mempertanyakan boleh tidaknya memuat iklan yang tak jelas identitas pemasangnya, sama sekali tidak ditanggapi.

BACA JUGA: