JAKARTA, GRESNEWS.COM - Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, proses evakuasi WNI dari Yaman seringkali terkendala oleh penolakan dari WNI sendiri. "Sejumlah WNI di Yaman menolak untuk dievakuasi. Banyak rektor dan kiai kita di pesantren yang mengaku bisa menjamin keamanan dari para pelajar dan mahasiswa Indonesia," ujar Iqbal saat ditemui Gresnews.com di Gedung Kemlu, Jakarta,Kamis (2/4).

Iqbal mengatakan, alasan penolakan WNI untuk dievakuasi karena eskalasi konflik tidak meluas ke daerah tempat mereka berdomisili. Sebagian WNI yang menolak dievakuasi adalah pelajar dan mahasiswa yang berada di wilayah Timur kota Yaman.

Selain itu, faktor lain penghambat evakuasi, lanjut Iqbal, yaitu terkait pergerakan WNI yang akhir-akhir ini semakin sulit terlacak tim evakuasi karena sebagian melakukan perjalanan keluar Yaman secara diam-diam tanpa ada koordinasi dengan pemerintah. "Sulit memprediksi pergerakan WNI di Yaman karena sebagian bergerak tanpa ada koordinasi dengan Kemlu atau Dubes setempat,"

Terkait kondisi tersebut, Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir mengaku telah memberikan bantuan komunikasi pengaduan bagi para WNI berupa contact center yang ada di Kota Sana´a dengan hotline +967738115555 . Arrmanatha mengatakan, skenario evakuasi yang gencar dilakukan tim saat ini di Yaman lebih mengutamakan kecepatan, keamanan dan efisiensi.

Hal tersebut ditempuh untuk memberi perlindungan dan keselamatan WNI ditengah situasi krisis. Sebagai upaya efisiensi dan percepatan evakuasi, Arrmanatha mengatakan, saat ini pemerintah sudah mengerahkan enam unit bus untuk membawa WNI keluar dari Yaman. Upaya tersebut dinilai paling efisien dan efektif mengingat akses udara ke Yaman tidak selalu kondusif.

Arrmanatha juga mengatakan, opsi lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah melalui jalur laut khususnya bagi WNI yang tinggal di Kota Aden, Yaman. Diketahui Kota Aden terletak di pinggir laut dan dinilai lebih terjangkau dalam hal evakuasi. "Pemerintah akan menempuh berbagai cara bilamana situasi di Yaman semakin mendesak," ujarnya.

BACA JUGA: