KUALA LUMPUR, GRENEWS.COM - Korupsi bukan hanya membelit Indonesia, sepekan belakangan ini gaduh kasus korupsi juga terjadi di negeri jiran, Malaysia. Heboh lantaran isu korupsi menerpa petinggi negeri yakni Perdana Menteri Najib Razak.

Aroma korupsi senilai Rp 9,3 triliun yang mengguncang Malaysia ini berawal dari laporan media Amerika Serikat,  Wall Street Journal (WSJ). Media milik Dow Jones itu pada pekan lalu menerbitkan artikel hasil penyelidikan atas aliran dana lembaga investasi 1 Malaysia Development Berhad (1MDB).

1MDB merupakan perusahaan investasi milik negara yang sedang bermasalah. Selain dilanda defisit hingga US$ 11 miliar, 1MDB juga dilanda skandal penggelapan atas sejumlah besar uang negara yang hilang misterius.

Dalam laporannya, WSJ menulis bahwa sebanyak US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun dana 1MDB, mengalir ke rekening pribadi Perdana Menteri Najib. Masih dalam laporan yang sama, WSJ menyebut ada lima deposito di dalam rekening Najib dengan dua transaksi terbesar senilai US$ 620 juta atau Rp 8,2 triliun dan US$ 61 juta atau sekitar Rp 812 miliar. Transaksi tercatat dilakukan pada Maret 2013 selama kampanye pemilu di Malaysia.

Kepolisian Malaysia pun bergerak membentuk tim satgas untuk mengunggkap kasus ini. Kabar terakhir penyidik Malaysia bahkan memeriksa transaksi dalam rekening istri Perdana Menteri Najib Razak.

PM Najib yang menjabat pemimpin dewan penasihat 1MDB ikut terseret dalam skandal korupsi ini. Ditambah, laporan di media juga menyebut sejumlah besar uang ditransfer ke rekening istri PM Najib terkait skandal ini.

"Satuan tugas mengetahui hal ini sebelum terekspose dan penyelidikan sedang dilakukan," demikian pernyataan tim satuan tugas yang menyelidiki dugaan penyelewengan uang negara pada 1MDB, seperti dilansir Reuters, akhir pekan lalu.

Situs aktivis setempat, Sarawak Report melaporkan pada Kamis (9/7) bahwa dana sebesar 2 juta ringgit atau setara Rp 7 miliar dimasukkan secara tunai ke dalam rekening istri PM Najib, Rosmah Mansor. Dana sebanyak itu disebut masuk ke rekening Rosmah di Affin Bank Berhad, awal tahun ini,

Firma hukum yang mewakili Rosmah membantah keras laporan Sarawak Report tersebut. "Klien kami tidak melakukan pelanggaran pidana maupun penyelewengan dana apapun dan secara keras membantah keterlibatan dengan dana dari 1MDB," demikian pernyataan firma hukum Messrs Noorhajran Mohd Noor.

"Laporan ini tidak pantas, mengancam, palsu dan sengaja untuk menganggu atau mempermalukan klien kami," imbuh pernyataan tersebut.

Juru bicara Affin Bank menolak berkomentar atas laporan ini maupun memberikan informasi soal nasabah dan rekeningnya.

Namun sebenarnya sebelum WSJ merilis laporannya, 1MDB sudah menjadi fokus penyelidikan oleh otoritas Malaysia, mulai dari Bank Sentral Malaysia, Auditor General Malaysia, kepolisian Malaysia dan Komisi Akuntan Publik Parlemen Malaysia. Pada Sabtu (4/7), Jaksa Agung Malaysia menyatakan telah menerima sejumlah dokumen dari tim penyidik kasus ini, termasuk soal uang yang tengah diselidiki memang ditransfer ke rekening PM Najib.

GELEDAH KANTOR 1MDB - Kepolisian Malaysia juga telah menggeledah kantor perusahaan investasi negara Malaysia, 1MDB di Jalan Sultan Ismail, Kuala Lumpur, sejak Rabu (8/7).Penggeledahan itu dilakukan secara tertutup oleh satuan tugas khusus yang mengembangkan penyelidikan kasus yang pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Wall Street Journal pekan lalu.

Satuan tugas terdiri dari gubernur Bank Negara Malaysia, jaksa agung, kepala kepolisian Malaysia dan Komisi Pencegahan Korupsi.Dikutip dari The Star, jurnalis dilarang mendekati kantor 1MDB di lantai 8 Menara IMC. Polisi bahkan mengeluarkan instruksi, melarang adanya rekaman gambar di lokasi.

Penyelidikan kasus 1MDB dilakukan oleh satuan tugas, yang terdiri dari Gubernur Bank Negara Zeti Akthar Aziz, Jaksa Agung Abdul Patail, Irjen Polisi Khalid Abu Bakar dan Ketua Komisi Anti-Korupsi Abu Kassim Mohamed.

Satgas telah membekukan enam rekening bank, serta menyelidiki 17 individu dan perusahaan lain, yang diduga terlibat penyelewengan dana 1MDB. Tiga dari enam rekening diduga milik PM Malaysia Najib Razak.

Namun penggeledahan yang dilakukan polisi dikhawatirkan tidak membantu penyelidikan atas aliran dana, merujuk pernyataan Irjen Polisi Khalid Abu Bakar sebelumnya, tentang rencana polisi menyelidiki kebocoran dokumen. Polisi akan menyelidiki, bagaimana Wall Street Journal bisa memperoleh dokumen rahasia perbankan, yang diunggah media itu.

PM NAJIB MEMBANTAH - PM Najib membantah keras tudingan itu dan mempertimbangkan untuk menuntut WSJ dan mempertimbangkan untuk menuntut WSJ ke pengadilan. Dalam postingan di blognya seperti dilansir New Straits Times, Kamis (9/7), Najib menyatakan tuduhan korupsi tersebut merupakan bagian dari kampanye terpadu untuk menggulingkan PM yang terpilih secara demokratis.

"Saya ingin menekankan kembali bahwa saya tak pernah menerima dana 1MDB untuk keuntungan pribadi," tulis Najib di blognya.

"Tuduhan oleh Wall Street Journal (WSJ) dibuat dengan niat buruk dan didukung oleh pihak-pihak tertentu di negara ini yang ingin memaksakan pengunduran diri saya sebagai perdana menteri dan presiden UMNO," tulis Najib.

Najib juga mengkonfirmasi bahwa dirinya telah memerintahkan para pengacaranya untuk mengirimkan surat kepada WSJ guna meminta klarifikasi atas pemberitaan media tersebut.

"Pengacara saya akan mengambil tindakan lebih jauh setelah menerima klarifikasi dari surat kabar itu," tegas Najib.

KASUS BAKAL MENGUAP - Nampaknya kasus ini bakal menguap begitu saja. Selain dari pihak kepolisian yang justru mencari siapa pembocor dokumen, bukannya mengungkap skandal ini. Laporan hasil audit otoritas Malaysia juga menyatakan tak ada hal yang mecurigakan pada perusahaan investasi milik negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Laporan ini berdasarkan pemeriksaan terhadap sejumlah rekening terkait 1MDB.

Komisi Akuntan Publik (PAC) parlemen Malaysia menyatakan, laporan dari auditor negara tidak mengungkapkan adanya hal mencurigakan dan menyimpang dari 1MDB yang mengalami defisit hingga US$ 11 miliar. 1MDB hanya menuai kritikan karena tidak kooperatif dalam penyelidikan.

"Tidak ada hal yang mencurigakan dalam laporan sementara," tutur Kepala PAC, Nur Jazlan dalam konferensi pers seperti dilansir Reuters, Kamis (9/7).

"1MDB tidak sepenuhnya bekerja sama dengan auditor-general," imbuhnya.

1MDB menjadi fokus penyelidikan otoritas Malaysia atas dugaan penyelewengan finansial dan skandal gratifikasi. Sedangkan PAC ditugasi untuk memeriksa sejumlah rekening pemerintah terkait 1MDB.

MAHATHIR PUN GERAH - Skandal tuduhan korupsi yang tengah mendera Perdana Menteri Najib Razak dianggap telah mencoreng citra Malaysia. Mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menyebut PM Najib telah mempermalukan Malaysia.

"Sungguh, orang yang mempermalukan negara ini adalah Najib dengan 1MDB-nya. Sebelumnya, negara ini tidak pernah dihina oleh tuduhan yang tidak terjawab seperti sekarang," tegas Mahathir Mohamad dalam pernyataannya via blog, seperti dilansir Reuters, Selasa (7/7).

Mahathir yang sebelumnya menjadi pelindung PM Najib, kini berbalik menjadi salah satu pihak yang paling keras mengkritiknya. Bahkan beberapa waktu lalu, Mahathir sempat mendesak agar PM Najib bertanggung jawab atau mundur dari jabatannya.

Namun kritik Mahathir membuat pemerintah gerah dan justru hendak memeriksanya sehubungan dengan pernyataan kontroversi di blog pribadinya, Chedet.com.

Menurut Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Wan Junaidi Tuanku Jaafar, tidak ada seorang pun yang tidak terjangkau oleh hukum. Bahkan mantan perdana menteri itu.

Mahathir bakal menjalani pemeriksaan oleh polisi atas pernyataan kontroversinya kepada Perdana Menteri Najib Razak. Mahathir beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang mendesak Najib mengundurkan diri dari jabatannya. Mahathir mempertanyakan keterlibatan Najib dalam kasus penyelewengan anggaran negara dan pembunuhan model asal Mongolia, Altantiya Shaariibuu.

Investigasi atas pernyataan Mahathir, ujar Wan Junaidi, akan dilakukan secara bijak untuk menghormati perdana menteri terlama yang berkuasa di Malaysia itu, yakni selama 22 tahun.

Menteri Pertahanan Hishammuddin Hussein kemudian mempertanyakan motif Mahathir dengan pernyataan kontroversinya tersebut. Ia menegaskan keputusan tentang Najib bukan dilakukan oleh satu orang, tapi semua anggota UMNO—partai yang tengah berkuasa di Malaysia.

Ketegangan yang terjadi antara Mahathir dan Najib berdampak pada para pemimpin UMNO. Sebagian besar anggota UMNO berusaha keras bersikap seimbang terhadap Najib dan Mahathir. Di satu sisi mereka menunjukkan dukungan penuh atas kepemimpinan Najib. Di sisi lain mereka juga menghormati Mahathir sebagai mantan pemimpin UMNO. (dtc)

BACA JUGA: