JAKARTA, GRESNEWS.COM - Belum lagi misteri jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH 370 yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, kini maskapai penerbangan negeri jiran itu kembali terkena musibah. Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH 17, Kamis (17/7) kemarin malam, jatuh di kawasan Ukraina, sekitar 50 kilometer sebelum memasuki wilayah Rusia.

Pesawat yang mengangkut 298 penumpang dan awak pesawat itu, diduga ditembak jatuh dengan roket anti serangan udara ketika dalam perjalanan dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Duka mendalam tak pelak menyelimuti keluarga para korban termasuk beberapa warga negara Indonesia yang ikut dalam penerbangan tersebut. Pesawat jenis Boeing 777 tersebut membawa 284 penumpang dan 15 awak.

Wakil Presiden Senior Malaysia Airlines, Huib Gorter mengatakan, setidaknya ada 154 warga Belanda, 27 warga Australia, 23 warga Malaysia, dan 12 orang Indonesia. Selain itu terdapat pula enam warga Inggris, empat Jerman, empat orang Belgia, tiga orang Filipina, dan satu orang Kanada yang terdaftar sebagai penumpang MH17 itu

Atas terjadinya musibah itu, pemerintah Indonesia pun menyerukan dilakukannya investigasi internasional terkait dengan musibah tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kesiapan Indonesia bergabung dalam investigasi internasional tersebut.

"Kalau itu benar, pesawat sipil jatuh ditembak oleh pesawat militer, itu pelanggaran hukum internasional, dan hukum perang. Dan jika dalam investigasi terbukti seperti itu, Indonesia ingin pelakuknya dihukum berat dan tegas," kata Presiden SBY dalam pernyataannya di kantor Presiden, Jakarta, Jumat (17/7) siang seperti dikutip situs setkab.go.id.

Atas nama negara dan pemerintah RI, Presiden SBY juga menyatakan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada negara sahabat Malaysia dan para keluarga korban musibah pesawat MH-17 itu. Presiden SBY mengaku dari 295 penumpang dan awak yang ada dalam pesawat itu, ada sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI).

Dalam kaitan ini, menurut Presiden SBY, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan sejumlah kedutaan besar Indonesia, utamanya KBRI Belanda, Ukraina, Rusia, dan Malaysia, sekarang terus bekerja untuk melakukan identifikasi resmi berapa banyak, dan siapa-siapa WNI itu. "Tentu kita menunggu sesuai dengan himbauan maskapai penerbangan Malaysia untuk tidak mengumumkan kepada publik karena prinsipnya keluarga korban harus diberi tahu lebih dahulu," tutur Kepala Negara.

Presiden SBY mengaku telah mengeluarkan instruksi agar maskapai Indonesia menghindari daerah-daerah konflik militer, khususnya di Ukraina, perbatasan Ukraina - Rusia, dan Jalur Gaza, Palestina. "Kemenhub sudah bertindak, juga Garuda Indonesia," ujarnya.

Kepada warga negara Indonesia yang akan melakukan penerbangan internasional, Presiden SBY menyerukan untuk bisa memastikan bahwa pesawatnya tidak melewati daerah konflik, seperti Ukraina, perbatasan Ukraina - Rusia, dan Jalur Gaza. Presiden SBY juga mengemukakan, bahwa Indonesia menyerukan segera dicapai solusi damai di Ukraina, karena ternyata juga berdampak pada masyarakat dunia. Terbukti dengan jatuhnya pesawat penerbangan sipil Malaysia.

Menurut Presiden SBY, ia telah mendapat laporan dari Menlu Marty Natalegawa, bahwa Dewan Keamanan (DK) PBB segera bersidang untuk membahas konflik antara Ukraina dan Rusia itu. Ia menegaskan, Indonesia mendukung penuh upaya perdamaian dan justru berharap Dewan Keamanan PBB harus mengambil langkah yang serius dan segera.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/7) mengatakan, ia telah menginstruksikan kepada Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda di Den Haag dan Kuala Lumpur untuk memastikan keberadaan penumpang WNI (warga negara Indonesia) dalam penerbangan tersebut. "Diduga kuat terdapat sejumlah penumpang WNI dalam pesawat Malaysian Airlines. Namun hal ini sedang dalam proses konfirmasi. Indonesia turut berduka cita yang sangat mendalam atas musibah ini," kata Marty.

Pesawat Malaysian Airline MH17 yang berangkat dari Bandara Schipol, Amsterdam, Belanda pada 12.18 waktu setempat itu, dilaporkan sempat mengalami kehilangan komunikasi ketika melewati wilayah udara timur Ukraina. Namun kemudian diketahui bahwa pesawat tersebut ditembak jatuh. Data sementara ada 12 WNI di dalamnya. Namun ada 41 penumpang lain yang belum terverifikasi.

BACA JUGA: