JAKARTA, GRESNEWS.COM - Aparat Kepolisian sebagai sasaran penembakan dalam beberapa tahun terakhir jangan dipandang sebelah mata. Selain menunjukkan kian runtuhnya wibawa polisi, patut dicermati penembakan polisi bagian dari jaringan yang ingin balas dendam. Belakang ini  aksi penembakan makin sering terjadi. Mulai dari kasus penembakan polisi di depan Gedung KPK hingga penembakan di Cileungsi Bogor. Tak heran jika lantas muncul dugaan, penembakan polisi yang menyebabkan Briptu Nurul Affandi meregang nyawa itu memiliki keterkaitan dengan jaringan tertentu.

Mereka diduga bagian dari kelompok yang sakit hati atas tindakan dan perilaku polisi, baik para teroris atau kelompok lain seperti jaringan narkoba maupun sindikat pencurian motor. Pengamat terorisme Mustafa B Nahrawardaya berpandangan peristiwa penembakan atas Briptu Nurul Affandi telah direncanakan. Penembakan itu sengaja dilakukan orang-orang yang selama ini punya dendam terhadap polisi. Mereka memang mengincar polisi dan sengaja mencari gara-gara. "Tujuan utama mereka untuk membunuh polisi," ujar Mustafa, Rabu (15/1).

Bahkan Mustafa menduga, penembakan itu bagian dari rentetan aksi-aksi penembakan terhadap polisi yang sebelumnya terjadi, seperti yang terjadi di Pondok Aren, Ciputat. Kasusnya berawal dari kejahatan pencurian kendaraan bermotor (curanmor), namun dari pelaku yang ditangkap terungkap mereka ternyata bagian dari jaringan teroris. "Kejadian seperti ini akan terus terulang jika polisi tidak bisa menangkap pelakunya," kata Mustafa di Jakarta.

Makin seringnya penembakan kepada polisi menyiratkan ada hubungan yang salah antara polisi dengan masyarakat. Tak heran jika Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar mendesak polisi memperbaikinya. Sebab kejadian tersebut membuat resah masyarakat. "Masyarakat sudah tidak segan dengan polisi, kondisi harus diperbaiki," kata Bambang.

Selain mengoreksi secara internal atas tindakan dan kebijakan polisi, polisi juga dihimbau mengawasi peredaran senjata api legal maupun yang illegal di masyarakat lebih ketat. Koordinasi dengan lembaga dan kementerian harus dilakukan untuk mengawasinya.

Namun, Bambang tidak berani menyebut jika pelaku penembakan polisi terkait dengan jaringan teroris atau jaringan lain. Namun yang dia tegaskan bahwa penembakan tersebut membuktikan makin terkikisnya kepercayaan masyarakat pada polisi. "Analisa saya, itu masih kriminal umum, kalau teroris saya belum tahu karena selama ini polisi tidak transparan mengungkapnya ke publik," kata Bambang.

Namun Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie mengelak pelaku penembakan polisi di Cileungsi adalah anggota jaringan teroris. Ronny mengatakan bahwa pelaku adalah bagian dari sindikat pencurian kendaraan bermotor. Keberadaan mereka dipastikan berpindah-pindah tempat. "Makanya kita akan mencermati dan mempersempit lokasi-lokasi mereka keluar dari Jawa Barat," kata Ronny.

Untuk itu polisi telah melakukan kerja sama dengan beberapa Polda untuk menangkap pelaku. Saat ini polisi mengaku telah menyebar sketsa pelaku ke semua Polda di Jawa dan Sumatera. Seperti diketahui, Anggota Reskrim Polres Bogor Briptu Nurul Affandi tewas tertembus timah panas dari senjata api milik pelaku curanmor di Jalan Kelapa Nunggal Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, pada Jumat pekan lalu.

BACA JUGA: