BMKG sudah memperkirakan kemarau pada periode ini tergolong kemarau normal, namun demikian, kenyataan menunjukkan berbagai daerah mengalami kekeringan. Kenyataan tersebut diperparah dengan cukup kritisnya kondisi cadangan air waduk yang ada.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB DR. Sutopo Purwo Nugroho melalui realesenya mengatakan berdasarkan pantauan Kementerian PU terhadap 71 waduk yang tersebar di Indonesia, hingga akhir Agustus 2012 terdapat 19 waduk normal, 42 waspada, dan 10 kering. Kondisi muka air waduk normal jika elevasi aktual lebih besar dari normal. Waspada jika volume aktual kurang dari normal tetapi lebih besar daripada siaga kekeringan. Sedangkan kering jika elevasi aktual lebih rendah daripada elevasi siaga kekeringan.

Tiga waduk besar di Jawa Barat kondisinya waspada yaitu Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Terdapat selisih 187,66 juta meter kubik dari normalnya. Hal yang sama juga terjadi di Jawa Tengah, seperti waduk Wonogiri,  Cacaban, Rawapening, Gembong, Sudirman. Di Jawa Tengah terdapat sembilan waduk normal, 20 waspada, dan delapan kering.

Waduk Sermo di DIY juga waspada. Demikian pula waduk Lahor, Sutami dan Bening mengalami waspada. Total di Jawa Timur terdapat tujuh normal, 13 waspada, satu kering. 10 waduk yang kering adalah Krisak, Plumbon, kedungguling, Nawangan, Ngancar, Delingan, Gebyar, Botok, Prijelan, Gerogak. Sedangkan di Bali dari lima  waduk yang ada, empat waspada dan satu kering.

Kondisi demikian menyebabkan pasokan air berkurang. Banyak faktor yang menyebabkan kekeringan terjadi setiap tahun, selain faktor musim yaitu antara lain kerusakan DAS, pencemaran air, minimnya kawasan hutan, sedimentasi waduk, dan lainnya.  Sementara itu, BMKG memprediksikan kemarau akan berlangsung hingga Oktober.

BACA JUGA: