JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kementerian Perhubungan  merilis 15 perusahaan maskapai berjadwal dalam negeri yang tepat waktu (on time perrformance/OTP) dan keterlambatan (delay) periode Januari-Desember 2014.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan J.A Barata mengungkapkan maskapai carteran, Travira Air menjadi operator penerbangan dengan tingkat ketepatan waktu  tertinggi di Indonesia. Travira memiliki 47 penerbangan dengan tingkat OTP 100 persen.

Di peringkat kedua dan ketiga tercatat Nam Air dan Batik Air. Adapun jumlah penerbangan Nam Air dan Batik Air masing-masing 3.477 dan 13.536. Dari jumlah tersebut, tingkat OTP Nam Air sekitar 3.231 (93,92 persen) dan 246 penerbangan (7,08 persen) yang mengalami keterlambatan. Sementara tingkat OTP Batik Air sekitar 90,78 persen (12.288 penerbangan) dan 1.248 penerbangan terlambat (9,22 persen).

Posisi keempat, Mandala Air Lines dengan jumlah penerbangan sebanyak 1.721. Dari jumlah tersebut sekitar 1.528 penerbangan (88,79 persen) dengan tingkat OTP, dan hanya 193 penerbangan (11,21 persen) yang mengalami keterlambatan. Data OTP Mandala hanya berlaku hingga Juni 214.

Menyusul, posisi kelima ditempati oleh PT Garuda Indonesia dengan jumlah penerbangan yang mempunyai tingkat OTP sekitar 88,52 persen dengan 145.721 penerbangan dan 18.003 penerbangan (10,94 persen) yang mengalami keterlambatan. Jumlah penerbangan dalam periode tersebut sebanyak 164.623.

Urutan keenam diduduki Travel Express dengan jumlah penerbangan sebanyak 10.156. Dari angka tersebut, sekitar 8.765 memiliki tingkat OTP sekitar 86,30 persen, dan 1.383 penerbangan (10,94 persen) mengalami keterlambatan.

Posisi ketujuh dan kedelapan masing-masing ditempati oleh Sriwijaya Air dan Indonesia AirAsia masing-masing dengan jumlah penerbangan 65.950 dan 22.536. Dari angka itu, sekitar 54.745 (83,02 persen) yang tepat waktu dan 11.195 (16,98 persen) yang terlambat. Sementara, AirAsia dengan 17.730 (78,67 persen) tepat waktu dan 4,801 (21,30 persen) terlambat.

Selanjutnya, Citilink dan Lion Mentari Airlines masing-masing berada pada urutan kesembilan dan kesepuluh dengan jumlah penerbangan masing-masing 54.881 dan 171.498. Dari jumlah ini, sekitar 42.915 penerbangan Citilink (78,20 persen) tepat waktu dan 9.807 (17,87 persen) yang terlambat. Sedangkan, Lion dengan tingkat ketepatan hanya 126.569 (73,80 persen) dan 44.929 penerbangan (26,20 persen) yang terlambat.

Urutan selanjutnya, Wings Air, Aviastar Mandiri, Kalstar Aviation masing-masing mempunyai 41.117 penerbangan (71,12 persen) yang tepat waktu dan 16.693 penerbangan (28,88 persen) terlambat, 1.522 penerbangan Aviastar (69,40 persen) tepat waktu dan terlambat sebanyak 598 penerbangan (27,27 persen), 14.462 penerbangan Kalstar (65,30 persen) tepat waktu dan 7.596 penerbangan (34,29 persen) terlambat.

Posisi paling buncit dipegang oleh Trigana Air dan Transnusa dengan tingkat ketepatan waktunya sekitar 62,91 persen (9.735 penerbangan) dan 30,69 persen atau sebanyak 4.750 penerbangan yang terlambat, sedangkan 3.211 penerbangan (54,41 persen) Trigana dari 5.902 penerbangan yang tepat waktu dan hanya 2.833 penerbangan (48 persen) yang terlambat.

"Adapun total jumlah penerbangan pada tahun lalu sebanyak 611.946 dengan prosentase tingkat ketepatan waktu 79,02 persen (483.588 penerbangan) dan 20,31 persen (124.275) yang terlambat," kata Barata, Jakarta, Kamis (26/2).

Sementara itu, Senior Manager Public Relations PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Ikhsan Rosan mengatakan tingkat OTP milik Garuda sebesar 88,52 persen sudah diatas ketentuan dari Asosiasi Maskapai Asia Pasifik. Sebab syarat penerbangan skala internasional harus diatas 85 persen. Lagipula tingkat OTP Garuda meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 87 persen.

Ikhsan mengatakan Garuda tidak bisa dibandingkan dengan maskapai Travira. Sebab maskapai Travira pesawat tidak berjadwal atau charter, kemudian hanya dapat sedikit menampung penumpang dan pesawat berbadan kecil. Menurut Ikhsan seharusnya Garuda harus disandingkan dengan pesawat yang berbadan besar.

Dia mengatakan jika dibandingkan dengan Nam Air atau Batik Air, harus dilihat dari jumlah penerbangan yang dilayani maskapai. Berdasarkan jumlah penerbangan yang dilayani Nam Air sebanyak 3477 jumlah penerbangan, Batik Air sebanyak 13536 jumlah penerbangan, dan sedangkan Garuda sebanyak 154.623 jumlah penerbangan.

Ikhsan menjelaskan selain jadwal penerbangan, OTP merupakan produk yang dijual oleh perusahaan. Hal itu dikarenakan Garuda dikenal oleh masyarakat yang memiliki tingkat OTPnya baik. Disatu sisi OTP juga dapat meningkatkan kenyamanan bagi para penumpang.

"Kedepan ya tetap OTP jadi fokus kita untuk peningkatan layanan," kata Ikhsan.

BACA JUGA: