JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kebijakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengenai efisiensi dan penghematan biaya operasional disambut positif oleh berbagai pihak. Namun efisiensi dan penghematan biaya diimabu jangan hanya dilakukan di sektor operasional saja tetapi di semua sektor produksi perusahaan BUMN.

Pengamat dari BUMN Watch Naldy Nazar Haroen mengatakan efisiensi dan penghematan biaya harus dilakukan di biaya produksi perusahaan. Misalnya biaya produksi pupuk dan semen. "Efisiensi harus dilakukan di segala bidang karena selama biaya produksi perusahaan BUMN sudah lebih dari batas kewajaran," kata Naldy, di Jakarta, Rabu (26/11).

Naldy menilai selama ini setiap pergantian direksi BUMN selalu diikuti dengan pergantian mobil dinas. Sebab pergantian mobil dinas dapat menyebabkan inefisiensi keuangan perusahaan.

Menurutnya keuangan BUMN harus ditekan seminimal mungkin demi tercapai efisiensi yang diharapkan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Jadi efisiensi itu bukan hanya perjalanan dinas saja, tapi termasuk semuanya," kata Naldy, Jakarta, Rabu (26/11).

Sementara itu, pengamat BUMN Sunarsip mengatakan langkah efisiensi yang diterapkan oleh Rini Soemarno jangan sampai menyebabkan efektifitas kinerja manajemen menjadi terganggu. Menurutnya perusahaan BUMN harus mengkombinasikan efektifitas dan efisiensi, dengan cara tersebut terdapat biaya-biaya komisaris dan direksi dan manajemen dapat diatur secara leluasa oleh manajemen.

Menurut Sunarsip surat edaran tersebut, akan ditaati secara konsisten oleh para direksi dan komisaris perusahaan BUMN. Apalagi sangat tidak tepat jika direksi dan komisari melakukan pemborosan anggaran ditengah situasi ekonomi yang tidak menentu. "Jangan sampai langkah seperti itu menyebabkan efektifitas kinerja manajemen menjadi terganggu," kata Sunarsip.

BACA JUGA: