JAKARTA - Indonesia saat ini mulai memasuki masa bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif yakni 15-64 tahun ke atas akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif yakni berusia 15 tahun ke bawah dan 64 tahun ke atas. Kondisi ini akan mendatangkan keuntungan, termasuk bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H. Maming mengatakan sudah saatnya BUMN dapat bersaing dengan koorporasi kakap di kawasan ASEAN. "Kami sangat mendukung aksi dari Menteri BUMN bersih-bersih. Penting untuk daya saing BUMN ke depan dan menjadi agen pembangunan perekonomian bangsa," ujar Maming dalam keterangan yang diterima Gresnews.com, Selasa (17/12).

Meski demikian, HIPMI mengusulkan, Erick untuk berani merekrut generasi-generasi milenials menduduki pimpinan-pimpinan puncak di BUMN-BUMN. "Kita tantang senior kami Bang Erick untuk mengisi pimpinan-pimpinan puncak di BUMN dengan generasi milenials," imbuh Maming.

Tak hanya di BUMN, menurut Maming, di lembaga lainnya pun harusnya ruang kepemimpinan untuk generasi milenial dibuka selebar-lebarnya. "Kita akan menghadapi bonus demografi, penting kita mempersiapkan generasi milenial untuk 10 tahun mendatang. Mereka harus mulai dilatih dipersiapkan dari sekarang agar mampu bersaing dengan milenial-milenial dari negara lain di era pasar tenaga kerja yang semakin terbuka dan bebas antarnegara," papar Maming.

Maming mengatakan, BUMN-BUMN perlu segera melakukan regenerasi kepemimpinan, utamanya pada jabatan manajemen menengah dan atas. Regenerasi dilakukan pada tingkat direksi atau minimal pada level komisaris. Regenerasi ini dibutuhkan agar BUMN-BUMN semakin adaptif dan tak hanya itu, mampu memimpin perubahan.

"Salah satu sebab BUMN kita ini agak lamban, sebab regenerasi berlangsung lamban. Kita belum punya sosok-sosok yang muda-muda seperti di private sector lainnya," pungkas Maming.

Maming mengatakan, pada era industri 4.0 ini, rata-rata korporasi-korporasi kakap dan terkaya dunia telah dikendalikan oleh generasi muda. Di tangan anak-anak muda ini, tak perlu waktu lama bagi sebuah perusahaan untuk menjadi besar.

"Korporasi-korporasi kakap ini dikelola anak-anak muda, dengan siklus perkembangan cepat dan sangat inovatif. Generasinya sudah beda. Generasi lama sudah gagap dengan perkembangan teknologi. BUMN kita harapkan bisa adaptif," papar Maming.

Selain itu, tutur Maming, regenerasi ini mempersiapkan kepemimpinan untuk generasi mendatang. "Mesti disiapkan dan diberi kesempatan dari sekarang. Jangan jauh-jauh, kita kalah Sepakbola SEA Games dari Vietnam kemarin. Penduduk Vietnam hanya sebanyak Jawa Barat. Tapi dia siapkan pemainnya dari masih bocah. Sejak dini. Sedangkan kita, pas sudah gede baru diambil. Kalah pengalamanlah," ucap Maming.

Maming mencontohkan, korporasi-korporasi swasta nasional saat ini telah beranjak dipimpin oleh generasi milenial baru. Misalnya, Valencia Herliani Tanoesoedibjo, baru berusia 26 tahun telah menjadi pimpinan teratas di MNC Group. Hal yang sama dengan Lippo Group. Salah satu pimpinannya diisi oleh salah cucu Mochtar Riady yang masih muda. Dia adalah John Riady, putra dari James Riady. Pria berumur sekitar 34 ini menjabat sebagai direktur di Lippo Group. Dia bahkan juga menjadi CEO di salah satu anak usahanya yaitu Lippo Karawaci.

Hal yang sama dengan PT HM Sampoerna. Salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia milik Putera Sampoerna ini kini dipimpin oleh anak Putera Sampoerna yakni Michael Sampoerna. Di tangan pria kelahiran 23 Agustus 1978, perusahaan rokok ini sukses dikenal ke negara tetangga. "Saya kira BUMN-BUMN bisa mempertimbangkan ini. Anak-anak muda mesti dibukakan pintu. Diisi dengan yang lebih segar. Jangan orangnya itu-itu lagi. Apalagi Menteri BUMN-nya masih muda. Kalah cepat nanti dari menterinya," ucap Maming. (G-2)

BACA JUGA: