Jakarta - Duta Komodo Indonesia, Jusuf Kalla mengharapkan setelah Pulau Komodo masuk ke dalam dalam Deretan 7 Keajaiban Dunia (The New 7 Wonders), masyarakat NTT harus mendapatkan keuntungan dari kekaguman dunia terhadap Pulau Komodo tersebut.

"Yang penting untuk pariwisata adalah kekaguman dan perbedaan dibandingkan tempat-tempat lain. Nah, permasalahannya sekarang adalah bagaimana membawa keuntungan ini ke NTT," ujar JK, mantan Wakil Presiden RI periode 2004-2009 saat berberbicara di seminar bertajuk ´Komodo The 7 Wonders, What´s Next?´ yang digelar di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (7/12).

Menurutnya, Bali dan NTB saat ini sudah cukup maju dan memiliki bandara internasional. "Tapi NTT tidak punya apa-apa," ujar bos grup usaha Bukaka ini lagi.

JK menilai, Pulau Komodo berbeda dengan Bali, karena saat ini sudah menjadi destinasi pariwisata massal. Namun, Pulau Komodo masih menjadi destinasi spesial.

Peran swasta
Untuk membuat Pulau Komodo yang terletak di NTT menjadi destinasi wisata massal, perlu usaha dan regulasi yang tepat dari pemerintah.
"Nah gimana mengatur ini? Ini tentu urusan regulasi pemerintah. Tapi pemerintah sering kurang cepat dibandingkan swasta," tukas Kalla

Masyarakat bisnis, pemerintah daerah dan masyarakat daerah, tambahnya, harus lebih tanggap agar pulau Komodo tidak menjadi seperti Kuta yang letaknya di Bali, tapi dimiliki orang-orang Jakarta.

Tentu saja, menurut JK hal tersebut tidak adil. Pasalnya, kemajuan Pulau Komodo harus berarti bagi masyarakat sekitarnya.

"Keadaan di NTT bisa berubah karena masyarakatnya bekerja keras dan setia," ujar Kalla

NTT sendiri merupakan salah satu daerah dengan ketegori ´miskin´ di Indonesia. Roda-roda penggerak ekonomi di daerah tersebut tidak berjalan dengan baik.

BACA JUGA: