JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengeluhkan tingginya biaya logistik di Indonesia. Biaya logistik itu disinyalir mencapai 30 persen dari harga produk. Tingginya biaya logistik itu disebabkan karena industri dibangun tidak terintegrasi  dan jauh dari pelabuhan.

Untuk itu Kadin meminta pemerintah mengintegrasikan fasilitas dan layanan kawasan Industri serta kawasan ekonomi khsusus (KEK ) untuk menekan biaya logistik yang menyebabkan  lemahnya daya saing industri Indonesia.

"Industri tidak dibangun  secara terintregrasi dalam satu kawasan, hulu hingga hilir, juga jauh dari pelabuhan ," kata Ketua Kadin Roslan P Reoslani dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/1).

Roslan mengatakan KEK di Indonesia umumnya belum terintegrasi, meskipun ada badan otorita tapi kewenangan pemerintah daerah masih besar.  Bahkan banyak urusan administrasi yang harus diurus di lembaga yang berbeda-beda. Hal ini telah menurunnya selera investasi.

Sebagai misal ia mencontohkan, bahwa untuk mengurus izin mendirikan bangunan ( IMB) masih harus ditangani pemerintah daerah dan pajak masih dipungut Kementerian Keuangan "Seharusnya semua izn dan pungutan diserahkan ke otorita," jelasnya.

Menurut Roslan, pengembangan industri di Indonesia sebenarnya bisa difokuskan  pada  sejumlah bidang yakni, industri yang berhubungan dengan kemaritiman, energi, agribisnis  dan pariwisata apabila melihat dari material yang tersedia di Indonesia. Meski tanpa mengecilkan pengembangan industri lainnya.

Selain itu, Indonesia juga berpotensi besar untuk mengembangkan industri  manufaktur yang ditopang industri baja dan besi yang diharapkan bisa tumbuh pula untuk realisasi pengembangan infrastruktur  dan mendukung momentum pembangunan  industri-industri lainnya.


KADIN MINTA TEROR POSO DITUMPAS - Sementara itu Kadin Kawasan Timur Indonesia juga mengeluhkan berlarut-larutnya penanganan aksi teror Poso, Sulawesi Tengah. Sebab tak kunjung tertanganinya aksi teror di kawasan tersebut berdampak mengganggu aktivitas perekonomian di kawasan  kawasan Indonesia Timur.   

Kadin menilai, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk memberantas aksi terorisme di Kawasan Kabupaten Poso. Kehadiran kelompok bersenjata tersebut diakui sudah sangat mengganggu urat nadi perekonomian di Sulawesi.

Menurut Wakil Ketua Umum dan Koordinator Kadin Kawasan Timur Indonesia (KTI) H.Andi Rukman Karumpa, saat ini menjadi momentum yang tepat bagi pemerintah untuk menumpas gerakan kelompok bersenjata yang berada digunung-gunung. "Sehingga tidak hanya yang di Sarinah yang diselesaikan," katanya.

Dikatakannya secara geografis, Kabupaten Poso sangat strategis, sebab letaknya yang di tengah Pulau Sulawesi. Hal itu pula yang membuat daerah ini menjadi urat nadi perekonomian seluruh Sulawesi, terutama jalur darat. Daerah tersebut menjadi perlintasan distribusi barang dan jasa dari Makasar ke Manado, Palu, Luwuk, Gorontalo atau Manado ke Kendari atau sebaliknya. Ketidakamanan di jalur ini membuat pengusaha angkutan darat kerap merasa takut melewati wilayah pegunungan di Kabupaten Poso. Karena keberadaan gerombolan bersenjata tersebut.

Aksi terorisme di Poso, menurut Andi, menjadi duri dalam daging bagi percepatan pembangunan ekonomi di Sulawesi dan KTI secara umum. Padahal mereka menginginkan potensi pariwisata di KTI tergarap dengan baik. Namun kerap kali ada insiden-insiden aksi teror dan tembak-menembak, berita tersebut menjadi ganjalan bagi para wisatawan. Serta  berdampak terputusnya  jalur distribusi barang, orang dan jasa.

"Jadi, kami harap Presiden Jokowi dan Pak JK segera tuntaskan terorisme di sana. Sebab aksi teror di daerah itu telah berlangsung hampir 15 tahun lamanya” ujar Andi. (Agus Irawan)

BACA JUGA: