JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kekeringan yang meluas di sejumlah wilayah Indonesia berpotensi mengancam panen petani. Kondisi ini juga akan berdampak pada pasokan dan stok pangan nasional. Namun, ditengah kecemasan merosotnya produksi pangan dalam negeri, Badan Usaha Logistik (Bulog) justru optimis mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam beberapa waktu kedepan.

Sekretaris Perum (Sesper) Bulog Djoni Nur Ashari mengatakan, Bulog saat ini masih mampu memenuhi target 6 sampai 9 persen pangan nasional. Menurutnya, ketersediaan beras di gudang Bulog saat ini masih mampu mencukupi kebutuhan konsumsi masyakarat selama enam bulan kedepan.

"Bulan Agustus dan Septermber masih ada panen gaduh (kedua-red) untuk menyerap pengadaaan beras. Sehingga, penyediaan beras saat ini masih aman," kata Djoni dihubungi gresnews.com, Jumat (31/7).

Djoni menuturkan, stok beras di Bulog saat ini mencapai 1,4 juta ton. Sebelumnya, Bulog mengklaim,  telah melakukan pengadaan beras secara berkala sejak beberapa beberapa bulan belakangan ini. Terlebih, saat menjaga lonjakan konsumsi perayaan lebaran. Sehingga, stok beras di Bulog per akhir Juli ini  dianggap masih aman bahkan mengalami pertumbuhan cukup signifikan.

Pada Mei lalu, kata Djoni, posisi ketersediaan beras di gudang Bulog masih dalam kategori rendah yakni 1,35 juta ton, namun angka itu kemudian meningkat menjadi 1,4 juta ton di akhir Juli. Peningkatan itu, lanjut Joni, disebabkan oleh beberapa aspek diantaranya stimulus Bulog terhadap peningkatan kapasitas hasil pengadaan beras petani yang secara rata-rata diprediksi mencapai 25 ribu ton per hari. Penyerapan itu menggunakan mekanisme Harga Pembelian Pemerintah (HPP) senilai 10,4 persen. Strategi tersebut, sejauh ini diklaim berhasil mendorong surplus pengadaan beras sebesar 1,1 juta ton.

Namun, capaian tersebut masih tergolong minim. Sebab, Bulog harus tancap gas mengejar target penyerapan hasil panen petani yang telah ditentukan sebesar 2,75 juta ton tahun 2015. Langkah ini tak lain bertujuan memperkuat postur pangan nasional.

Dalam proses mencapai target, Joni menjelaskan, pihak Bulog sudah mengantongi strategi untuk fokus mengadakan optimalisasi penyerapan panen gaduh dengan skema membuka saluran pengadaan beras petani serta terjun ke daerah guna meningkatkan daya beli beras komersial.

"Sejauh ini beras di Bulog sudah mulai tumbuh signifikan karena sebagian besar diperoleh dari hasil panen petani," kata Djoni.

UJIAN BULOG - Guru Besar Bidang Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso mengatakan, klaim Bulog berhasil memenuhi angka konsumsi nasional memang patut diapresiasi. Namun, belakangan ini, di tengah ancaman kekeringan, justru tantangan Bulog semakin besar.

Andreas memaparkan, tugas dan kewajiban Bulog adalah memenuhi sekitar 6 sampai 9 persen kebutuhan pangan nasional. Melihat capaian 1,4 juta ton saat ini, Andreas khawatir target 2,75 juta ton penyerapan beras petani gagal diwujudkan hingga akhir tahun.

"Sekarang masih 1,4 ton masih jauh dari target," kata Andreas dihubungi gresnews.com, Jumat (31/7).

Andreas menerangkan, bagaimanapun, Bulog harus mencari cara mendorong porsi penyediaan beras untuk mencapai target yang ditentukan. Sebab, menurutnya, kebutuhan pangan masyarakat bukan hanya untuk jangka waktu enam bulan saja tetapi harus diamankan secara berkelanjutan.

Melihat situasi sekarang, Andreas menilai, sebenarnya Bulog tengah menghadapi kondisi sulit. Pengamat pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) ini hampir dipastikan posisi Bulog kian terjepit dalam persaingan menyerap panen petani bersama pihak pengepul dan tengkulak.

Menurut Andreas, dari data jaring tani yang diperolehnya menyebutkan Harga Gabah Kering kini sudah melambung tinggi. Dimana, harga di tingkat petani kini telah mencapai level Rp 4.400 sampai Rp 4.800.

Kondisi ini, kata Andreas, tentu dapat menekan produktifitas Bulog dalam memperbanyak stok beras. Di satu sisi, Bulog terbebani harga gabah petani yang tinggi, di sisi lain, Bulog sudah pasti tidak mau ambil resiko melanggar Aturan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras dengan standar HPP gabah kering panen Rp 3.700.

"Tidak mungkin Bulog mau membeli karena harganya cukup tinggi melampaui kebijakan Inpres. Ini memang pilihan yang sulit," ujarnya.

Selain itu, Bulog juga akan tetap berada pada posisi rawan apabila tidak mencari cara mengatasi tingginya harga gabah kering di level petani. Sebab, para tengkulak dan pengepul dipastikan akan berlomba-lomba mencari keuntungan membeli gabah petani sekalipun dengan harga tinggi. Kondisi itu kemungkinan besar bisa terjadi, apalagi di tengah potensi kelangkaan pangan dan kekeringan yang melanda sejumlah daerah.

Andreas menambahkan, dalam situasi seperti ini, tidak ada pihak yang disalahkan. Fenomena ini dianggap wajar sesuai hukum pasar permintaan dan penawaran. Logika pasar, semakin langka sebuah komoditi, harga pun akan tinggi.

"Kalau bulog tidak mau membeli maka tidak kebagian," katanya.

MAFIA BERAS - Tantangan Bulog tak hanya untuk memenuhi target ketersediaan 6 sampai 9 persen pangan nasional. Namun, Bulog juga diharuskan menjaga stabilitas harga pangan di pasar dalam negeri. Ditengah kelemahan Bulog mengumpulkan stok beras, banyak pihak khawatir posisi harga beras semakin rawan dipermainkan mafia.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan, mafia hadir disebabkan adanya ketidakseimbangan stok beras terhadap laju permintaan masyarakat. Menurutnya, permainan (distorsi) harga kerap dilakukan para pedagang ´nakal´ (tengkulak) ditengah situasi kelangkaan pangan.

Untuk itu, Enny menegaskan, Perum Bulog sebagai stabilisator harga pangan seharusnya dapat menjaga daya beli dengan harga yang terjangkau melalui pemenuhan stok kebutuhan konsumsi masyarakat.

Untuk mencegah kehadiran mafia, Enny menambahkan, Bulog harus aktif melakukan instrumen pengawasan ke pasar-pasar. Apalagi, kondisi ancaman pangan saat ini semakin terasa di beberapa wilayah.

"Bulog harus konsisten untuk melindungi konsumen. Mafia beras harus diatasi misalnya lewat strategi operasi pasar," kata Enny.

BACA JUGA: