JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah menunjuk Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP). Edhy menggantikan Susi Pudjiastuti yang selama ini prestasinya diakui secara internasional.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Marthin Hadiwinata mengaku kecewa dengan pilihan Jokowi. Ditambah lagi kompetensi orang yang ditunjuk tidak ada kaitannya dengan maritim dan tidak ada evaluasi atas kinerja sebelumnya. "Ini adalah kemunduran besar Jokowi," katanya kepada Gresnews.com, (23/10).

Ia menjelaskan setidaknya ada tiga hal yang menunjukkan adanya kemunduran KKP. Pertama, terlihat dari menteri terpilih untuk KKP dipimpin politisi. Padahal seharusnya dipimpin oleh profesional yang paham masalah produksi perikanan dari akar rumput hingga kebijakan nasional. 

Kedua, menjadikan posisi KKP sebagai transaksi ke "mantan lawan" menunjukkan Jokowi tidak mendudukkan dalam perhatian utama terhadap kelautan dan perikanan. Karena jika masih menjadi fokus, seharusnya tidak ditransaksikan. 

Ketiga, kondisi ini bergeser sangat jauh dari cita-cita poros maritim yang menunjukkan pemerintah hanya akan menjadikan laut sebagai sumber daya yang akan dieksploitasi. Terlihat dari adanya nomenklatur Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi.

Berdasarkan Survei Alcara Research Center, Susi Pudjiastuti menjadi salah satu menteri yang punya tingkat kepuasan publik paling tinggi. Ia mendapat kepuasan kinerja senilai 91,95%.

"Tingkat kepuasan tertinggi kinerja menteri diraih oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti," ujar CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam keterangan pers, Senin (14/10). (G-2)

BACA JUGA: