JAKARTA, GRESNEWS.COM -  Pengamat Hukum Tata Negara Universitas Brawijaya Malang, Muhammad Ali Syafaat, menyatakan belum terbentuknya kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dipastikan program-program Jokowi-JK belum dapat terealisasi sesegera mungkin. Sehingga program kerja yang berjalan hanya administrasi pemerintahan dan kebijakan yang sudah diprogramkan oleh pemerintahan sebelumnya.

Selanjutnya, dalam tataran pelaksanaan kebijakan yang sudah ada itu dilakukan oleh pelaksana di kementerian, yaitu para dirjen. Di level daerah masih ada para kepala daerah. Hal itu dijalankan selama  belum terisinya posisi menteri.

Namun sesuai konstitusi, menurut Ali Syafaat, kondisi kementerian tanpa kehadiran pemimpin seorang menteri hanya bisa berjalan maksimal 14 hari sejak presiden dilantik seperti. Hal ini sesuai ketentuan Pasal 6 Undang Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

"Karena itulah  jangka waktu yang diberikan undang-undang juga tidak terlalu lama agar program urgen yang sudah diprogramkan pemerintahan sebelumnya bisa segera terealisasi," kata Ali Syafaat kepada Gresnews.com, Sabtu (25/10).

Sebelumnya, sejak pelantikan Jokowi pada Senin (20/10) hingga Sabtu  (25/10) dini hari, semua pihak masih menunggu keputusan Jokowi  mengumumkan kabinetnya. Namun, mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto kembali memastikan nama-nama menteri belum dapat diumumkan. Menurutnya pengumuman kabinet baru akan dilakukan pada Minggu (26/10) petang.

Sama dengan alasan sebelumnya, menurut Andi, Jokowi masih menimbang dan menelisik hasil laporan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penelusuran rekam jejak sejumlah calon menteri.

"Pak Jokowi baru saja menerima laporan dari KPK. Pengumuman kabinet tidak malam ini karena masih harus ditelaah," jelas Andi kepada wartawan.

Eks Deputi Tim Transisi juga  memberi penjelasan soal komposisi menteri dari politisi dan profesional di kabinet Jokowi JK. Menurut dia, di detik terakhir jumlah profesional bertambah.

"Kayaknya tidak 18-16 deh, mungkin profesional nambah, jumlahnya nambah. Saya nggak tahu," jelas Andi di Kompleks Istana, Sabtu (25/10). (dtc)

BACA JUGA: