JAKARTA, GRESNEWS.COM - Peran Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam mendorong pencalonan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta perlahan terus diungkap. Setelah kemarin dibeberkan oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional, kali ini giliran Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy (Romi) juga ikut bicara.

Romi mengatakan nama Anies pertama kali diajukan sebagai bakal calon gubernur oleh ipar Jusuf Kalla, Aksa Mahmud. Peristiwa itu terjadi 1,5 bulan menjelang pendaftaran bakal cagub dan cawagub DKI. "Sebagai kenalan lama, tentu saya welcome, kebetulan Anies dan saya sekitar 15 tahun silam berada di organisasi yang sama bernama Tanah Merdeka," ucap Romi, Kamis (4/5).

Ia pun bertemu dengan Anies untuk membahas modal politik Anies maju dalam Pilgub DKI. "Sebagai kenalan lama, kita kangen-kangenan saja dan tentu bicara modal politik apa yang memberanikan Anies untuk maju di DKI mengingat yang dihadapinya adalah giant, raksasa, mengingat hari-hari itu Ahok elektabilitasnya di survei begitu tinggi," ujar dia.

Waktu itu, Anies mengutip hasil survei oleh lembaga pimpinan Eep Saefulloh Fatah. Survei yang dikutip tersebut menempatkan elektabilitas Anies yang hanya terpaut sedikit di bawah Sandiaga Uno. Padahal Sandi sudah bekerja setahun lebih di Jakarta. Sedangkan Anies belum bekerja sama sekali.

Pembicaraan berlanjut ketika Romi dan Aksa Mahmud membesuk Anies, di Rumah Sakit Mayapada karena menderita demam berdarah. Hasilnya disepakati, Romi dengan PPP akan memasarkan Anies sebagai bakal calon gubernur.

PPP, Romi akan menyodorkan nama Anies ke partai-partai lain untuk diajak berkoalisi mengingat kursi PPP di DKI hanya 10. Sejak saat itu, Romi mulai ´memasarkan´ nama Anies ke Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Romi tak berhasil melobi Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. PD, PAN dan PKB mengajukan nama Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebagai Cagub dan Cawagub DKI. Semua partai yang dilobi Romi menolak nama Anies sebagai Cagub DKI.

PPP yang ikut dalam pertemuan di kediaman Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat ikut dalam koalisi mendukung Agus-Sylvi. Di hari kedua pendaftaran Cagub-Cawagub DKI, tepatnya 22 September 2016 Romi ditelepon oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Di kalangan elite politik, Prabowo sering disebut dengan sandi ´08´.

"Kali berikutnya, tanggal 22 September 2016, hari ke-2 pendaftaran Pilkada, saya dihubungi 08 untuk bergabung mengusung Sandi dan meninggalkan Cikeas," kata Romi.

Romi tetap mengajukan nama Anies sebagai Cagub DKI kepada Prabowo. Namun Prabowo tetap ngotot Sandi sebagai Cagub dan Anies Cawagub. Di depan Prabowo, Romi kemudian menelepon Anies. "Setelah saya speaker phone, Anies di depan 08, Sandi dan sekjen saya, Anies menolak untuk menjadi cawagub," cerita Romi.

Kepada Anies, Romi mengatakan jika tetap ngotot jadi Cawagub maka kebersamaan dia dengan PPP berakhir saat itu juga. "Saya katakan kalau ini pendapat final Anies, maka kebersamaan dengan PPP bisa berakhir di sini, karena sudah saya tawarkan Anies ke PD, PKB, Gerindra, kesemuanya sampai saat itu menolak mengusungnya jadi cagub," cerita Romi.

Anies meminta Romi meyakinkan semua partai politik bahwa dengan tak berbuat apa-apa, elektabilitas dia bisa 2 sampai 3 persen di bawah Sandiaga. Padahal Sandi sudah satu tahun gerilya di DKI.

Namun segala upaya Romi memperjuangkan Anies sebagai Cagub DKI ditolak oleh semua partai. Walhasil cerita PPP membawa Anies menjadi Cagub DKI berhenti pada 22 September 2016.
PERAN JK - Peran JK dalam mengusung Anies diungkapkan Romi. Ia bercerita pada 23 September 2016 dini hari, tepatnya pukul 02.00 WIB telepon genggamnya berdering. Muncul nama Wakil Presiden Jusuf Kalla di layar ponsel selebar 4,7 inchi itu.

Saat itu, JK tengah berada di Caracas, Venezuela untuk sebuah kunjungan kerja. Melihat yang menghubungi adalah seorang Wakil Presiden dan tokoh politik yang dihormati, Romi pun mengangkat telepon genggamnya.

Padahal saat itu Romi sedang berada di salah satu ruangan di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

Selain Romi dan SBY ada juga Ketum PKB Muhaimin Iskandar serta Ketum PAN Zulkifli Hasan. Dari seberang telepon, JK mengabarkan kepada Romi bahwa Ketum Gerindra, Prabowo Subianto bisa menerima Anies Baswedan sebagai calon gubernur dan Sandiaga jadi Cawagub dengan syarat PPP bergabung. Saat JK menelepon Romi, PPP bersama PAN, PKB dan Demokrat baru saja mencapai kata sepakat untuk mengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Kepada JK, Romi menyampaikan bahwa keputusan sudah diambil oleh PPP, PD, PKB dan Demokrat. Secara politik keputusan itu tak mungkin untuk dibatalkan. "Yang saya terima jawaban, Pak JK adalah beliau memahami keputusan itu," tutur Romi.

Ketum PAN Zulkifli Hasan buka-bukaan soal peran Jusuf Kalla saat penentuan calon di Pilgub DKI. Zulkifli mengaku blak-blakan karena harus jujur dalam berpolitik.

"Kan harus jujur apa adanya," ujar Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (3/5).

Zulkifli memang menceritakan soal detik-detik penentuan calon penantang Ahok-Djarot di Pilgub DKI 2017. Saat itu, Demokrat, PAN, PKB, PPP, Gerindra, PKS memutar otak dan menyeleksi nama-nama untuk diusung bersama.

Saat itu, Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sempat menawarkan Agus, Ketum Gerindra Prabowo Subianto menyanggupi tawaran SBY, asalkan Sandiaga diusung sebagai calon gubernur. Sandiaga sempat menemui Zulkifli, dan menyatakan kesediaannya maju sebagai cawagub, tetapi ia menginginkan SBY bertemu Prabowo terlebih dahulu.

"Nah saya tahu kalau Pak Prabowo, Pak SBY ketemu mesti ada jaminan 5 tahun selesai. Kira-kira itu pak isinya. Sehingga tak jadi ketemu. Sudah putus AHY. Di sini ya udah Sandi sama Mardani. Jam 12 malam sampai jam 1 pagi itu ada intervensinya Pak JK. Saya kan suka terus terang. Pak JK boleh nggak ngaku, saya dengar kok telponnya. Pak JK lah yang meyakinkan sehingga berubahlah," kata Zulkifli pada Selasa (2/5).

Kemudian, Prabowo menyetujui Anies-Sandi dan Koalisi Cikeas mengusung Agus-Sylvi. Pilgub DKI putaran pertama bergulir dan perjalanan Agus-Sylvi kandas. Zulkifli juga menceritakan pertimbangan-pertimbangan di balik dukungannya ke Anies-Sandi di putaran kedua.

Menurut Zulkifli, meski hanya berbicara atau saran, masukan JK soal nama Anies Baswedan sangat berpengaruh.

"Pak JK itu politikus senior, tokoh HMI, tokoh KAHMI, tokoh Islam, tempat para ulama dan umat bertanya. Jadi, di kalangan umat Islam, pengaruh Pak JK besar," kata Zulkifli kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/5).

Menurut Zulkifli, saran dan perkataan JK, yang juga politikus senior Golkar, itu tentu sangat berpengaruh. "Tentu saran Pak JK itu sangat berpengaruh," papar Zulkifli.

Zulkifli mengatakan JK merupakan tokoh yang dihormati dan menjadi tempat berkonsultasi. "Pak JK ini kan tokoh yang dihormati oleh tokoh-tokoh Islam. Dihormati oleh umat Islam. Oleh karena itu, jadi tempat bertanya. Apalagi Pilkada DKI yang menjadi perhatian publik luas," kata Zulkifli setelah menghadiri acara di kantor Komisi Yudisial RI, Kamis (4/5).

Ia mengatakan Pilgub DKI mendapat sorotan masyarakat luas, mulai ulama hingga tokoh-tokoh besar. Sehingga itulah yang menjadi alasan JK menjadi tempat bertanya dalam kontestasi Pilgub DKI karena memiliki pengaruh yang besar.

"Pak JK ini kan, sekali lagi, tokoh yang paling senior, pengalamannya luas, dan sangat dihormati oleh umat. Jadi tentu pengaruhnya besar," katanya.

Namun Jusuf Kalla membantah bila dianggap mengintervensi pencalonan Anies Baswedan sebagai kandidat Gubernur DKI kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. JK mengaku hanya berbicara dengan sejumlah ketua umum partai, termasuk dengan Prabowo. (dtc/mfb)


BACA JUGA: