JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kekalahan kubu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan partai koalisinnya (PKB,Nasdem, Hanura dan PKPI) terhadap kubu Koalisi Merah Putih (Gerindra, PAN, Golkar, PPP dan PAN) dalam perebutan posisi pimpinan Panitia Khusus Perubahan Tata Tertib MPR, DPR, DPRD dan DPD mengindikasikan lemahnya posisi tawar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di parlemen.

"Megawati tidak punya kekuatan suara besar di DPR yang akibatnya daya tawarnya tidak kuat, termasuk kepada Jokowi-JK. Daya tawar ada di Jokowi sekarang," kata Ketua Kebijakan Publik Partai Bulan Bintang (PBB) Teddy Gusnaidi kepada Gresnews.com, Minggu (31/8).

Menurut Teddy, Jokowi bisa saja dengan mudah meninggalkan Megawati. Sebaliknya Megawati tidak mudah untuk meninggalkan Jokowi. Sebab,Lanjutnya, banyak partai koalisi yang siap "menservice" Jokowi, menempatkan Jokowi sebagai orang nomer 1 bukan lagi sebagai "petugas partai".

"Megawati pasti tau hal itu. Kalaupun Jokowi meninggalkan Megawati maka tidak ada kerugian sedikitpun bagi Jokowi. Karena dia bisa bilang, saya presiden bukan petugas partai," ujarnya.

Megawati sempat menyatakan harapannya agar dinamika politik di parlemen tidak hanya ditentukan oleh ukuran menang dan kalah. Apalagi, hanya didasarkan kepada suara pihak mana yang paling besar dalam voting. Karena hal seperti ini dinilainya bukan esensi negara yang berdaulat dan berdemokrasi.

"Menurut saya, tidak seperti itu," kata Megawati di Posko Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta, Jumat (29/8).

Ia mencontohkan, pengesahan Undang Undang Nomor 17 tahun 2014 Tentang MPR, DPD, DPR dan DPRD (UU MD3). Salah satu UU ini merevisi ketentuan peraih suara terbanyak di pemilu legislatif otomatis menduduki posisi ketua DPR.

"Bukankah UU MD3 dulu itu sudah ada persetujuan bahwa partai pemenang yang akan mendapatkan kursi ketua, tapi sekarang tidak,"ujar Mega.

Seperti diketahui, DPR telah menetapkan pimpinan Pansus Perubahan Tata Tertib MPR, DPR, DPRD, dan DPD tanpa PDIP. Ketua Pansus diberikan kepada Benny K Harman dari Fraksi Partai Demokrat. Sedangkan Wakil Ketua Azis Syamsuddin dari Fraksi Partai Golkar, Fahri Hamzah dari Fraksi PKS, dan Toto Daryanto dari Fraksi PAN.

Pansus Tatib akan menyusun mekanisme pemilihan ketua dan alat kelengkapan di MPR, DPR, dan DPD. Termasuk diantaranya menyusun mekanisme penentuan pimpinan DPR periode 2014-2019.Terpilihnya pimpinan Pansus dari kubu merah putih akan menentukan peluang terpilihnya ketua MPR, DPR dan DPD.

BACA JUGA: