JAKARTA, GRESNEWS.COM - Nama Ridwan Kamil hampir dipastikan bakal diusung beberapa partai politik untuk bisa maju sebagai calon gubenur Jawa Barat di ajang Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Beberapa partai seperti PKB dan PAN sudah memberikan sinyal kuat untuk mendukung pria yang akrab disapa Emil itu. Sebelumnya Nasdem sudah lebih dulu mengusung Emil sebagai bakal calon gubernur Jabar.

Kemudian ada juga PPP yang memberikan sinyal siap berkoalisi dengan partai pendukung Emil. Jika nantinya Emil benar-benar diusung oleh parta-partai tersebut, menarik untuk melihat siapa calon pasangan Emil. Salah satu nama kuat adalah Walikota Bogor saat ini Bima Arya. Nama Bima sempat disebut Emil sebagai pasangan sehatinya.

Bima sendiri sudah menunjukkan sinyal kesediaannya. Dia mengaku segera memutuskan sikap apakah bersedia atau tidak menerima ajakan Ridwan Kamil bersanding di Pilgub Jabar 2018. Bima yang kini menjabat wali kota Bogor dikeceng Emil, sapaan Ridwan, untuk menempati posisi bakal cawagub Jabar. "Selasa pekan depan akan saya sampaikan," kata Bima, Sabtu (26/8).

Bima mengaku sudah menjalin komunikasi dengan wali kota Bandung tersebut. Jauh hari sebelumnya, Emil menyatakan kesiapan maju sebagai cagub Jabar, serta sudah dideklarasikan Partai NasDem.

Meski sebenarnya Bima sudah memiliki jawaban, kader PAN ini masih merahasiakan. "Saya mau istikharah. Karena pilihan pengabdian bagi saya sesungguhnya ada dua, pilihan tetap di Bogor (wali kota) atau menerima (jadi cawagub) untuk proses koalisi," ucap Bima.

Bima dalam waktu dekat mengabarkan pilihannya soal Pilgub Jabar kepada pengurus pusat PAN. Dia butuh saran dan pertimbangan dari elite partai berlambang matahari ini. "Saya ingin meyakinkan dan mengokohkan jawaban yang saya miliki di lubuk hati paling dalam. Ya lewat proses istikharah. Saya nanti sampaikan kepada pimpinan partai, soalnya kan menunggu (jawaban) saya. Selain itu, saya sampaikan juga kepada Kang Emil," tutur Bima.

Posisi Bima juga menguat setelah Partai Nasdem menyambut baik keinginan PAN menduetkan Ridwan Kamil dengan Bima Arya untuk Pilgub Jabar 2018. Namun, Nasdem meminta PAN tidak mematok syarat atau memaksakan duet Ridwan Kamil-Bima Arya bila jadi gabung dalam koalisi.

Sekadar diketahui, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mendorong kadernya Bima Arya untuk maju dalam Pilgub Jabar mendampingi Ridwan Kamil. Pernyataan itu muncul dari ketua umum partai berlambang matahari terbit ini saat menghadiri Rakernas ke-3 PAN, beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal ini Ketua DPW Nasdem Jabar Saan Mustopa menyambut positif. Tapi dia tidak berharap dukungan PAN itu hanya bermaksud menyodorkan kadernya maju mendampingi Ridwan Kamil. "Enggak ada masalah kalau mau gabung, asal bukan itu patokannya (syarat Bima Arya sebagai pendamping Ridwan Kami)," kata Saan saat ditemui di kawasan Jalan Taman Sari, Kota Bandung, Kamis (24/8).

Menurut dia, Nasdem bersama Ridwan Kamil tidak ingin koalisi yang dibangun hanya didasari kepentingan sesaat. Nasdem, sambung Saan, ingin koalisi yang terbangun betul-betul solid dan mendukung kepemimpinan Ridwan Kamil bila terpilih.

Selain itu Pilgub Jabar ini juga harus menjadi momentum pendidikan politik bagi masyarakat. "Kita coba bangun koalisi berdasarkan idealisme dan cita-cita politik demi kepentingan masyarakat, bukan kepentingan sesaat yang sifatnya pragmatis dan transaksional," ujarnya.

Saan melihat keinginan Ridwan Kamil untuk maju bersama Bima Arya hanya satu pilihan, bukan menjadi keharusan. Sebab, menurut dia, dalam menentukan sosok pendamping banyak hal yang harus menjadi pertimbangan.

Selain kecocokan personal, kapabilitas dan elektabilitas, masih ada faktor lainnya seperti partai, masyarakat termasuk representasi geografis Jabar harus menjadi pertimbangan. "Saya yakin Kang Emil tidak mematok. Kang Emil menyatakan, mungkin Bima Arya adalah salah satu dari list (calon pendampingnya kelak di Pilgub Jabar 2018)," ujar Saan.

Meski cukup kuat, Bima belum tentu bakal otomatis bisa diusung menjadi pendamping Emil. Pasalnya salah satu partai pendukung Emil, yaitu PKB, justru menolak Bima Arya jika bersanding dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018. PKB menilai dua orang tersebut memiliki latar belakang yang sama.

"Kami menolak kalau Bima Arya yang diusung jadi calon wakil gubernur bersama Ridwan Kamil," kata Ketua DPW PKB Jabar Syaiful Huda di Bandung, Sabtu (26/8).

Menurut Huda, kedua orang tersebut memiliki latar belakang yang sama sebagai teknokrat dan lulusan luar negeri. Ridwan Kamil dan Bima Arya, sambung dia, tidak cocok jika disandingkan untuk memimpin Jabar.

Selain itu PAN belum menunjukkan kesungguhanya untuk mendukung Ridwan Kamil. "Enggak akan ada chemistry, secara fatsun politik fungsionaris PAN. Saya juga belum lihat kesungguhan PAN dukung Kang Emil," ujarnya.

Bahkan, Huda melihat PAN cenderung tertarik untuk mendukung Deddy Mizwar yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS. "Bahkan lebih condongnya kesungguhan mendukung Deddy Mizwar," ucap Huda.

SINYAL KUAT - Meski menolak sosok Bima, PKB sendiri tetap menunjukkan gelagat mendukung Emil. Ketum PKB Muhaimin Iskandar mengaku tengah melakukan pembicaraan intensif dengan Ridwan Kamil. Hal ini dilakukan menjelang Pilgub Jawa Barat 2018.

"Sedang terjadi pembicaraan intensif antara Pak Ridwan Kamil dan PKB, moga-moga dalam satu dua hari ini ada pematangan soal kebersamaan," kata pria yang akrab disapa Cak Imin ini di acara ´PKB Mantu´ di Jl Keramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (25/8).

Cak Imin menjelaskan banyak pembicaraan yang telah dilakukan antara PKB dengan Ridwan Kamil. Dirinya juga berharap hal ini juga akan mematangkan koalisi parpol pendukung. "Salah satunya bagaimana menentukan calon wakil gubernur, bagaimana cara pemenangan, bagaimana menambahkan koalisi, moga-moga satu dua hari ini ada kepastian," ucapnya.

"Intensif, kita intensif meskipun belum pasti tapi kita sudah mulai mematangkan bersama RK (Ridwan Kamil), Nasdem, PPP dan Demokrat," lanjut Cak Imin.

Cak Imin menambahkan adanya kemungkinan partai peserta koalisi pendukung Ridwan Kamil akan bertambah. "Ya Insyaallah, tapi belum pasti," imbuhnya.

Ridwan Kamil sendiri pernah menyampaikan harapannya mendapat dukungan dari PKB. Dia berharap PKB akan memperkuat poros Nasdem yang saat ini merupakan satu-satunya partai pendukung dirinya.

Di sisi lain, Nasdem juga sudah mengklaim ,tidak lama lagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menyatakan dukungannya kepada Ridwan Kamil di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 mendatang. Ketua DPW Nasdem Jabar Saan Mustopa bahkan menyebut dalam dua pekan ke depan PKB dipastikan gabung dan berkoalisi dengan Nasdem di Pilgub Jabar.

Bila itu terjadi, Nasdem tinggal mencari 8 kursi lagi untuk memenuhi syarat minimal 20 kursi di legislatif. Karena Nasdem memiliki 5 kursi dan PKB 7 kursi. "PKB satu atau dua minggu kedepan mudah-mudahan sudah deklarasi untuk gabung dukung Ridwan Kamil," kata Saan, Jumat (25/8).

Pihaknya juga mengaku terus melakukan komunikasi dengan PPP yang juga berpotensi bergabung dalam koalisi untuk bersama mendukung Ridwan Kamil. Bahkan komunikasi dilakukan kepada dua kubu, baik PPP kubu Dzan Faridz maupun PPP kubu Romahurmuziy. "PPP secara prinsip tidak ada masalah. Baik dengan (kubu) Romy maupun Dzan Faridz," ujarnya.

Bila PKB dan PPP benar-benar jadi bergabung, Saan optimistis jagoannya bisa melenggang mulus maju di Pilgub Jabar. Jumlah kursi yang dibutuhkan sebagai syarat sudah jauh terpenuhi bila dua partai ini remsi bergabung. "Tidak ada persoalan soal partai pengusung. Soal kursi juga, PKB dan PPP juga sudah selesai, ini soal skema dan timing aja," ucapnya.

Menyingung soal manuver sejumlah partai dalam koalisi tanpa melibatkan Nasdem, dia melihat hanya bagian dari dinamika politik dan tidak perlu dikhawatirkan. "Justru partai yang tidan menentukan sikap, itu akan terombang ambing," ujarnya.

Dia juga membantah bila Ridwan Kamil sedang dalam kondisi sulit karena belum mendapat dukungan dari partai lain. Justru saat ini hanya Ridwan Kamil yang sudah memiliki kepastian untuk maju Pilgub Jabar. "Kang Emil lebih punya kepastian. Pertama elektabilitas dan dukungan partai," ucapnya. (dtc)

BACA JUGA: