JAKARTA, GRESNEWS.COM - Meski tak dilirik partai besar untuk maju ke ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat, namun peluang Walikota Bandung Ridwan Kamil untuk maju ke ajang perebutan kursi Jabar-1 belum tertutup. Pasalnya, beberapa partai tengah saat ini tengah menjajaki kemungkinan berkoalisi dan salah satu dari partai itu, yaitu Partai Amanat Nasional, sudah memberi sinyal mendukung pria yang akrab disapa Emil itu.

Sinyal dukungan itu mulai muncul saat Emil hadir dalam acara rapat kerja nasional PAN. Pasca acara itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan memberikan sinyal dukungan terhadap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Ia mengaku senang apabila kadernya bisa mendampingi Ridwan Kamil pada Pilgub Jabar 2018.

"Kalau teh Desy atau Bima (berpasangan dengan Ridwan Kamil) tentu suatu kehormatan (bagi PAN)," ujarnya Zulkifli Hasan, Selasa (22/8).

Menurutnya parpol mana pun tentu ingin kadernya maju. "Karena dengan kadernya masuk ke eksekutif atau legislati bisa membawa perubahan terhadap kebijakan-kebijakan," katanya.

Namun ia mengaku sejauh ini belum mengambil keputusan apapun terkait dukungan politik di Pilgub Jabar mendatang. Komunikasi terus dijalin dengan sejumlah partai politik seperti Gerindra, PKS dan NasDem. "Saya juga ketemu Surya Paloh (bahas berbagai hal)," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku tertarik untuk maju bersama Bima Arya pada Pilgub Jabar mendatang. Dia mengaku cocok dengan orang nomor satu di Kota Bogor tersebut. "Karena temanya PAN, kalau disuruh milih, Kang Bima kecengan saya. Karena sama-sama eksekutif, muda dan sering ketemu," ujarnya.

Emil memberi sejumlah alasan ´melirik´ Wali Kota Bogor itu untuk menjadi pendampingnya dalam Pilgub Jabar. Salah satunya karena sama-sama datang dari kepala daerah dan berusia muda. "Karena sama-sama eksekutif, muda, dan sering ketemu," kata Emil.

PAN sendiri sudah membuka sinyal siap mendukung Emil sebagai cagub dalam Pilgub Jabar 2018. Bahkan rencananya, wacana menduetkan kadernya, Bima Arya, dengan Emil akan dibahas dalam Rakernas ini.

"Pak Ridwan Kamil menegaskan bahwa yang bersangkutan ingin maju dengan pasangan yang kebetulan kader PAN, yaitu Wali Kota Bogor Bima Arya. Ini komunikasi politik yang sudah kita jalin, aspirasinya juga kita tangkap. Nanti saya pikir akan dibahas (di Rakernas)," terang Sekjen PAN Eddy Soeparno, Senin (21/8).

Dengan merapatnya PAN ke Emil nanti, partai pimpinan Zulkifli Hasan itu akan menambah kekuatan poros NasDem, yang tengah mengumpulkan dukungan untuk tiket maju Emil di Pilgub Jatim. Selain PAN, partai yang sudah menyatakan siap merapat ke Emil adalah PKB, PPP, dan Hanura. "Kita sekarang pelajari yang merupakan calon menjanjikan karena surveinya terakhir ini menduduki peringkat tertinggi, yaitu Pak Ridwan Kamil," tutur Eddy.

PERLU DUKUNGAN PARTAI LAIN - Jika PAN dan Nasdem kompak mendukung Emil, peluang Emil maju memang terbuka, namun tetap saja karena jumlah kursi kedua partai tersebut belum mencukupi untuk mengusung calon. Perlu tambahan kursi dari partai lain agar memenuhi kuota 20 kursi DPRD agar bisa mengusung satu calon.

Saat ini, partai-partai lain yang berpotensi merapat berkoalisi dengan NasDem dan PAN antara lain PPP, PKB, dan Hanura. Posisi partai yang belum menunjukkan sikap adalah Partai Demokrat. Namun Demokrat disebut-sebut akan merapat ke poros Gerindra-PKS.

Namun peluang Emil bisa berantakan kalau partai-partai tersebut gagal berkoalisi. Terlepas dari sinyal mendukung, PAN sebenarnya diincar duet PKS-Gerindra untuk memperkuat jalan pasangan Deddy Mizwar-Syaikhu.

Sinyal belum pastinya partai-partai tengah itu berkoalisi juga tampak dari adanya pertemuan kelima parpol tengah itu minus Nasdem, Senin (21/8) malam. Emil pun sempat galau menanggapi pertemuan itu. Dia masih berharap para parpol itu mengusungnya.

"Ya kalau bisa PPP dan PKB. Sudah genap ada 16, tambah Nasdem lima jadi 21 kursi," ujarnya ditemui usai membuka Job Fair di Mal Piset, Jalan Pelajar Pejuang 45, Selasa (22/8).

Namun Emil menilai sejauh ini belum ada keputusan final dari parpol. "Kalau final itu ada hitam di atas putih. Kalau belum berarti janur kuning belum melengkung," tandasnya.

Disinggung soal kemungkinan maju secara independen, pria yang akrab disapa Emil ini mengaku masih harus berpikir ulang terkait hal tersebut. "Nanti kita pikirkan kalau situasi sudah sangat realistis," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, lima parpol yaitu Demokrat, PAN, Hanura, PKB, dan PPP menggelar pertemuan di Hotel Horisson. Pimpinan yang hadir dalam pertemuan tersebut yakni Ketua DPD Demokrat Iwan Sulandjana, Ketua DPW PPP Jabar Ade Yasin, Ketua DPW PAN Hasbullah dan perwakilan partai Hanura dan PKB. Ketua DPD Geridra Jabar Mulyadi juga ikut dalam pertemuan ini. Mereka mengaku tengah menjajaki koalisi untuk Pilgub Jabar.

PERKUAT EMIL - Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan poros baru dapat memunculkan tokoh baru di Pilgub Jabar. "Apakah poros baru ini untuk mengusung kandidat yang masih belum memiliki pasangan atau betul-betul melahirkan tokoh baru, ini masih menjadi pertanyaan," kata Eddy di sela-sela kegiatan Rekernas Ke-3 PAN di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Selasa (22/8).

Pengurus wilayah Jabar masing-masing partai tersebut sebatas lisan bersepakat membangun koalisi anyar. Pertemuan lima partai itu tidak dihadiri Partai NasDem, yang memang sudah jauh hari mengusung Ridwan Kamil. Eddy justru menerka pertemuan lima partai tersebut arahnya memuluskan langkah Ridwan Kamil.

Eddy mengatakan pengurus pusat selama ini memberikan izin kepada DPW PAN Jabar menjalin komunikasi politik dengan partai lainnya dalam menghadapi Pilgub Jabar 2018. Namun, Eddy menjelaskan, komitmen pengurus PAN Jabar berkaitan pesta demokrasi ini perlu dikomunikasikan kepada pengurus pusat untuk memutuskan sikap dan arah partai.

"Tapi sejauh ini saya berasumsi bahwa koalisi ini dijalin untuk mengusung Ridwan Kamil. Jadi ini mungkin cikal bakal partai yang berpotensi mengusung calon gubernur yang kemungkinan besar ialah Ridwan Kamil," tutur Eddy.

Tetapi, Eddy menambahkan, kelima partai itu merupakan partai kader yang ingin kader terbaiknya menghendaki digandeng menjadi cawagub. Mekanisme tersebut, menurut dia, membutuhkan proses komunikasi panjang bagi pengurus PAN Jabar.

"Saya serahkan kepada teman-teman Jabar untuk merumuskannya. Karena koalisi mendukung seorang cagub ini bisa saja mentah ketika pembahasan mengenai cawagub tidak ada kesepakatan," tutur Eddy.

Ditanya soal apakah peluangnya besar pembentukan koalisi baru memunculkan sosok cagub selain Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi, dan Ridwan Kamil, Eddy enggan berandai-andai. "Saya melihatnya keterbatasan waktu untuk mendongkrak elektabilitas orang lain di antara tiga orang tersebut. Apakah realistis? Karena bicara waktu yang sempit, kita bicara bicara logistik yang besar hanya untuk memunculkan satu orang," tuturnya.

Sejauh ini, Eddy menegaskan, PAN tengah menganalisis figur cagub yang memiliki potensi memenangi Pilgub Jabar 2018. "Terpenting kita ingin mendorong calon yang berpeluang menang. Kalau sampai menang, tentu misi PAN yang dititipkan kepada calon itu diharapkan bisa terealisasi," kata Eddy.

PENANTANG KUAT - Jika kelima partai ini berkoalisi, calon yang diusung memang bisa menjadi penantang kuat koalisi PDIP-Golkar dan PKS-Gerindra. "Pertemuan ini tujuannya untuk menyamakan persepsi dan kesepahaman untuk Jabar yang lebih baik. Kesepahaman hari ini bukan untuk menentukan calon, tetapi parpol yang merupakan ruh koalisi," kata Ketua DPW PPP Jabar Ade Yasin usai pertemuan tertutup itu.

Ade mengatakan dalam pertemuan ini kelima parpol sudah menyatakan kesediaannya untuk bersama di Pilgub Jabar 2018. Namun, sambung dia, kesediaan ini baru sebatas secara lisan dan merupakan aspirasi di tingkat pimpinan di Jabar.

"Kami berlima sudah mantap jalin koalisi. Sudah ada pembicaraan (pertemuan) baru secara lisan belum formal. Nanti harus dipertegas dengan pertemuan selanjutnya ada draf yang lebih maju lagi. Tentunya harus seizin pimpinan (pusat)," ungkap dia. "Jadi hari ini belum sepakat koalisi, baru menentukan kesepahaman dulu," menambahkan.

Ketua DPD Demokrat Iwan Sulandjana menyambut baik peluang pembentukan poros koalisi baru ini. Mengingat, sambung dia, kelima partai ini belum menentukan sikap untuk kontestasi di Pilgub Jabar. Sehingga, peluang koalisi cukup besar. "Karena kebetulan kami (Demokrat) tidak bisa maju sendiri, jadi harus koalisi. Alhamdulillah ada empat partai yang akan bersama-sama di Pilgub Jabar," jelas dia.

Menurutnya pertemuan kali ini memang memfokuskan kepada kesepahaman dan menjalankan marwah masing-masing partai. Sementara untuk calon, diserahkan kepada masing-masing parpol pengusung.

"Karena kita bersama di sini masing-masing partai punya kandidat juga kami hargai itu. Dengan kesepakatan in,i bisa menjadi laporan ke pimpinan. Kesepahaman dan menciptakan pemimpin yang disetujui bersama nantinya," kata Iwan. (dtc)

 

BACA JUGA: