JAKARTA, GRESNEWS.COM - Jagat maya kembali dihebohkan dengan adanya penyusupan konten porno dalam format GIF di WhatsApp. Beredar kabar kalau dengan melakukan pencarian di WhatsApp dengan cara tertentu, dapat ditemukan gambar bergerak berbentuk GIF yang mesum. Ketika dicoba di perangkat Android maupun iOS, ternyata kabar tersebut benar. Ada sejumlah emoticon berkonten pornografi dengan format Gif yang tersedia pada layanan WhatsApp. Gambar-gambar porno tersebut berupa video animated pendek.

Memang fitur itu tersembunyi dan perlu dicari sendiri di WhatsApp. WhatsApp agaknya juga tidak pernah mengumumkannya. Namun jika sudah menemukan caranya, tentu menjadi masalah jika digunakan oleh anak di bawah umur.

Pesan yang beredar di internet pun sudah meminta agar mewaspadai soal fitur tersebut. Terutama orang tua agar lebih mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan internet dan layanan pesan instan.

Terkait hal ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan telah menerima laporan dari masyarakat terkait konten pornografi dalam  Rudiantara menuturkan bahwa saat ini laporan tersebut tengah diurus atau diproses, baik ke Facebook selaku induk perusahaan maupun langsung ke WhatsApp.

Adanya laporan konten porno di WhatsApp dari masyarakat, Rudiantara mengatakan pihak Facebook maupun WhatsApp diharapkan dapat bertindak cepat untuk menapis konten di layanan pesan instan dengan pengguna 1,2 miliar di seluruh dunia tersebut.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah melaporkan dan kami mengharapkan kerjasama dari Facebook/WhatsApp/GIF untuk dapat melakukan filtering secepatnya," tegas Rudiantara, Minggu (5/11) malam .

Ia menambahkan, pihaknya juga tengah berkomunikasi dengan penyedia layanan aplikasi tersebut. "Sekarang sedang berkomunikasi dengan FB (WA)," lanjut Rudi.

Hal ini memang mengkhawatirkan mengingat WhatsApp menjadi layanan messaging terbesar dunia dengan pengguna sekitar 1,2 miliar karena kemudahannya dan juga bebas iklan. Dengan diketahuinya fitur semacam itu, WhatsApp mungkin telah melanggar peraturan.

Pihak Kominfo mengaku telah mulai melakukan tindakan terkait persoalan ini. "Sudah dikirim ke timnya siang tadi," kata Noor Iza, Plt Kabiro Humas Kementerian Kominfo melalui pesan singkat. Tim dimaksud mengarah ke pihak WhatsApp.

Sebelumnya, Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Adi Deriyan juga mengatakan akan menyelidiki hal ini. "Kami masih menyelidikinya dan tentunya karena ini berkaitan dengan aplikasi, kami berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)," ujar Adi.

Dari penelusuran lebih jauh, animasi berkonten porno tersebut tak cuma muncul di jejaring pengiriman pesan, melainkan di jejaring lain seperti Facebook dan Twitter. Dengan metode pencarian yang sama dengan di aplikasi WhatsApp, animasi GIF pornografi juga bisa ditemukan di Twitter dan Facebook. Rupanya, ada satu situs sama yang digunakan oleh ketiga jejaring tersebut sebagai database GIF-nya, yaitu Giphy.

Dalam pernyataannya, WhatsApp menyatakan kalau mereka menggunakan menggunakan database GIF milik Giphy dan Tenor, sementara Twitter mengambil databasenya dari Giphy dan Riffsy. Giphy sendiri adalah layanan yang menjadi favorit banyak pengguna GIF di dunia maya. Database GIF yang ada di di Giphy sangatlah besar, dan sayangnya konten pornografi juga ada di dalamnya.

Banyaknya database GIF itu bisa dimungkinkan karena platform Giphy mempunyai banyak alat untuk membuat konten GIF. Dan konten-konten tersebut belakangan memang digandrungi banyak pengguna internet, karena sifatnya yang bisa memperkaya percakapan di aplikasi pesan instan atau pun media sosial. Jadi bisa dikatakan konten porno itu bukan murni berasal dari WhatsApp ataupun Facebook. Meski tentu mereka turut bertanggungjawab.

AJAKAN BOIKOT -  Tak lama setelah animasi pornografi di WhatsApp ramai jadi bahan perbincangan, ajakan memboikot jejaring milik Facebook itu pun beredar di dunia maya. Cara memboikot WhatsApp itu adalah dengan memberi nilai jelek terhadap aplikasi itu di Google Play Store, juga menuliskan kalimat yang memprotes kehadiran animasi pornografi tersebut di dalam aplikasi WhatsApp. Ajakan ini beredar di sejumlah grup WhatsApp, dan tak jelas siapa yang pertama kali menyebarkan broadcast message semacam ini.

Menanggapi masalah ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin atas temuan konten pornografi dalam format gif yang beredar di Whatsapp (WA). Sebagai langkah proteksi ke anak-anak, KPAI akan memanggil manajemen WA Indonesia terkait temuan tersebut.

"KPAI sebagai lembaga negara yang mendapatkan mandat pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak, menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas dugaan tersedianya konten-konten yang mengandung muatan pornografi di media sosial," kata Ketua KPAI Susanto dalam keterangannya, Minggu (5/11).

Dengan perkembangan teknologi seperti saat ini, banyak anak-anak yang dengan mudah mengakses ponsel. Susanto menegaskan anak-anak butuh dilindungi dari konten pornografi.

"Pembiaran anak-anak dekat dan dapat mengakses pornografi dengan mudah adalah bentuk pelanggaran. Oleh karena itu KPAI dalam waktu dekat akan mengundang manajemen WA untuk menyamakan persepsi dalam memberikan proteksi terhadap anak," jelas Susanto.

Susanto berharap WA maupun jejaring media sosial lainnya melindungi anak-anak dari muatan konten berbau pornografi. Apalagi anak-anak rentan sebagai korban kejahatan seksual.

"Berharap WA dan media sosial lain memiliki sistem proteksi internal yang maksimal, agar anak dapat dijauhkan dari segala konten yang memuat kejahatan pornografi. Termasuk melakukan berbagai tindakan dan kegiatan baik yang bersifat preventif maupun penanganan terkait dengan penghapusan konten-konten yang memuat pornografi," tambahnya. (dtc)

BACA JUGA: