PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menegaskan, pihaknya membutuhkan dana sebesar US$25 miliar atau lebih dari Rp300 triliun untuk membangun berbagai infrastruktur gas bumi hingga 2025. Infrastruktur ini difokuskan pada wilayah Indonesia Tengah dan Timur.

Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, dana sebesar itu akan digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi dalam mendorong target penggunaan gas bumi pada bauran energi sebesar 22% hingga 2025.

"Estimasinya sekitar US$ 25 miliar, berbentuk new capital expenditure skala 25 ribu kilometer (km) jaringan transmisi distribusi baru, selain berbentuk virtual pipeline, terminal LNG," terang Hendi, dalam Indonesia Energy Confrence, di Jakarta, Selasa (11/4).

Adapun, infrastruktur gas bumi yang akan dibangun antara lain jaringan pipa tiga kali lebih panjang dari jaringan yang ada, yakni sepanjang 9 ribu km, serta membangun virtual pipeline atau teknologi yang mampu mendistribusikan LNG (Liquefied Natural Gas) atau CNG (Compressed Natural Gas), tanpa menggunakan pipa.

Teknologi virtual pipeline, pipa diganti dengan alat transportasi khusus yang dapat menampung LNG atau CNG dan mengantarkannya langsung ke tempat penyimpanan di daerah-daerah yang memerlukan. Sehingga ke depan penyaluran gas bumi tidak hanya mengandalkan pipa, hal ini membuat penyaluran gas lebih fleksibel dan 25 ribu km jaringan transmisi dan distribusi gas.

Hendi mengatakan, untuk dapat mencapai target penggunaan gas bumi pada 2025 nanti, maka setidaknya dibutuhkan peningkatan pasokan gas bumi hingga dua kali lipat, menjadi 400 juta ton setara minyak. "Dibutuhkan dua kali volume produksi gas yang dialokasikan ke dalam negeri hampir 400 juta ton oil equivalent," tuturnya.

BACA JUGA: