JAKARTA, GRESNEWS.COM - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) turut mengambil bagian dalam pencarian pesawat Indonesia Airasia dengan nomor penerbangan QZ 8501 yang hilang kontak di sekitar perairan Bangka Belitung pada hari Sabtu pagi. Plt Deputi Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman Ridwan Jamaludin menyatakan, BPPT siap meluncurkan kapal berteknologi sonar.

Ridwan mengungkapkan, teknologi sonar berfungsi untuk mendeteksi keberadaan benda di dasar laut. "Saat ini BPPT memiliki empat kapal berteknologi sonar. Namun baru satu kapal yang kali ini siap kami turunkan untuk membantu proses pencarian pesawat ," jelas Ridwan kepada Gresnews.com di Kantor BPPT, Senin (29/12).

Mengenai alur bantuan yang dikerahkan, Ridwan memastikan, Kapal Baruna Jaya 4 nantinya akan diterjunkan langsung ke lokasi kejadian. Ridwan menambahkan, untuk mempermudah upaya pencarian, kapal tersebut dilengkapi dengan alat sight-scan sonar dan multi echo sounder dimana kedua alat ini sudah teruji dalam hal mengidentifikasi benda di dasar laut.

Ridwan menambahkan, sistem teknologi semacam ini sebelumnya berhasil digunakan dalam pencarian pesawat Adam Air yang hilang di perairan Sulawesi beberapa tahun lalu dan juga penemuan badan kapal Bahuga Jaya tahun 2012 lalu. Untuk diketahui, sonar adalah singkatan dari bahasa Inggris yaitu sound navigation and ranging.

Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah laut. Melihat kecanggihan alat ini, sonar saat ini digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.

Cara kerja teknologi sonar adalah dengan mengirim gelombang suara dari bawah permukaan dan menghasilkan gelombang pantulan (echo). Data suara kemudian dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.

BACA JUGA: