JAKARTA, GRESNEWS.COM - Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) gagal. Program yang bertujuan untuk pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia ternyata tidak berdampak di wilayah Indonesia Timur.

Buktinya adalah kajian Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis bahwa Pulau Jawa dan Pulau Sumatera memberikan sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Artinya kawasan Indonesia bagian Timur sama sekali tak ada perubahan.

Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Ina Primiana letak kegagalan pemerintah untuk melakukan pemerataan ekonomi hingga di wilayah Indonesia Timur karena pemerintah tidak fokus. Bahkan program MP3EI yang dicanangkan untuk pemerataan ekonomi juga tidak jalan karena lagi-lagi pemerintah masih fokus di pulau Jawa dan Sumatera.

Dia menilai hal tersebutlah akan berdampak negatif untuk jangka panjang karena memicu masyarakat daerah lari ke pulau Jawa untuk meningkatkan pendapatan.

Menurutnya akibat pemerintah hanya fokus mengembangkan Jawa dan Sumatera menyebabkan akses ekonomi dan pembangunan di Indonesia Timur menjadi lambat. Tak heran angka kemiskinan didominasi oleh Indonesia Timur daripada Indonesia Barat.

"Karena orang setelah lulus kuliah ingin cari kerja ke Pulau Jawa," kata Ina kepada Gresnews.com, Jakarta, Jumat (7/2).

Ina mengatakan seharusnya pemerintah jika ingin melakukan pemerataan ekonomi hingga wilayah Timur, pemerintah harus memetakan disetiap daerah ditempati pusat industri, pusat kesehatan dan pusat pendidikan. Dia menambahkan jika ingin membangun pusat industri, pemerintah harus mempersiapkan rantai pasoknya disertai dengan pembangunan infrastruktur dan transportasi seperti angkutan darat, pelabuhan dan bandara udara.

Dia mengatakan selama ini yang menjadi permasalahan di daerah-daerah untuk berkembang adalah permasalahan antar provinsi yang belum terkoneksi. Misalnya Kalimantan Barat memiliki bahan baku namun untuk pengolahan bahan baku ada di Kalimantan Selatan. Bahkan di Pulau Sumatera pun tidak semuanya terkoneksi dengan baik untuk jalur infrastruktur dan transportasinya.

"Nah itu, kita masalahnya di konektivitas. Hal-hal seperti itu yang membuat ketimpangan," kata Ina.

Selain itu, Ina menilai pemerintah lebih fokus di Jawa karena pusat pemerintahan dan pusat bisnis ada di Jawa, khususnya Jakarta sehingga daerah lain tidak berkembang. Akibatnya masyarakat berbondong-bondong ingin pindah ke Jakarta, beli rumah di Jakarta dengan melakukan alih lahan di pinggiran Jakarta. Maka tak heran Jakarta menjadi banjir karena pembangunan drainasenya tidak terpikirkan.

Dia mencontohkan seperti Malaysia, pusat pemerintahan dan pusat bisnis berada di tempat yang berbeda. Akibatnya pemerataan pertumbuhan ekonomi pun terjadi di Malaysia.

"Idealnya memang pindah pusat pemerintahan tapi jangan jauh-jauh dari Jakarta dan bisa diakses oleh jalan tol," kata Ina.

Sebagaimana diketahui, BPS baru saja melansir pertumbuhan perekonomian Indonesia tahun 2013 belum merata. Menurut Kepala BPS, Suryamin tiga provinsi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) adalah DKI Jakarta sebesar 16,72 %, Jawa Timur 14,87 % dan Jawa Barat 14,17 %. Ketiga provinsi tersebut jika ditotal maka menyumbang 45,76 % terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sedangkan Sumatera menyumbang sebesar 23,81 % jika dibandingkan dengan data dua tahun lalu yaitu sebesar 23,74 %. Kalimantan pun menurun dari 9,3 % menjadi 8,67 % di tahun 2013 karena penurunan daya bisnis tambang. Sulawesi turut menyumbang 4,82 % mengalami peningkatan dari 4,74 % terhadap PDB. Sisa provinsi lainnya, jika digabung sebesar 4,71 %, dengan Maluku dan Papua hanya menyumbangkan 2,43 %.

BACA JUGA: