JAKARTA, GRESNEWS.COM - Ada hal baru dalam Ujian Nasional (UN) yang dilakukan pada pertengahan April hingga awal Mei. Mulai tahun ini UN  bukan lagi menjadi momok menakutkan bagi para siswa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menetapkan UN mulai kini bukan penentu kelulusan.

Kendati bukan lagi penentu kelulusan, penyelenggaran UN tetap dijalankan sesuai dengan sebelumnya dengan menjaga kerahasiaan bundel soal. Hingga kini soal ujian baik yang berbasis komputer maupun tertulis telah mencapai target persiapan lebih dari 80 persen. "Dalam proses pencetakan naskah soal, kami terus memonitor 17 perusahaan percetakan melalui CCTV," kata Mendikbud Anies Baswedan saat jumpa pers di Kemendikbud, Senayan, Jumat (20/3).

Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi segala kemungkinan curang yang dapat terjadi. Hingga kini percetakan soal UN sudah mencapai 90,98 persen dari jumlah total kebutuhan sebanyak 35 juta eksemplar naskah. Jumlah tersebut nantinya akan didistribusikan ke 50.515 SMP dan 18.552 SMA/SMK.

Per tanggal 19 Maret 2015 sudah terdapat 11,4 juta naskah UN SMA yang tercetak, sedang target soal yang harus disiapkan sebanyak 12,5 juta bundel. Kemudian, target pencetakan soal UN SMK mencapai 4,04 juta bundel soal, dari jumlah tersebut, sebanyak 3,2 soal atau sekitar 78,48 persen sudah selesai digandakan.

Jumlah peserta UN sendiri memcapai 7,3 juta siswa yang terdiri dari 3,7 juta siswa SMP dan 1,6 juta siswa SMA. Tingkat SMA ini terdiri kepada sejumlah 1,1 juta siswa SMK, dan 632.214 siswa pendidikan kesetaraan.

Hingga hari ini total target pencetakan naskah soal mencapai 16,6 juta berkas, saat ini percetakan sudah merampungkan 14,6 juta bundel soal. "Sebanyak 84 persen telah selesai dicetak. Sisanya, kami minta percetakan untuk segera menyelesaikan," katanya.

Setiap percetakan dilengkapi dengan enam hingga sembilan CCTV untuk monitoring jalannya proses percetakan. Monitoring dengan CCTV ini juga dianggap lebih praktis dan efisien karena dapat dilakukan secara langsung dan setiap hari. Setiap perkembangan proses cetak pun dapat langsung dengan cepat dilaporkan ke Kemeendikbud untuk mendapatkan penanganan.

"Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi potensi-potensi masalah sejak dini," ujarnya.

Monitoring secara ketat, ditambah adanya kesepakatan mengenai kerahasiaan soal UN dengan pihak percetakan akan memperkecil tindak kecurangan. Soal pun disegel dan disalurkan ke sejumlah daerah dengan pengawalan aparat keamanan. Sehingga dirinya meminta kepada para siswa untuk tak mempercayai beredarnya bocoran soal karena ia yakin tak akan ada soal UN yang bocor.

UN tingkat SMA/SMK akan diselenggarakan pada 13 April-15 April 2015. Sementara untuk tingkat SMP pada tanggal 4 Mei-7 Mei 2015. Sementara UN berbasis komputer akan berlangsung pada 7 April-20 April 2015.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Nizam, mengatakan walaupun kelulusan tahun ini tak akan lagi bergantung pada UN melainkan oleh satuan pendidikan. Namun hasil UN tetap digunakan sebagai pemetaan mutu dan program satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang berikutnya. Serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan.

"Perbedaan hanya pada sifat UN, yang lainnya sama. Untuk persiapan, sesuai dengan jadwal, ditargetkan selesai akhir Maret ini," katanya.

BACA JUGA: