JAKARTA, GRESNEWS.COM - Polisi memastikan beredarnya kunci jawaban Ujian Nasional (UN) untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau Sederajat Tahun Ajaran 2013-2014 adalah palsu. Polisi telah melakukan pengawasan dan pengamanan pendistribusiannya.

Polri sudah melakukan kerja sama dengan pihak jaringan seluler untuk melacak serta melakukan pendeteksian dini jika ada pihak yang menyebarkan kunci jawaban lewat pesan seluler. Polisi juga telah memantau pembocoran kunci jawaban lewat media sosial.

"Kami pastikan pelaksanaan ujian nasional sekarang tidak ada kunci jawaban yang beredar," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto di Jakarta, Senin (14/4).

Agus mengatakan telah berkoordinasi dengan seluruh Polda hingga Polres untuk mengamankan pelaksanaan UN agar berjalan tertib. Polisi mengerahkan anggota polisi ke sekolah-sekolah, baik yang berpakaian polisi maupun preman.

Sementara itu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melihat pengamanan UN terlalu mencolok. Hal itu ditakutkan mengganggu kenyamanan siswa. KPAI meminta personel kepolisian yang diturunkan dalam menjaga keamanan UN di sekolah-sekolah tidak mengenakan seragam resmi.

"Cukup polisi berpakaian preman. Jadi tidak dilakukan secara terbuka agar nantinya mental maupun kondisi psikologis siswa-siswi ini tak terpengaruh," ujar Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh dalam keterangannya, Minggu (13/4).

KPAI melakukan pengawasan khusus dengan menerjunkan tim pengawas ke sejumlah daerah untuk menjamin hak-hak anak dalam bidang pendidikan pada pelaksanaan ujian nasional.

Sebelumnya Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menerima laporan adanya bocoran soal Ujian Nasional (UN) tingkat SMA. Para pelajar yang menemukan bocoran soal di Twitter dan Facebook tersebut melaporkan ke Dinas Pendidikan.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jabar Wahyudin Zarkasih, bocoran soal tersebut diperkirakan sudah beredar sejak dua hari lalu. "Tapi kami mendapat laporan soal adanya bocoran jawaban soal UN kemarin sore. Siswanya langsung yang melapor ke saya," kata Wahyudin seusai melakukan peninjauan pelaksanaan UN di SMAN 1 Kota Bandung, Senin (14/4).

Untuk itu, pihaknya akan menelusuri dan membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. "Kami langsung mengecek benar tidaknya. Lalu kita rapatkan dan alhamdulilah itu tidak terbukti. Itu bukan kunci jawaban soal UN SMA," tegasnya.

Dengan adanya kasus tersebut, ia mengimbau kepada peserta UN agar tidak mempercayai bocoran soal atau kunci jawaban yang beredar tersebut. "Tapi saya yakin siswa-siswi di Jabar tidak akan percaya dan terpengaruh dengan bocoran kunci jawaban itu. Buktinya mereka melaporkan kepada kami," katanya.

Mekanisme soal UN yang menggunakan barcode dengan 20 soal yang berbeda sudah cukup baik dan tidak mungkin bocor. Karena di dalam satu ruangan itu, soal setiap peserta UN berbeda. Jadi susah kalau mau berbuat curang.

BACA JUGA: