YOGYAKARTA - Ekonom UGM, Sri Adiningsih, memprediksikan perekonomian Indonesia masih bisa bertahan menghadapi ancaman krisis Eropa yang masih akan membayangi ekonomi dunia pada 2013, berbeda dengan China dan India yang pada krisis keuangan global 2008 masih dapat bertahan, namun di tahun 2012 mulai mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, pasar keuangan yang merupakan jalur utama pengaruh ketidakpastian ekonomi global merupakan salah satu sumber kerentanan ekonomi Indonesia. Pasalnya besaran dana portofolio yang masuk Indonesia pada 2012 diperkirakan masih akan menjadi sumber kerentanan ekonomi pada tahun 2013 mendatang.

"Begitu juga perdagangan internasional yang melemah pada 2012 masih akan berlanjut pada 2013. Sehingga perekonomian Indonesia 2013 masih akan bertumpu pada ekonomi domestik seperti konsumsi," paparnya, dalam diskusi "Indonesian Economic Review and Outlook 2013" seperti dilansir ugm.ac.id, Sabtu (29/12).

Sementara untuk investasi yang pertumbuhannya tergolong tinggi diperkirakan akan melemah pada 2013. Demikian halnya pada sektor non tradable seperti sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan yang biasanya tumbuh tinggi diperkirakan akan mengalami tekanan.

Melihat Gama leading economic indicator (LEI) sebelumnya, dikatakan Adiningsih, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi pada 2012, berkisar pada 6-6,5%. "Otoritas ekonomi diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi makro maupun pasar keuangan dengan lebih baik pada tahun depan supaya iklim investasi dan usaha tidak memburuk," ujarnya.

Adiningsih menambahkan, berbagai kebijakan yang sifatnya memberikan stimulus pada pergerakan ekonomi juga perlu dilakukan. Salah satu pilihan yang dapat dipakai adalah dengan mengurangi subsidi BBM secara bertahap yang dialihkan untuk pembangunan infrastruktur agar dapat meningkatkan daya saing internasional produk Indonesia.

BACA JUGA: