Jakarta - Rencana pembangunan Pangkalan pasukan Marinir Amerika Serikat (AS) di Darwin, Australia berpotensi mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Langkah AS juga dicurigai untuk mengamankan aset-asek ekonomi milik negara adikuasa yang berada di kawasan Asia.

"Diduga, militer AS akan ditempatkan di beberapa negara di kawasan Asia. Amerika punya kepentingan karena di kawasan Asia ini ekonomi terus bergerak,” kata Direktur Lembaga Sabang Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan di Jakarta, Rabu (11/4).

Menurut Syahganda, pernyataan pemerintah AS yang berkilah penempatan pasukan marinir tersebut untuk menjaga kawasan Asia terutama China harus diwaspadai, karena letak Darwin Australia dengan China cukup jauh.
"Karena jarak perbatasan Indonesia dan Darwin hanya 800 km. Kalau ancaman di China, harusnya AS tak menempatkan pasukannya di Darwin,” ujarnya.

Syahganda menilai kekuatan Brazil, Rusia, India dan China serta sikap negara-negara itu yang tak mau tunduk pada hegemoni AS menjadi salah satu alasan penempatan pasukan marinir AS di Darwin.

Selain itu, seruan masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk melakukan renegosiasi kontrak karya pertambangan dinilai mengancam kelangsungan  perusahaan-perusahaan tambang milik negeri Paman Sam tersebut.

“Untuk menjaga kepentingannya, AS tentu harus menguasai keamanan dan seluruh kekuatan di daerah tersebut. Dan bisa jadi tentara AS bisa tersebar di seluruh wilayah Asia,” ungkap Syahganda.

BACA JUGA: