Washington - AS menyatakan akan mengirim pemantau guna mengamati dari dekat pelaksanaan pemilihan umum di Myanmar serta mendorong pemerintah untuk memastikan pemilihan umum itu memenuhi standar internasional.

Pemerintah Myanmar yang reformis mengatakan akan mengundang pemantau dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam Pemilihan Umum 1 April, dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi untuk pertama kalinya akan berjuang memperoleh kursi di parlemen.

"Kami jelas akan mengambil kesempatan ini untuk mengirim pemantau," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland kepada wartawan di Washington seperti dikutip huffingtonpost.com.

Nuland mengatakan bahwa Myanmar telah mengundang dua pemantau Amerika Serikat dan tiga wartawan Amerika Serikat untuk memantau pemungutan suara, sementara misi pemantauan ´skala penuh´  biasanya membutuhkan perencanaan sebelumnya yang signifikan.

"Kami akan berkoordinasi dengan ASEAN dan pemantau lain untuk mencoba memaksimalkan dampak yang dapat diberikan oleh para pemantau kami," kata Nuland.

Pemerintahan reformis
Dia mengakui Amerika Serikat belum memutuskan siapa yang akan dikirim. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yangon sebelumnya menyebut keputusan Myanmar sebagai hal yang "menggembirakan."

Myanmar tidak mengizinkan pemantau asing dalam pemilihan umum 2010, yang memberi kemenangan besar bagi para sekutu politik tentara ke tampuk kekuasaan di tengah keluhan meluasnya kecurangan dan intimidasi.

Tapi sejak menjabat tahun lalu, Presiden Thein Sein telah mengejutkan beberapa kritikus dengan melakukan reformasi termasuk penandatanganan kesepakatan gencatan senjata dengan etnis minoritas dan melepaskan ratusan tahanan politik.

Menteri Luar Negeri Hillary Clinton melakukan kunjungan bersejarah ke Myanmar pada Desember, bagian dari upaya Amerika Serikat untuk mendorong reformasi.

BACA JUGA: