JAKARTA, GRESNEWS.COM - Komisaris Utama PT Kernel Oil Pte Ltd Widodo Ratanachaitong ternyata menyeret nama pihak Istana seperti putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), hingga Sekretaris Kabinet Dipo Alam, ketika berusaha memenangkan tender di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). Informasi itu terungkap dalam dokumen pemeriksaan di tingkat penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas nama tersangka Deviardi (pelatih golf mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini), yang diperoleh Gresnews.com.

Dari dokumen pemeriksaan Rabu, 25 September 2013, terungkap adanya rekaman dan transkrip percakapan telepon antara Widodo dan Deviardi yang berlangsung pada 24 Juni 2013 pukul 21:03 WIB.

Deviardi mengakui bahwa benar antara Rudi Rubiandini dan Widodo berhubungan. Widodo disebutkan oleh Deviardi sebagai, "Cum laude di Australia dan punya tujuh perusahaan minyak di luar negeri. Widodo juga mempunyai jaringan ke Istana, Ibas, DPR, dan sampai kepada Dipo Alam."

Deviardi mengatakan semua keterangan tentang Widodo itu dia berikan kepada Rudi Rubiandini berdasarkan informasi dari Widodo sendiri.

"Maksud saya melaporkan kepada Sdr. Rudi Rubiandini bahwa apabila berhubungan dengan Sdr. Widodo, akan membuat Ibas dan Istana tenang. Saya hanya sekadar melaporkan informasi yang diberikan oleh saudara Widodo bahwa yang bersangkutan dekat dengan Istana," kata Deviardi dalam dokumen pemeriksaan. Sebagai catatan, dalam pemeriksaan KPK, Deviardi mengaku mengenal Widodo pada April 2013, ketika Rudi Rubiandini menyampaikan kepadanya bahwa akan ada orang bernama Widodo yang menghubunginya dari Singapura.

Sekretaris Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Dipo Alam, membantah mengenal Widodo. "Tidak benar dan tidak ada kaitan sama sekali saya dengan tugas saya," kata Dipo dalam pesan pendek yang dikirimkan ke Gresnews.com, Jumat (15/11). Sementara itu Ibas hingga kini belum dapat dihubungi oleh Gresnews.com.

Seperti ditulis oleh Gresnews.com sebelumnya, sejumlah perusahaan yang diduga dimiliki atau berkaitan dengan Widodo antara lain Kernel Oil (Singapura), Fortek Thailand, Fossus Energy (Malaysia), Dukkar S.A (Swiss), World Petroleum Energy (Singapura), dan Emirates National Oil Company (ENOC) Singapore Private Limited. Semua perusahaan itu mendominasi kemenangan lelang penjualan minyak dan kondensat bagian negara di BP Migas dan SKK Migas selama 2010-2013.

Saat bersaksi untuk terdakwa Komisaris Kernel Oil Indonesia Simon Gunawan Tanjaya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (14/11), karyawan Kernel, Maulana Yahya Abas, mengatakan Widodo selalu meminta kepada pejabat di SKK Migas agar perusahaannya dimenangkan dalam lelang.

Pengacara Simon, Sugeng Teguh Santosa, kepada Gresnews.com berkata, adalah tugas KPK untuk membuktikan kepemilikan Kernel Oil dan keterlibatannya dalam kasus korupsi.

Namun, Kepala Humas SKK Migas, Erlan Biantoro, kepada Gresnews.com, membantah Kernel Oil bisa mengatur tender di SKK Migas melalui Rudi Rubiandini karena penentuan pemenang ada di tangan tim lelang.

Hingga saat ini Widodo belum diperiksa KPK. Namun juru bicara KPK Johan Budi Sapto Prabowo mengatakan tidak menutup kemungkinan bagi KPK untuk mengusut dugaan keterlibatan Widodo dalam kasus korupsi di SKK Migas.

(Yudho Raharjo/TIM GN)

BACA JUGA: