JAKARTA, GRESNEWS.COM - Harga beras mengalami kenaikan sekitar 30 persen sempat menyentuh Rp12.000 per Kg. Kenaikan harga beras tersebut diluar dari perhitungan dari Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog dimana harga beras dijual Rp7.400 per Kg.

Menurut pengamat pertanian Khudori melonjaknya harga beras disebabkan beberapa faktor. Pertama, dikarenakan akibat musim panen mundur. Menurutnya musim panen yang tidak sesuai dengan jadwal karena datangnya musim hujan di luar perkiraan, dimana musim panen dijadwalkan terjadi pada pertengahan atau akhir Februari.

Jika terjadi musim panen, maka diperkirakan pasokan akan mengalami peningkatan. Sehingga harga beras akan mengalami penurunan. Kedua, karena Januari dan Februari beras raskin belum juga dibagikan kepada masyarakat.

Menurutnya raskin mempunyai pengaruh yang besar terhadap pergerakan harga beras. Pasalnya, sekitar 40 persen sampai 50 persen kebutuhan beras warga miskin dipenuhi dari raskin. Kemudian, akibat belum dibagikannya raskin membuat warga terpaksa berbelanja ke pasar demi mendapatkan beras. Sehingga membawa pengaruh besar terhadap pergerakan harga beras yang semakin tinggi lantaran banyak yang mencari beras.

"Raskin yang dibagikan itu sekitar 15,5 juta rumah tangga sasaran, yang jumlahnya 25 persen dari beras yang beredar. Jadi pengaruhnya cukup signifikan," kata Khudori, Jakarta, Selasa (24/2).

Faktor yang ketiga, pedagang yang memanfaatkan situasi tersebut untuk mencari keuntungan. Misalnya pedagang beras di pasar induk beras Cipinang memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan harga beras lantaran para pedagang tersebut menguasai pasokan beras yang banyak. Artinya para pedagang mencari momentum kenaikan harga beras untuk mendapatkan untung.

Khudori menilai operasi pasar yang sering dilakukan oleh pemerintah tidaklah efektif. Sebab operasi pasar yang dilakukan selama ini tidak tepat sasaran lantaran hanya digelar di pasar-pasar atau menggandeng mitra Perum Bulog dengan pedagang. Seharusnya pemerintah menggelar operasi pasar yang lokasinya benar-benar membutuhkan yaitu kantong-kantong kemiskinan.

"Memang butuh upaya yang tidak mudah. Seharusnya Bulog juga melakukan hal itu," kata Khudori.

Sementara itu, Ekonom dari IPMI International Business School Jimmy M Rifai Gani menduga ada pemain besar besar sekitar lima sampai delapan pedagang yang dapat mempengaruhi harga beras di dalam negeri. Menurutnya para pemain beras tersebut melakukan kolusi dengan menahan distribusi beras ke masyarakat, secara otomatis harga pasar akan terpengaruh dan menyebabkan harga beras akan naik secara signifikan.

Dia menuturkan saat ini harga beras di pasar induk beras di Cipinang sempat menyentuh Rp12.000 per Kg, padahal berdasarkan perhitungan dari Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog seharusnya dikisaran Rp7.400 per Kg. Menurutnya melonjaknya harga tersebut diduga adanya aksi spekulasi para pedagang yang memanfaatkan kondisi pasokan beras yang terbatas jelang panen raya.

"Mereka menahan distribusi beras ke masyarakat. Maka secara otomatis harga beras akan naik," kata Jimmy dalam siaran persnya.

BACA JUGA: