JAKARTA, GRESNEWS.COM - Dunia penerbangan di Indonesia semakin lama bukan semakin membaik tetapi malah semakin memburuk. Terbukti berdasarkan temuan dari International Civil Aviation Oganization (ICAO) dari tahun 2007 sebanyak 120 temuan meningkat menjadi 400 temuan di tahun 2014. Temuan tersebut bahwa penerbangan sipil di Indonesia tidak sesuai dengan International Civil Aviation City Regulation.

Pengamat penerbangan Chappy Hakim mengatakan akibat dari temuan tersebut membuat beberapa maskapai Indonesia yang ingin mengajukan rute ke Eropa langsung dilarang. Kemudian rating penerbangan Indonesia juga terpaksa harus diturunkan oleh Federal Aviation Administration (FAA).

Dia menjelaskan FAA merupakan otoritas penerbangan Amerika yang mempunyai kredibilitas paling tinggi di dunia. FAA menilai penerbangan dari dua kategori, pertama negara-negara yang menjalankan International Aviation City Regulation yang ditentukan oleh ICAO. Kedua, kategori not complied. Alhasil Indonesia masuk kedalam kategori kedua, akibat tahun 2014 temuan ICAO meningkat.

"Jadi kalau kita tidak memenuhi keselamatan penerbangan internasional dengan kata lain kita memenuhi syarat terjadinya kecelakaan," kata Chappy, Jakarta, Sabtu (21/2).

Chappy menjelaskan temuan tersebut dapat terjadi karena dalam dunia penerbangan di Indonesia mempunyai kesenjangan yang terlalu tinggi baik antar maskapai, jumlah pesawat antar maskapai, infrastruktur dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya dalam dunia penerbangan harus menerapkan tiga simpul yang harus bergulir.

Pertama, membangun displin tanpa kompromi. Kedua, mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh ICAO. Ketiga, memliki peraturan yang memiliki hukuman agar memberikan efek jera.

Dia pun mencontohkan seperti peristiwa pembajakan pesawat komersial oleh teroris Al Qaeda di bulan September tahun 2011 (9/11) hingga menabrak gedung WTC di Amerika Serikat. Akibat peristiwa tersebut, pemerintah Amerika menganggap tidak cukup mengandalkan Pentagon, FBI dan CIA.

Maka pemerintah Amerika Serikat membentuk Department of Homeland Security, kemudian tidak puas dengan Department of Homeland Security. Kemudian, pemerintah Amerika Serikat membangun lembaga baru yaitu Transportation Safety Administration.

Artinya, penerbangan sipil memiliki potensi dibajak oleh teroris. "Itu yang menyebabkan kalau kita ke Amerika, kita digeledah setengah mati," kata Chappy.

Dia menambahkan akibat dari peristiwa tersebut memicu pertumbuhan pesawat di Indonesia. Sehingga banyak pesawat-pesawat murah untuk dibeli atau disewa oleh perusahaan penerbangan di Indonesia, hal itulah yang menjadi pendorong lebih tingginya pertumbuhan pesawat dari Amerika dan Eropa.

Chappy mengatakan meskipun pertumbuhan pesawat di Indonesia mengalami peningkatan namun jumlah temuan-temuan dari ICAO bukannya malah berkurang, malah semakin meningkat. Hal itu dikarenakan jumlah temuan yang terlalu besar tersebut hanya diselesaikan oleh Kementerian Perhubungan.

"Jadi harus ada konsolidasi lembaga nasional," kata Chappy.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik Hadi Mustofa Djuraid mengaku belum mengetahui hasil temuan ICAO, dimana temuan dari tahun 2007 sebanyak 120 temuan kemudian meningkat menjadi 400 temuan di tahun 2014. Bahkan dia mempertanyakan sikap pihak terkait baik dari Kementerian Perhubungan sebelum periode Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengenai temuan dari ICAO tersebut.

Namun Hadi mengungkapkan Kementerian Perhubungan menargetkan membereskan seluruh temuan dari ICAO di bulan Juli tahun ini. Menurutnya target yang dipasang oleh Kementerian Perhubungan untuk menyelesaikan temuan dari ICAO yang diselesaikan dalam waktu hitungan bulan, mendapatkan respon pesimis dari berbagai pihak. Sebab, sulit dipercaya pekerjaan dari tahun 2007 hingga 2014 dapat diselesaikan dalam hitungan bulan.

Meski mendapat respon pesimis, Hadi mengaku Kementerian Perhubungan harus tetap mencanangkan penyelesaian temuan dari ICAO. Dia juga berharap agar KOmisi V DPR RI yang membidangi transportasi dapat memonitor kegiatan Kementerian Perhubungan.

"Jadi apa yang dilakukan pihak terkait pada saat itu ? Sehingga kemudian temuan tersebut membengkak ? Kita juga tidak tahu, kita pun terkejut," kata Hadi.

BACA JUGA: