JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Inpex Corporation dan Shell Upstream Overseas Service Ltd, tak hengkang dari Blok Masela, meskipun pemerintah  menetapkan pengembangan fasilitas pengolahan LNG dilakukan di darat. Sebelumnya, dua investor pengembangan lapangan gas abadi itu mengusulkan pengembangan kilang pengolahan dilakukan terapung karena lebih menguntungkan dan lebih cepat pembangunannya.

Namun, setelah melakukan kajian mendalam tentang pilihan antara pembangunan kilang di darat dan di laut atau terapung, pemerintah memutuskan untuk membangun kilang di darat dengan menarik pipa sepanjang 600 kilometer dari Blok Masela di Laut Arafuru Maluku ke Pulau Aru. Alasannya, pembangunan kilang di darat akan memberikan efek pengembangan ekonomi kawasan.          

Karena tidak sejalan dengan usulan dua perusahaan tersebut, muncul kekhawatiran mereka akan mundur dari komitmen mengembangkan lapangan gas Blok Masela. Namun kekhawatiran itu dibantah oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Menurut Sudirman, kedua perusahaan itu tidak akan hengkang dari Blok Masela meskipun pemerintah memilih pengembangan fasilitas pengolahan LNG di darat (onshore).

Sudirman mengatakan, pihaknya telah mengirim surat kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) untuk mengembalikan revisi rencana pengembangan Plan of Development (PoD) pada kedua investor tersebut. Bahkan, Sudirman telah meminta kepada Inpex dan Shell untuk melakukan revisi PoD sesuai skema LNG di darat.

"Bagi investor, kami minta agar merevisi rencana PoD dan biarkan investor men-digest semua usulan baru tersebut, jadi kita biarkan mereka menghitung dan revisi PoD sesuai timeframe yang ada," kata Sudirman di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (24/3).

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan Inpex dan Shell, Selasa (23/3) malam. Dalam pertemuan itu kedua pihak telah sepakat untuk merevisi PoD dari laut ke darat.

"Kami bisa simpulkan, Inpex dan Shell tidak ada rencana keluar dari Blok Masela. Hanya butuh waktu untuk menghitung ulang semuanya," kata Amien di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (24/3).

Sementara itu, pengamat energi Febby Tumiwa mengatakan, presiden memang sudah mempertimbangkan berbagai masukan dan untung-rugi. "Karena bisa jadi keputusan ini membuat rencana investasi Blok Masela mundur karena PoD harus direvisi kembali," kata Febby kepada gresnews.com, Kamis (24/3).

Febby mengatakan, semua itu merupakan tugas Menteri ESDM dan Ketua SKK Migas untuk menyampaikan kepada investor dan mengamankan keputusan ini agar tidak menjadi kebimbangan bagi Inpex dan Shell.
KEMENANGAN RAKYAT - Menanggapi keputusan pemerintah ini, Ketua Umum Serikat Aksi Kerakyatan Indonesia (Sakti) Standarkiaa Latief mengatakan, keputusan Presiden Jokowi adalah keputusan yang sangat tepat karena memberikan dampak positif kepada rakyat.

"Ini adalah kemenangan untuk rakyat, kemenangan Nawacita dan kemenangan kita semua. Keputusan presiden sudah tepat, karena sesuai dengan amanat rakyat dan konstitusi," kata Standarkiaa saat dihubungi gresnews.com, Kamis (24/3).

Dia mengatakan, semua pihak harus mematuhi perintah presiden ini, jangan sampai ada yang menghambatnya. "Kalau ada pihak  yang menghambat proyek yang dibangun di darat, maka akan berhadapan dengan masyarakat Maluku," tegas alumni FISIP Universitas Nasional (UNAS) Jakarta ini.

BACA JUGA: