JAKARTA, GRESNEWS.COM - Banyaknya kasus kekerasan yang terjadi kepada anak akhir-akhir ini membuat keprihatin berbagai kalangan. Termasuk kalangan menteri dalam Kabinet Kerja. Mereka pun menyatakan perang terhadap keberadaan pornografi.

Para menteri Kabinet Joko Widodo seperti Menteri Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan (Mendikdasmenbud) Anies Baswedan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise, serta Menteri Telekomunikasi dan Informasi Rudiantara.
Ketiganya berkomintmen menyatakan perang kepada pornografi dan juga kekerasan terhadap anak.

Mendikdasmenbud Anies menyatakan mendukung untuk menghentikan kekerasan terhadap anak. Menurut Anies, pendidikan yang dilakukan terhadap anak tidak perlu dengan menggunakan kekerasan. Sebab, mendidik arti sebenarnya adalah membuat anak merasa terlindungi, bukannya malah membuat takut.

"Kita komitmen kekerasan harus dihentikan. Kita mengajarkan para pendidik, orang tua, guru dan lingkungan, mendidik tidak perlu gunakan kekerasan, disiplin beda dengan melakukan kekerasan," kata Anies di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Minggu (14/12).

Menurut penggagas Indonesia Mengajar ini, dunia pendidikan harus menjadi tempat subur anak-anak di Indonesia. Ia berharap cara mendidik di sekolah  bisa berubah dengan menghentikan sejumlah kekerasan yang selama ini cenderung sering terjadi.

Hal itu lanjut Anies, harus dilakukan dengan aksi nyata, bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari warga, pengajar, pendidik, pemerintah untuk mendukung penghentian segala bentuk kekerasan yang terjadi selama ini.

"Kita berharap semua pihak bila ada kekerasan jangan diam, masalah terbesar adalah bukan banyak orang jahat, tapi banyak orang baik yang diam," tandasnya.

Hal senada juga diungkapkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise. Yohana menegaskan, di zaman informasi dan teknologi seperti sekarang ini, para orang tua harus lebih mengawasi anak-anaknya.

"We have to save our children, tugas mama sangat besar melihat anak-anak kita tumbuh dan terlindungi," cetusnya.

Menurut akademisi dari Universitas Cendrawasih, Papua ini, salah satu yang perlu diawasi adalah masa penggunaan internet di kalangan anak-anak. Karena saat ini penggunakan internet cenderung disalahgunakan, salah satunya yaitu dengan mengakses situs yang berbau pornografi.

"Saat ini dalam proses pembentukan satgas perempuan untuk melihat anak baik di Indonesia Timur atau Barat. Anak-anak banyak disuruh ke warnet untuk belajar mencari tugas dari kurikulum 2013.  Saya melihat mereka justru buka situs porno. Saya berharap guru juga seksama dalam memberikan tugas di warnet, jelasnya.

Selain itu, Yohana juga meminta agar seluruh institusi terkait termasuk Kemenkominfo dan juga berpartisipasi menghentikan situs porno yang berakibat terjadinya kejahatan seksual terhadap anak.

Permintaan Yohana itu langsung disambut Menkominfo Rudiantara. Menurut Rudi, hingga saat ini pihaknya terus berupaya menutup situs-situs yang memberikan peluang terjadinya kekerasan terhadap anak termasuk situs pornografi.

"Ada ekses negatif yang digunakan oleh pengguna internet. Kominfo berupaya untuk memerangi situs-situs yang memberikan peluang pada hal yang tak diinginkan. Selama kita punya anak, cucu, buyut, kita sama-sama melawan kekerasan pada anak," tegasnya.

BACA JUGA: