JAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan akan menghentikan sementara kerjasama di bidang militer, pertukaran informasi dan intelijen dengan Australia. Penghentian ini sampai ada kejelasan sikap dari Australia yang awalnya menganggap remeh masalah penyadapan pada pejabat negara dan Presiden SBY.

Skandal penyadapan Australia terhadap sejumlah pejabat Indonesia ini terkuak kepada publik setelah Guardian, ABC, dan Sidney Morning Herald, Senin lalu, melansir berita bahwa Australian Signal Directorate menyadap percakapan telepon SBY. Informasi ini berdasarkan dokumen yang dibocorkan mantan analis badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), Edward Snowden.

"Dua hari lalu ada agenda kerjasama yang kita lakukan, untuk sementara dihentikan dulu baik kerjasama pertukaran informasi dan pertukaran intelijen di antara kedua negara. Dihentikan dulu latihan-latihan bersama antara tentara Indonesia dan Australia, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan Polri," kata Presiden SBY dalam jumpa pers khusus menyikapi penyadapan Australia di Kantor Presiden, Rabu (20/11).

Sikap resmi Pemerintah Indonesia itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konperensi pers di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/11) siang, seusai melakukan rapat terbatas dengan Dubes RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, yang dihadiri oleh Menlu Marty Natalegawa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan Kepala BIN Letjen Marciano Norman.

"Pemerintah Indonesia mengharapkan sekali lagi penjelasan dan sikap resmi Australia terkait penyadapan, sebagai mana telah disampaikan Menlu Marty Natalegawa. Kami sudah meminta, dan melalui mimbar ini, saya betul-betul meminta penjelasan sikap resmi Pemerintah Australia terhadap Pemerintah Indonesia, dan sikap apa yang diambil Pemerintah Australia terhadap penyadapan itu. Kalau Australia ingin menjaga hubungan baik dengan Indonesia, saya menunggu penjelasan itu," tegas Presiden SBY.

SBY mengemukakan, pada malam ini ia juga akan mengirim surat untuk sekali lagi meminta penjelasan resmi Australia terhadap penyadapan itu. Presiden mengatakan, ia mengetahui rakyat kesal dan marah atas apa yang dilakukan Australia yang melakukan penyadapan terhadap para pejabat tinggi Indonesia.

Namun demikian, dalam hubungan antar bangsa, di dalam menghadapi situasi tertentu, Presiden mengingatkan, bahwa kita tidak boleh terlalu emosional, dan mesti tetap rasional. "Apa yang akan kita lakukan menyusul penyadapan akan menentukan hubungan Indonesia- Australia, dan masa depan hubungan Indonesia - Australia yang sesungguhnya selama ini terjalin dengan baik," ujar Presiden.

SBY juga meminta coordinate military operations terkait dengan penyelundupan imigran gelap ke Australia dihentikan sementara. Australia membutuhkan bantuan Indonesia untuk mengatasi permasalahan penyelundupan manusia ini. "Masalah imigran gelap ini sudah menjadi masalah yang merepotkan Australia dan Indonesia," kata dia.

Indonesia, kata SBY, juga meminta adanya code of conduct dan guide of principal atas sejumlah kerja sama turut dihentikan. "Protokol ini nanti sifatnya mengikat dengan jelas dan dijalankan," ujarnya.

Sambil menunggu apa yang akan disampaikan Pemerintah Australia melalui Perdana Menteri Tonny Abbott, Presiden SBY masih berharap, Indonesia dan Australia masih bisa menjalin hubungan dan kerjsama yang baik setelah kedua negara mengatasi masalah ini.

Sementara itu Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyatakan penyesalan mendalam dan tulus atas ketidaknyamanan akibat pemberitaan mengenai skandal mata-mata Australia terhadap SBY. Pernyataan Abbott dikemukakan hari Rabu (20/11) ini dalam sesi sidang di Parlemen Australia.

Abbott sebelumnya menolak meminta maaf. Ia mengatakan Australia tidak harus meminta maaf ataupun menjelaskan tentang operasi intelijen dan langkah-langkah yang diambil untuk melindungi negara.

"Saya menyatakan penyesalan yang mendalam dan tulus atas ketidaknyamanan Presiden Yudhoyono, yang adalah sahabat Australia, mungkin salah satu sahabat terbaik yang dimiliki Australia di dunia," kata PM Abbott.

"Dan saya memahami bagaimana laporan itu menyakitkan secara pribadi bagi Yudhoyono dan keluarganya. Saya berniat melakukan segala yang mungkin untuk membangun dan memperkuat hubungan dengan Indonesia, yang begitu penting bagi kedua negara," ujar pemimpin Partai Liberal ini.

(dtc/GN-04)

BACA JUGA: