JAKARTA, GRESNEWS.COM - Bupati Tapanuli Tengah non aktif Raja Bonaran Situmeang yang kini berstatus tersangka dalam kasus penyuapan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar kembali menyindir perilaku pimpinan KPK. Menanggapi dilaporkannya sejumlah pimpinan KPK ke Polisi, Bonaran menyatakan KPK sedang mendapat balasan akibat kriminalisasi mereka terhadap dirinya sejumlah pejabat lain yang juga ikut menjadi pesakitan.

Awalnya, para awak media menanyakan bagaimana perkembangan kasus yang dihadapinya. Bonaran menjawab bahwa saat ini pemberkasan perkaranya telah rampung dan siap dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. "Iya, sudah P21, sidangnya disini dong, masa di Tapteng (Tapanuli Tengah-red)," kata Bonaran di Gedung KPK, Kamis (29/1).

Ditanya mengenai pembelaannya  di Persidangan nanti. Bonaran mengatakan pembelaan tidak perlu dilakukan karena ia memang tidak mengenal Akil Mochtar. Dalam kasus ini Bonaran disangka menyuap Akil yang ketika itu menjabat Ketua MK. "Pembelaannya tak pernah kita lakukan itu. Saya gak kenal Akil. Gimana kita bisa nunjuk orang yang gak dikenal. Akil mochtar bukan hakim
perkara pilkada Tapteng, buat apa disuap?" Tandasnya.

Hanya saja Bupati non aktif Tapanuli Tengah  mulai ngelantur saat ditanya soal perasaannya ketika mengetahui berkasnya telah rampung. Ia malah menyindir Bambang Widjajanto. Ia meminta Wakil Ketua KPK untukk fokus mengurus perkaranya. Ia bahkan menyindir soal surat pengunduran diri Bambang yang hanya disampaikan kepada  Abraham Samad.

"Loh, kita sih seneng-seneng aja bahwa perkara ini berjalan. Kembali kita jelaskan, bilang sama Bambang supaya fokus dia urusi perkaranya. Kalau ngajukan pengunduran diri jangan ke KPK, tapi ke presiden," ujar Bonaran.

Tak hanya itu, Bonaran juga meminta Bambang agar tidak menggunakan jasanya sebagai penasehat hukum. Sebab, saat ini dirinya sedang sibuk di ruang tahanan bersama adik Gubernur Banten non aktif Tubagus Chaeri Wardhana (Wawan).

Bonaran juga menyidir soal beredarnnya foto mesra Ketua KPK Abraham Samad dengan salah satu pemenang kontes kecantikan. "Dia harus cari pengacara yang profesional jangan saya. Saya lagi sibuk di guntur melantai bersama TCW. Dan luar biasa loh ada ketua KPK yang gambarnya syur. saya kira TCW lebih sadis, rupanya lebih sadis dari TCW ya," imbuhnya.

Mantan pengacara Anggodo Widjojo ini juga mengomentari soal kriminalisasi pimpinan KPK . Menurutnya KPK sedang mendapat balasan akibat kriminalisasi lembaga antirasuah ini kepada sejumlah pejabat yang juga ikut menjadi pesakitan.

"Kami adalah korban dari krimialisasi KPK bukan hanya KPK yang dikriminalisasi tapi kami korban kriminalisasi. Saya, Budi Mulya, Andi Mallarangeng," cetusnya.

Bonaran  juga mempersoalkan kesalahan yang dilakukan rekan-rekannya sesama narapidana yang kini mendekam di penjara. Yang menurutnya menjadi fatal di tangan KPK.  Misal mantan Deputi Bank Indonesia Budi Mulya yang terjerat kasus Bank Century hanya karena hadir dalam rapat yang digelar Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Sedangkan Andi Mallarangeng hanya khilaf mengizinkan adiknya menggunakan ruangan Kemenpora untuk rapat proyek Hambalang.

BACA JUGA: